Jimin masuk ke dalam ruangan taehyung, ia membawa sesuatu ditanganya.
"yak, kenapa semalam ponselmu tidak bisa aku hubungi, apa kau sedang berkencan."
"tutup mulutmu."
Srakk
Jimin menaruh sebuah lembaran dimeja taehyung, ia hanya meliriknya sebentar dan fokus pada dokumen yang sedang ia teliti.
"lusa, aku dan seulgi akan menikah, datanglah, tapi kau harus membawa pasanganmu, dipesta pernikahanku tidak menerima orang yang datang sendirian"
"akan kupikirkan."
"yakk, kau masih memikirkan, kau tidak ingin datang pada pesta pernikahan teman akrabmu sendiri?"
Taehyung mulai jengah, pekerjaanya sangat banyak dan jimin mengganggunya."aku akan datang jika kau pergi sekarang." mendengar nada ucapan taehyung yang sepertinya sedang kesal, jimin segera keluar dari ruangan tersebut.
"apa aku harus mengundang joy juga?" ucap jimin sambil berjalan menuju ruanganya.
***
Irene menatap dirinya dicermin, ia masih bimbang apakah penampilanya norak atau kampungan, sama saja."apa yang ini, yang ini, haduh, kenapa aku gugup seperti ini, padahal aku hanya ingin memastikan mulutnya tidak hanya omong kosong."
Setelah selesai memilih baju, irene pergi menuju kantor kim taehyung. Sesampainya disana, ia takjub kantor yang megah dan tampak menembus cakrawala, sangat mustahil pemimpinya adalah kim taehyung.
"maaf, anda sedang mencari siapa?" tanya resepsionis saat melihat irene kebingungan dilobby.
"ah, saya ingin menemui seseorang, ini... "ucap irene sambil menyerahkam kartu nama yang bertuliskan kim taehyung.
Resepsionis tersebut mengambil kartu nama itu, ia sedikit terkejut, wanita ini memiliki kartu nama presidir perusahaan.
"baiklah, seseorang akan mengantarkan anda menuju ruangan presidir."
"ya, terimakasih."
Irene memasuki lift, ia sudah sampai sejauh ini untuk bertemu kim taehyung, sesampainya didepan ruangan kim taehyung.
"presidir ada didalam, permisi."
Irene mengetuk pintu dengan ragu, ada sahutan dari dalam dan irene masuk. Irene melihat kim taehyung dengan pakaian santai duduk dikursinya, dan sepertinya ia sibuk.
"hai." ucap irene gugup, mendengar suara itu, taehyung segera mendongak, ia melihat irene berada didepan pintu ruangan. Terkejut, karena irene berada dikantornya sekarang.
"kau,...... "
"embb, aku hanya ingin memastikan saja, kalau kau tidak berbohong" ucap irene sambil memainkan kaki kananya dan menatap lantai.
"mendekatlah." irene mendekat kearah taehyung, irene berdiri didepan meja kerja taehyung. Taehyung menutup dokumenya, dan ia segera menghampiri irene.
"sekarang kau percaya?"
"apa semua ini milikmu?"
"tentu saja, kau pikir siapa pemiliknya." ucap taehyung yang sedikit menyombongkan diri.
Irene sebenarnya ingin menanyakan apakah ada bagian kosong diperusahaan ini, namun ia sedikit ragu, terlebih lagi ia belum memiliki pengalaman bekerja dikantoran.
"apa kau kemari untuk melamar pekerjaan." pertanyaan taehyung membuay irene terkejut, taehyung pintar sekali membaca pikiran orang lain.
"apakah ada." jawab irene to the poin, taehyung menyeringai cepat sekali irene menjawabnya, sangat mudah ditebak.
Taehyung sendiri juga bingung, semua bagian telah penuh, ia berfikir sejenak, lalu ia melirik pada selebaran yang jimin berikan tadi.
'apa mungkin aku membawanya ke pesta jimin, dia senang sekali mengoloku, jika aku tidak membawa pasangan, akan ku manfaatkan ini.'(kim taehyung)
Taehyung berdiri, ia berjalan kearah jendela, menatap pemandangan diluar jendela. Irene tak lepas dari Pandanganya ke taehyung, ia mengamati seluruh gerak gerik kim taehyung.
"aku punya syarat untukmu."
"apa."
"lusa aku akan menjemputmu, dan kau harus ikut, tanpa ada penolakan, jika tidak mau aku tidak bisa memperkerjakanmu disini."
Irene mengangguk begitu saja, sepertinya ia benar-benar membutuhkan pekerjaan itu.
"pulanglah, aku masih sibuk, atau kau bisa menemaniku dan aku akan mengantarmu pulang."
"tidak, lebih baik aku pulang sendiri." irene keluar dari ruangan taehyung, taehyung tersenyum senang, keberuntungan lebih memihak padanya.
Pernikahan jimin.....
Taehyung melihat irene yang tak nyaman menggunakan gaun yang ia berikan, sebelumnya taehyung menjemput irene ia membawa irene ke salon setelah itu mereka pergi ke pesta pernikahan jimin.
"bisakah aku dimobil saja, semua ini menyiksaku."
Taehyung melirik irene yang tampak kesusahan dengan hill tersebut. "Kemarilah", taehyung mengulurkan tanganya tanpa berfikir panjang irene menerimanya, mereka berdua masuk ke dalam gedung.
"seulgi, kau kah itu."
"ommmo, irene."
Taehyung dan jimi. Hanya menatap keduanya, ya, irene dan seulgi dulunya teman smp, lalu seulgi pindah ke busan.
Setelah itu mereka berdua berbincang, taehyung dan jimin hanya memandangnya sambil meminum segelas wine.
"dunia memang sempit."
"seharusnya aku tak mengajaknya" ucap taehyung yang langsung saja mendapat deathglare dari park jimin.
"apa dia kekasihmu, dia cantik, dan sangat keibuan."
"benarkah?"
"hummm"
Setelah acara selesai irene dan kim taehyung pamit untuk pulang, setelah ini mereka ada suatu urusan yang sangat penting.
"irene, aku akan merindukanmu, ku harap kita bisa berkumpul lagi."
"huummm."
Happy wedding
Park Jimin and Park Seulgi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect For Life
General FictionIrene pikir hidupnya akan selalu sial, sudah sebatang kara dan mengalami kesusahan yang selalu datang menimpanya. Kim taehyung tak menyukai kebohongan, seseorang melukai hatinya, dan membuatnya harus berfikir wanita memang tidak pantas mendapatkan...