Irene membawa masuk kim taehyung dirumah sewanya yang sempit, kebetulan ia juga baru membeli soda saat perjalanan pulang.
"seperti ini tempat tinggalku." irene menyiapkan minum dan makanan kecil untuk tamu yang tak terduga. Taehyung mengamati sekitar ruangan, walaupun terlihat sempit, rumah ini rapi dan sepertinya nyaman.
Irene datang membawa makanan serta minuman, ia duduk berhadapan dengan taehyung, karena tempat duduk hanya ada meja kecil tanpa kursi.
"kau bekerja direstoran itu, kupikir kau sudah sukses."
Betapa malunya irene, dulu taehyung pernah memberikan nasihat padanya, tapi beginilah nasib irene, ia seperti pengemis sekarang, tanpa pekerjaan.
"hn, tapi sekarang tidak."
Mendengar jawaban irene, taehyung menyimpulkan, sepertinya irene baru saja kehilangan pekerjaanya.
"hei, apa yang membuatmu kemari, apa hanya karena kau melihatku waktu itu, lalu kau mencariku."
Sebenarnya taehyung hanya ingin memastikan tapi ia terlanjur bertemu dengan gadis jembatan sungai han tersebut.
"aku hanya ingin memastikan bahwa itu bukan kau, tapi ternyata benar."
"hmm, kau meledeku karena aku belum sukses, hei kau pikir mudah."
Taehyung terdiam, ia sedikit menyunggingkan senyum, irene pribadi yang baik menurutnya.
Setelah itu irene bercerita pada taehyung tentang apa yang ia alami sampai ia hidup susah sendiri di seoul.
Duaarrrrrr
Irene tersentak, bunyi petir sangat kencang, jendela rumah irene terbuka, irene segera menutupnya "sepertinya akan ada hujan badai, angin sangat kencang."
Taehyung tersentak, sebelum hujan badai turun, ia segera pamit untuk pulang, ia takut terjebak diruangan ini bersama irene.
"aku harus pulang."
"bawa ini, bukankah mobilmu jauh dari sini." irene memberikan payung kepada kim taehyung, ia segera membuka payung itu, tapi sialnya hujan turun dan sangat deras, angin kencang sekali.
"masuklah, apa kau mau menerobos badai ini."
Lalu taehyung masuk kembali dirumah irene "anggap saja ini balas budi, dulu kau menolonhku, sekarang aku menolongmu dari badai." ucap irene.
"perhitungan, ini tidak bisa dianggap sebagai balas budi, kau masih berhutang nyawa padaku"
Kruuukkkkkk
Perut taehyung berbunyi, irene memandang taehyung yang sedang memegangi perutnya.
"lucu sekali, kau lapar"
"karena aku belum memasukan apapun pada mulutku" ucap kim taehyung dengan kesal.
"sepertinya masih ada ramen dialmariku." irene pergi melihat isi almarinya,.. Sedangkan taehyung ia mencoba menghubungi seseorang tapi sepertinya tidak ada sinyal.
"heol, sejak kapan almari menjadi tempat menyimpan makanan." ucap kim taehyung.
Beberapa menit kemudian....
Satu panci penuh ramen terhidang dimeja, dengan makanan pendamping. "makanlah." ucap irene.
Tanpa ragu, taehyung memakan ramen tersebut, pertama kali ia memakanya rasanya agak aneh, tapi kedua kalinya ia memakan ramen, rasanya semakin enak.
"wahhh, enak sekali, aku baru mencoba makanan ini."
Irene terkejut mendengar ucapan taehyung, baru pertama katanya, lalu apa yang ia makan selama ini, aaaa kim taehyung orang kaya jadi apapun makananya pasti telah diatur.
Taehyung menghabiskan ramen tersebut, padahal irene belum sempat mencicipi ramen buatanya.
"haaaahhh, lezat."
"benarkah." ucap irene dengan tatapan tajam.
"kau menghabiskan semuanya, aku bahkan belum sempat memakanya, itu ramen terakhirku, aku tidak punya uang lagi untuk membeli makanan, dasar merepotkan."
Taehyung menjadi malu, ia menghabiskan ramen itu sendiri, "hei, jangan marah, aku akan menggantinya, bahkan aku bisa membelinya berlusin-lusin."
"menyebalkan, kau membuatku semakin susah."
Setelah itu irene menyiapkan tempat tidur, hanya ada 1 kasur lantai dan sepasang bantal guling.
"ini pembatas, jika kau sampai melewati ini, aku akan mengusirmu keluar."
Ini pertama kalinya irene berbagi kamar dengan orang lain, dan orang itu laki-laki, ini juga pertama kalinya kim taehyung tidur dilantai dan bersama seorang wanita.
Irene sudah terpejam, namun taehyung belum memejamkan matanya, ia menaruh tangan kananya dikepala sebagai bantal, taehyung menatap langit-langit sambil mendengarkan suara hujan dan badai yang kencang.
"seperti ini rasanya hidup susah, selama ini aku tak pernah hidup susah, hei, irene, kau sudah tidur."
Taehyung menoleh ke irene, ia mendengar bunyi dengkuran halus.
Pagi harinya, irene bergelung dengan selimut tebalnya, tubuhnya menjadi berat, lalu ia menoleh kebelakang dan mendapati taehyung memeluknya, guling sebagai pembatas taehyung gunakan sebagai bantal.
"dasar brengsek." ucap irene sambil memukul jidat taehyung dengan jidatnya pula.
"aww,.."taehyung mendesisi sambil memegangi dahinya yang terbentur sesuatu.
"kau mencari kesempatan, dasar menyebalkan."
"yak, aku tak sengaja, lagipula aku tidak bisa tidur tanpa memeluk sesuatu, aku memakai guling untuk bantal karena keras, aku tak bisa tidur.
"menyebalkan."
Pertengkaran kecil dipagi hari yang cerah setelah hujan badai. Taehyung merapikan dirinya dan bergegas pulang, ia meninggalkan kartu namanya kepada irene.
"jika kau membutuhkan bantuan datang saja, disini alamatnya sudah jelas, baiklah, terimakasih mengijinkanku menginap disini."
Kemudian taehyung pergi, ia kembali keapartemenya dan segera membersihkan diri, sedangkan irene ia masih mengamati kartu nama yang taehyung berikan padanya.
"apa kartu ini bisa merubah nasibku, atau akan membuatku semakin sialll, haahhhh membingungkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect For Life
General FictionIrene pikir hidupnya akan selalu sial, sudah sebatang kara dan mengalami kesusahan yang selalu datang menimpanya. Kim taehyung tak menyukai kebohongan, seseorang melukai hatinya, dan membuatnya harus berfikir wanita memang tidak pantas mendapatkan...