Ini gila. Aku tak percaya kedua kakiku membawaku mendatangi tempat ini. Atas perintah siapa mereka melakukannya? Padahal jelas-jelas harga diriku tidak menginjinkan. Sepertinya aku lupa dimana meletakkan kesadaranku. Sekali lagi kubaca papan informasi yang terpasang di pintu yang tengah kuhadapi. PSIKIATER.
Aku mendesah. Apa yang dilakukan si bodoh ini? Pada akhirnya aku hanya bisa merutuk dalam hati karena sudah terlambat untuk melarikan diri. Aku bahkan terlanjur mengetuk pintu di hadapanku.
Pintu yang kumaksud kemudian terbuka akibat perbuatan tanganku. Langsung saja aku memperhatikan ruangan yang tersembunyi di balik pintu yang kini terbuka. Cat berwarna putih menjadi latar dinding ruangan ini, menyombongkan dirinya yang suci tanpa noda.
Aroma yang sedikit menyengat tiba-tiba menggelitik hidungku. Penciumanku kemudian mendeteksi aroma itu yang ternyata berbau mint. Asalnya pasti....
Kedua mataku berhenti menjelajah saat penglihatanku menemukan seorang wanita yang menyambutku dengan menundukkan kepala disertai ulasan senyum. Melihat keramahannya aku membalas dengan menarik kedua ujung bibirku. Kemudian dia memintaku duduk dengan isyarat tangan terbuka, menunjuk kursi dengan posisi tepat di depannya. Aku menuruti dan menunggu wanita itu yang kini tengah menuliskan sesuatu di buku catatannya.
"Hong Joshua-ssi." Panggilannya membuatku refleks mengerutkan dahi. Ternyata dia bukan wanita. Rambut panjang sebahunya menipuku. Untung telingaku masih berfungsi dengan baik. Aku bisa membedakannya karena suara wanita tidak seperti itu.
Aku bisa menyadarinya yang memiliki tipe suara tenor."Jadi, apa keluhanmu?" tanyanya tanpa basa-basi.
Aku mendengar pertanyaannya tapi mulutku malah terkunci rapat. Kebisuan menyulam bibirkuㅡtidak mengijinkanku mengeluarkan sepatah kata pun. Ujungnya aku berakhir seperti maneken bodoh yang biasa dipajang di toko pakaian.
"Tidak apa-apa. Aku bisa menjaga rahasiamu karena ini sudah menjadi bagian dari tugasku. Kau bisa mempercayakannya padaku. Aku akan membantumu."
Kata-kata itu mengandung mantra yang membuatku terhipnotis dan refleks bercerita padanya. Kuputuskan untuk mempercayai pilihanku yang mencoba mempercayainya. Dia mendengarkan setiap rangkaian kalimat yang keluar dari mulutku dengan seksama. Setelah kuselesaikan ceritaku, dia lalu menanyakan beberapa pertanyaan padaku dan setiap jawaban yang kuberikan ditulis di buku catatannya.
Lelaki berparas wanita di hadapanku ini kemudian menutup buku catatannya. Aku tahu setelah ini dia akan memberi tahu apa yang terjadi padaku.
"Joshua-ssi, sepertinya kau penderita Alzheimer."
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Time & Secret 《Hong Ji Soo/Joshua》
FanficI was looking for something in my old drawer and I found your diary~ ㅡtime and secretㅡ ©deffcth, November 2018