Bab.16. Jodoh untuk Dian

70 0 0
                                    

Dian duduk termangu dikamar, menatap kosong kearah taman dibalik jendela kamar nya. Drama apapun yang telah dimainkan nya tadi sungguh memalukan!.
Apa dia sudah sebegitu putus asa nya sampai meminta di cari kan jodoh?. Selama ini banyak pria mengejar nya, jadi dia tidak pernah risau tentang mencari pasangan. Namun mungkin karena menganggap dirinya sendiri terlalu tinggi Dian selalu mudah memutuskan hubungan begitu dia merasa bosan. Hingga akhirnya ia bertemu Robby. Pria itu sempurna Dimata nya. Robby tampan, pintar dan romantis. Selalu membuat dirinya merasa dipuja dan di cintai.

Namun kenyataan kadang terlalu pahit untuk dipahami, pria itu tidak lebih dari seorang Playboy yang penuh rayuan gombal. Mungkin ini karma nya mengingat dulu berapa mudah nya dia mencampakkan orang. Itulah mengapa Dian mencoba bertahan dengan nya. Tapi kesabaran Dian ada batas nya dia bukan orang suci, jadi ketika Robby selingkuh untuk kedua kalinya, itu yang tertangkap basah oleh Dian hingga Robby tidak bisa mengelak. Sebelum nya Dian beberapa kali melihat Robby jalan dengan wanita yang berbeda -  beda namun dia selalu mengelak kalo para wanita itu hanya teman Nya. Dian memutuskan untuk meninggalkan Robby. Jika dia bertahan cowok macem Robby akan semakin semena - mena menginjak injak hati nya.

Nampaknya Robby tidak menyangka Dian akan minta putus darinya. Dia berusaha membujuk Dian untuk kembali, sayangnya hati Dian sudah menjadi dingin pada Robby bahkan jika Robby berpura - pura menangis darah pun hati tidak akan tergerak. Dian menyadari hal itu bukan tanpa sebab, seseorang berlahan namun pasti masuk ke dalam hatinya, meski pun orang itu tidak menyadari nya.

Dian adalah wanita modern yang berani dan penuh percaya diri, dia bisa saja menyatakan perasaannya duluan, namun pria ini berbeda agak sedikit konservatif, karena khawatir pria ini lari jika dia terlalu berterus terang maka yang bisa dilakukannya hanyalah memberi petunjuk agar pria tersebut yang dahulu menghampirinya.

####

Lamaran Fadhli terpaksa diundur sebulan karena keadaan yang tidak terduga ini. Pagi itu papa langsung menelpon ustad Bahru untuk mengabarkan apa yang terjadi dan meminta waktu. Satu bulan waktu yang di minta untuk mencari jodoh buat Dian dan jika sampai satu bulan ada atau tidak ada jodoh yang cocok buat Dian, pernikahan Fadhli tetap akan dilaksanakan.
Fadhli yang sudah lama merindu jelas kesal dan sebal pada Dian, jika bukan karen Layla menyuruhnya bersabar dia rasanya ingin marah - marah kepada kakaknya Dian yang jadi penghalang cinta nya kini.
Dikantor Fadhli hanya duduk sambil memutar - mutar pena gelisah, otak nya sedang tidak mau bekerja, sebentar - sebentar dia mendesah panjang. Mahdi menyenggol Akmal sambil memberi kode melirik ke arah Fadhli, maksud nya agar Akmal berbicara pada Fadhli namun kali ini Akmal juga kelihatan tidak fokus, kelihatannya sesuatu sedang dia fikirkan. Tanpa sadar dia juga mendesah panjang membuat Mahdi mengernyit dahi.
" Mal... lo ko ikut - ikutan mendesah juga sih, yang ditunda nikah nya Fadhli kenapa lo ikutan galau, kayanya di ruangan ini yang normal gue doang ya.." celetuk Mahdi.
Akmal yang sedang tidak mood meladeni gurauan Mahdi hanya diam saja dan berdiri.
"Gue mau ke pasar beli bahan makanan, kalian mau pesen dimasakin apa?"
Mendengar tawaran Akmal, Fadhli dan Mahdi saling bertatapan, jangan sampai peluang makan enak terlewatkan. Karena belakangan ini kalo bukan mereka yang mohon - mohon jarang Akmal mau masak.
"Bikinin nasi liwet, jengkol ama daging di masak angen lada ya mal" pinta Mahdi, sudah lama sekali semenjak terakhir mereka makan masakan khas Serang itu.
"Jangan lupa sayur daun pepaya pake teri nya mal" tambah Fadhli
Akmal mengangguk, dia menyambar kunci mobil diatas meja Fadhli dan langsung pergi. Fadhli dan Madhi lagi lagi bertatapan, kenapa dengan bocah ini? Kalo dia tiba tiba nawarin diri masak begitu artinya ada yang sedang dia pikirkan. Tapi walau begitu mereka berdua tetap memanfaatkan keadaan untuk makan enak.
"Kalo orang gak tau sih pasti dikiranya yang gagal ngelamar tuh si Akmal bukan lo Fahd"
Fadhli tertawa mendengar celetukan Mahdi.
" ho'oh, gw juga heran kenapa dia jadi badmood gitu, padahal tadi pagi dia baik baik aja tuh".
###
Akmal yang baru hendak masuk mobil tiba - tiba teringat sesuatu, dia mengambil ponsel nya dan menelpon sebuah nomor.
Dian terlonjak kaget ketika ponsel nya tiba-tiba berdering, bukan karena bunyi ponsel nya tapi nama yang muncul dilayar ponselnya lah yang membuatnya kaget. Dia menarik nafas panjang menenangkan diri sebelum akhirnya memencet tombol hijau dilayar ponselnya.
"Hi.. Mal"
"Assalamualaikum.. ka"
"Walaikum salam " tersipu malu Dian menjawab, dia selalu saja lupa mengucap salam.
"Ka.. aku mau ke pasar nih, mau masak hari ini. Kakak mau aku masakin apa?"
Masak?? Dian berseru dalam hati, selalu begitu di saat perasaan hati nya tidak enak Akmal selalu membuatkannya sesuatu. Bukan hanya karena masakannya Akmal yang diakuinya memang enak, tapi lebih keperhatiaannya yang membuat perasaan hati Dian selalu membaik setelah memakan masakannya.
Tapi untuk kali ini Dian rasa masakan tidak cukup dia ingin sesuatu yang lebih.
"Mal ikut dong ke pasar"
"Ikut??" Akmal sedikit terkejut dengan permintaan Dian yang tidak biasa.
"Iya jemput sekarang ya"
"Tapi ka..."
"Ih.. ga pake tapi, aku siap-siap sekarang ya. Awas jemput nya ga pake lama. Assalamualaikum" Dian langsung menutup ponsel nya tidak menyisakan ruang untuk Akmal menolaknya.
Termangu Akmal menutup ponsel nya, permintaan Dian cukup aneh kali ini tapi meskipun begitu Akmal tau dia tidak bisa menolaknya. Dia selalu merasa tidak senang saat melihat Dian sedih, pagi ini pun melihat Dian menangis suasana hatinya ikut berubah buruk rasanya dia ingin melakukan apasaja untuk membuat Dian kembali ceria seperti yang selalu di kenalnya.
####

Belanja kepasar cukup melelahkan, mereka berputar- putar mengintari seluruh pasar menurut Dian. Sekalian kepasar Akmal belanja menyetok bumbu- bumbu yang Dian baru tau kalo ada. Meskipun begitu Dian merasa sangat senang dan semangat. Setelah meletakan belanjaannya di meja dapur Dian duduk di kursi tidak jauh dari situ. Tiba - tiba Akmal menyodorkan gelas air putih didepannya.
"Terima kasih" Dian mendongkak menatap Akmal, sebuah senyum dikombinasikan dengan tatapan lembut terlihat disana. Dian terbatuk- batuk tersedak karenanya. Belakangan ini hati nya terasa mendesir jika melihat dua kombinasi tersebut di wajah Akmal.
Akmal dengan cemas reflek menepuk nepuk lembut bahu belakang Dian.
"Kamu gak apa Ka..?"
Dian menggeleng, untuk menghilangkan canggung dihati nya Dian berdiri dan menyambar sebuah pisau tidak jauh dari nya
"Mau masak apa hari ini, sini aku bantu"
Akmal tersenyum geli
"Yakin ka.." ada nada menggoda dalam suara nya
Dian menatap Akmal dengan tatapan awas jangan meremehkanku, berpura pura merasa tersinggung meski dalam hati dia merasa senang dengan nada bicara Akmal yang tidak biasa padanya.
Akmal mengangkat kedua tangannya melihat tatapan itu seperti menyerah, oke lakukan apa mau mu, dengan senyuman dan kerlingan yang tanpa sadar dibuatnya.
Dalam benak Dian dia pernah beberapa kali membayangkan adegan ini, memasak dengan seorang yang disukainya sambil becanda didapur. Oke.. dia pernah melihatnya di drama dan menurut nya kegiatan ini sangat romantis dan intim walau sederhana. Tapi tentu pria disampingnya tidak berpikir demikian, dia adalah pria berpikiran paling lurus yang pernah Dian kenal.
Dian tidak ingat kapan mereka menjadi dekat rasanya semua berjalan alami begitu saja. Awalnya mereka cuma menyapa sekedar basa basi untuk sopan santun saja, karena statusnya sebagai kakak dari sahabat pria disamping nya. Namun lama kelamaan mereka mulai mengobrol banyak hal dan Dian mendapati bahwa meski lebih muda pria disampingnya ini menyenangkan menjadi teman bicara dan jauh lebih dewasa darinya. Tanpa sadar Dian mulai membuka diri menceritakan banyak hal tentang dirinya pada Akmal, dan dia selalu dengan penuh perhatian mendengarkannya dan memberikan nasihat jika diperlukan. Tidak ada rasa bosan atau menghakimi dalam wajahnya membuat Dian semakin banyak bercerita pada Akmal. Ketulusan dalam sorot matanya membuat Dian merasa nyaman.
Bukan hanya mengobrol jika bertemu mereka juga mulai saling kontak, bercerita banyak hal bahkan yang sepele atau Dian sering menggangu nya dengan menitip dibelikan sesuatu kepada Akmal. Namun pria disampingnya tidak pernah mengabaikannya. Lama kelaman harapan tumbuh di hati Dian namun dia tau meski dia adalah wanita idaman banyak pria namun bukan wanita idaman pria di samping nya, Dian rasa wanita idamannya tipe tipe wanita seperti Layla pacar Fadhli adiknya. Baru kali ini Dian merasa iri kepada wanita lain.



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ku Tunggu Kau Di PelaminanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang