Keesokan harinya, Agni bangun dengan semangat. Sambil berganti baju, ia bernyanyi dengan riang. Hari ini Agni memakai dress warna biru laut dengan renda - renda yang cantik. Agni segera menuju ke ruang makan. Tanpa sadar, saat ia sedang sarapan, ia sering senyum - senyum sendiri. Hal itu membuat ibu keheranan akan tingkah Agni.
"Agni, ada apa denganmu, Nak? Mengapa engkau tersenyum - senyum sendiri? Apa ada yang membuatmu senang?" tanya ibu keheranan.
"Tidak ada apa - apa, Bu. Hanya saja, kemarin aku bertemu teman baru. Mereka sangat baik dan ramah, Bu. Tapi, ada satu orang yang sifat nya dingin sekali, Bu. Tapi tak apalah, Bu, yang penting Agni punya teman," kata Agni panjang lebar.
"Ibu senang, kalau kamu punya banyak teman. Cepat habiskan makananmu! Setelah itu bantu ibu di dapur ya," kata ibu tersenyum senang. Agni pun segera menghabiskan makanannya dan segera membantu ibu di dapur.
"Bu, bolehkah aku menjaga toko hari ini?" tanya Agni sambil tersenyum.
"Baiklah, kalau itu maumu. Oh ya, daftar harganya ibu tempel di dinding. Jadi, kalau ada pelanggan, kau bisa melihat harganya di situ," kata ibu. Sambil bernyanyi dan menari, ia membersihkan toko dengan semangat.
Di tempat lain, Alpha, Steven, dan Stuward sedang berjalan - jalan di desa. Selama mereka berjalan, Alpha dan Steven selalu berceloteh ria. Sementara Stuward hanya diam saja dengan sikap stay cool.
"Ngomong - ngomong, apakah kalian lapar?" tanya Alpha.
"Tentu saja, aku sangat lapar, aku ingin segera makan croissant favoriteku, mungkin dengan sedikit coklat di atasnya, pasti... pasti akan sangat nikmat bila aku bisa memakannya. Bagaimana dengan mu, Stu? Apakah kau juga lapar?" kata Steven panjang lebar sambil membayangkan makanan favoritenya.
"Hn," kata Stuward singkat.
"Baiklah kalau begitu, bagaimana kita mampir ke toko roti itu?" tunjuk Alpha.
"Ayo! Croissant, aku datang!" kata Steven bersemangat.
Sedangkan Alpha dan Stuward hanya bisa geleng - geleng kepala melihat kelakuan sahabat mereka yang abnormal itu.
KLING...TING
"Selamat pagi, apakah ada yang bisa saya bantu?" kata Agni tersenyum ramah.Tak sengaja pandangan Agni dan Stuward bertemu. Waktu terasa berhenti berputar, mereka saling bertatapan cukup lama, mungkin saja akan terus begitu sampai sebuah suara menginterupsi mereka.
"Hai Agni, apa kabar? Kau sedang apa di sini? Apakah kau juga mau membeli roti?" sapa Alpha.
"Oh.. hai. Kabarku baik. Aku sedang menjaga toko roti, ada yang bisa ku bantu?" tanya Agni sambil tersenyum ramah.
"Kalau begitu aku pesan 2 donat bertabur keju ya, dan....,"
"Dan aku pesan 2 croissant lapis coklat ya!!" potong Steven sangat bersemangat. Sementara Alpha yang perkataannya terpotong hanya bisa menatap Steven kesal.
"2 Bagel original " singkat Stuward.
"Baiklah, tunggu sebentar ya, akan ku ambilkan pesanan kalian," kata Agni ramah sambil pergi meninggalkan mereka.
Selagi menungu pesanan mereka, Alpha dan Steven sibuk berbincang - bincang, sedangkan Stuward sedari tadi hanya memperhatikan Agni.
"Kenapa setiap kali di dekatnya, jantungku berdebar ya? Apakah mungkin aku ...? Tidak... tidak... aku baru mengenalnya sehari, tidak mungkin aku jatuh cinta kepadanya, " pikir Stuward dalam hati.
"Hei... Apa yang kau lihat dari tadi Stuward?" tanya Alpha.
"Dia sedang melihati Agni terus dari tadi. Jangan jangan..... Cie.... Stuward.... cie.... kau suka pada Agni ya.... Jujur saja... benarkan? Benarkan?" kata Steven panjang lebar sambil menggoda Stuward.
"Benarkah itu, Stu? Wah... Sahabatku yang sedingin kutub utara ini akhirnya jatuh cinta juga..... Wah senangnya," kata Alpha berlebihan.
"Berisik," kata Stuward sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain untuk menyembunyikan semburat merah di pipinya.
"Pesanan datang!! Eh... ada apa ini? Sepertinya seru, bolehkah aku bergabung?" kata Agni penasaran.
"Boleh.. boleh... tadi itu lho Stuward....Aww!!"
"Oh itu tadi Stuward bilang, ada senjata bagus di sekitar sini, jad, dia punya rencana akan ke sana nanti. Iya kan, Ven," potong Alpha sambil menginjak kaki Steven. Sementara, Steven hanya mengangguk dengan tersenyum terpaksa.
"Oh... benarkah itu? Memang senjata apa? Apakah ada panah juga?" kata Agni bersemangat.
"Ada," kata Stuward singkat.
"Hei, apakah kau mau ikut dengan kami?" tanya Steven sambil tersenyum lebar.
"Iya aku mau, tunggu sebentar ya, aku akan berganti pakaian," kata Agni sambil bergegas menuju kamarnya untuk berganti pakaian.
"Huh... hampir saja, mulut mu ember sekali ya Steven. Kalau sampai Agni tau secepat itu, kasihan sekali nanti Stuward akan galau karena takut ditolak Agni. Benarkan Stu?" kata Alpha lega sambil mencoba menggoda Stuward. Stuward langsung memberikan tatapan tajam pada Alpha. Alpha dan Steven terus saja menggoda Stuward. Hal itu membuat Stuward kesal.
BRAK "Apa maksud kalian? Jangan seenaknya ya, aku tak pernah bilang suka pada Agni dan tadi aku bukan memerhatikan Agni tapi interior pada toko ini, apa kalian mengerti? " kata Stuward tajam sambil menggerbrak meja.
"Ah Stuward, jangan semarah itu, kami hanya bercanda. Slow man slow.... Eh tapi kami tadi tidak bilang kalau kamu suka Agni, cie Stuward," kata Steven menyesal tapi masih saja menggoda Stuward. Steven langsung mendapat tatapan tajam dari Stuward.
"Sudah-sudah jangan bertengkar, mari kita tunggu Agni saja. Agni kok lama ya. Nah itu dia datang,"kata Alpha.
"Nah sekarang aku sudah siap,ayo kita berangkat!" kata Agni bersemangat.
"Tunggu sebentar, kami harus membayar makanan kami. Jadi berapa total uang yang harus kami bayar, Agni?" tanya Alpha.
"Total nya adalah 44 koin," kata Agni.
"Baiklah, ini uangnya, dan terimakasih atas rotinya Agni, ini sangat lezat," ucap Alpha.
"Ah iya sama-sama, Ibu aku berangkat dulu ya, aku mau pergi membeli senjata," teriak Agni pada ibunya yang ada di dapur.
"Iya sayang, hati-hati di jalan!" balas Ibu dari dapur.
Mereka pun berangkat menuju tempat yang di maksud. Selama dalam perjalanan Steven selalu membuat banyak lelucon, terkadang Alpha harus menjitak kepala nya karena ia selalu membuat Alpha kesal.
"Nah kita sudah sampai, ayo teman-teman! Pililhlah segera senjata yang kalian suka sebelum petang!" kata Alpha sangat bersemangat dan mulai melihat-lihat senjata yang menarik perhatiannya.
Tak terasa hari mulai petang, mereka pun memutuskan untuk pulang.
"Teman-teman, aku duluan ya, sudah sore, aku takut ibuku khawatir padaku," kata Agni berpamitan.
"Tunggu Agni, apakah kau mau menjadi sahabat kami?" tanya Alpha.
"Ya tentu saja, mengapa tidak?" kata Agni sambil tersenyum.
"Terimakasih Agni, kau sangat baik, sampai bertemu besok!" kata Steven senang dan sekaligus berpamitan pulang.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Adventure in The Dragon's Kingdom
FantasiBerawal ketika Agni sedang membersihkan gudang di halaman rumahnya. Ia menemukan sebuah buku tua yang berdebu. Itulah awal mula ia berada di Negeri Naga serta awal dari kisah petualangannya di Negeri Naga. Bersama teman-teman barunya, ia berusaha me...