Klik ⭐ sebelum membaca dan tinggalkan 🗨️ diakhir cerita
~~~
"Kamu---" Omongan orang itu terputus saat Zia menyelak.
"Jangan aku-kamu nanti baper eaakk," Zia terkikik geli saat selesai berbicara seperti itu "Ck, lepasin dulu ini tangan!" Lanjutnya.
"HEH LU! LU KAN YANG KEMAREN NGOMONGIN GUA DI PEROSOTAN!" Setelah berbicara seperti itu cowok itu melepaskan tangannya lalu mencium pipi Zia sekilas.
"Idih, cium cium"
Saat Zia berbalik dia melihat Ivan sedang tersenyum lebar.
"Buang buang waktu gua aja njir" Omel Zia
"Hehehe peace, abisnya, tadi pas lu jalan sendiri keliatan banget sih jonesnya, ya gua mah kasian aja gitu ngeliat sepupu gue jalan sendirian, yaudah gua bawa kesini deh." Ucapnya panjang lebar
"Kenapa gak narik gua ke parkiran aja manusiaaa"
Ivan hanya mengedikan bahunya acuh lalu berjalan meninggalkan Zia sendirian.
Zia langsung menyusul Ivan dan berjalan ke arah parkiran sambil sesekali tertawa karna mendengar lawakan orang disebelahnya.
"Lama bangett"
"Lu ke toilet apa ke Arab hah? Lama amat!"
"Betah banget di toilet, bingung gua mah"
"Hehehe iya, iya maap." Kata Zia sambil cengengesan saat melihat ketiga temannya sudah kesal karena terlalu lama menunggu nya.
Tanpa menunggu aba aba ketiga temannya segera masuk kedalam mobil yang disusul oleh Zia.
"Hari ini ada jadwal pemotretan gak?" Tanya Zia yang masih tetap fokus menyetir.
"Ada, langsung aja yuk." Jawab Iky sambil memeriksa buku catatan jadwal mereka.
Iky yang memang bertugas untuk memegang jadwal pemotretan dan hal lain nya. Sementara Zia bertugas menyetir jika mereka hanya berempat, tanpa Kak Vera dan Reva, sementara Kiya dan Firdha membantu Iky, Zia atau yang lain, sementara Kak Vera dan Reva yang bertugas mengatur jadwal dan lain lain.
Tanpa menjawab Zia langsung melajukan mobilnya menuju tempat yang baru disebutkan oleh Iky.
~~~
Hari ini merupakan hari yang cukup melelahkan bagi Zia dan sahabatnya.
Mereka baru pulang jam delapan malam dari tempat pemotretan dan baru sampai kerumah masing masing sekitar jam sepuluh-an.
Tin tin
Zia membunyikan klakson mobil dan pagar rumahnya langsung dibuka oleh pak Dodi sang satpam dirumahnya.
Zia segera menjalankan mobilnya masuk setelah mengucapkan 'terimakasih' dan tersenyum kepada pak Dodi.
Zia mengambil tas nya setelah memarkirkan mobilnya dibelakang mobil sang papa lalu berjalan masuk.
Ceklek
Zia terkejut saat membuka pintu ia langsung melihat keempat kakaknya dan Ivan didepan pintu sambil bersedekap dada.
"Dari mana aja?" Nada dingin itu terlontar dari mulut kakak tertuanya.
"Eee...dar---"
"Jawab yang jujur." Kini nada dingin itu bukan dari kakak tertuanya melainkan dari sepupu nya.
"Dari rumah temen." Bohong Zia. Ya, Zia memang hanya memberi tau mama dan papanya saja bahwa dia seorang model.
"Kenapa gak ngabarin?" Tanya Ozan dengan suara lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fauzia
Teen Fiction• Sumber Cover : Pinterest • Menceritakan seorang remaja perempuan yang memiliki sifat cantik, baik, ceria, dan cerewet Tetapi, dibalik sifatnya yang cerewet dan ceria itu sebenarnya ia menyembunyikan banyak sekali luka Dengan orangtua tiri nya yang...