Bagian 7 - #Different

3.8K 631 67
                                    

"Jika di dunia nyata bersama denganmu adalah sebuah kemustahilan, maka biarkan aku tidur selamanya agar semua kemustahilan itu terjadi. Meski hanya mimpi" -Kim Doyoung


Bandung, Jawa Barat.
02.30 PM

Nara POV

Aku masih memandangi kalung dengan mainan liontin berbentuk persegi empat, serta rosario milik kak Doyoung. Aku tadi pagi nggak sengaja nemuin ini di gazebo halaman belakang rumahku, iya tempat kak Doyoung nyanyiin aku lagu Little Thing.

Ah rasanya aku mau terbang aja pas nginget malem kemarin kak Doyoung nyanyiin aku lagu itu. Itu salah satu lagu favoritku. Lagunya udah lama sih, tapi sejak lagu itu dirilis sampai detik ini lagu itu masih jadi lagu One Direction kesukaanku.

Ngomong-ngomong, aku gak pernah tau kalo kak Doyoung punya kalung dengan liontin berinisial 'kimdoy' itu. Soalnya, aku gak pernah sekalipun liat dia pake kalung ini. Aku penasaran sama foto apa yang ada di dalam liontin ini, kayaknya berharga banget sampe disandingin sama rosarionya dia.

Mataku melirik ke arah pintu besar katedral tempat kak Doyoung sedang ibadah, iya aku lagi nemenin dia ibadah. Soalnya lusa udah tanggal 25 Desember, hari raya bagi umat katholik

Aman. Aku belum mendapat tanda tanda jamaah akan keluar dari dalam katedral

Bismillahirohmanir ohim.

Pelan-pelan aku membuka isi liontin itu. Aku tak menduga bahwa foto yang terdapat di dalam liontin itu adalah sosok diriku. Fotoku yang sedang makan permen gula sambil tertawa menghadap ke arah lain.

Aku tersenyum. Aku baru menyadari satu hal, ternyata kak Doyoung juga punya sisi romantis, sisi yang hampir tidak pernah ia tunjukkan kepadaku.

Buru-buru aku menutup liontin yang saat ini ada di genggaman tanganku, saat menyadari satu persatu jamaat mulai keluar dari katedral tua bernuansa coklat muda itu.

Aku tersenyum saat melihat kak Doyoung keluar dari katedral bersama beberapa temannya. Senyumku perlahan memudar saat aku melihat seorang perempuan yang nampaknya tak asing

Jinny Park? Dia juga jamaat di katedral ini?

Aku tersentak ketika kak Doyoung mengetuk kaca jendela mobil.

"Bukain pintunya"

Samar samar aku mendengar suara kak Doyoung dari balik pintu mobil. Tanpa pikir panjang, aku langsung membukakan pintu sebelah kanan khusus untuk pengemudi.

"Maaf lama dek"

Kak Doyoung memecah keheningan yang sbeelumnya sempat menyelimuti atmosfer disekililing kami. Refleks aku langsung menoleh ke arah kak Doyoung

"Loh? Kenapa harus minta maaf kak? Kayak kita baru pacaran berapa bulan aja"

Laki-laki itu tersenyum setiap kali aku mengatakan kalimat seperti barusan. Kayaknya dia emang suka banget gitu ya bikin aku kesel.

"Ohiya kak," Aku mengeluarkan liontin beserta rosario milik kak Doyoung dari dalam slingbag milikku "Tadi pagi aku nemu ini di gazebo belakang rumah. Ini punya kakak kan?"

Mata kak Doyoung hanya melirik sebentar ke arah benda yang saat ini berada di tanganku itu

"Iya itu punya aku. Kok bisa ada di rumah kamu dek?"

Different | Kim Doyoung'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang