Saat berharap waktu terlewati dengan cepat justru dia akan berjalan perlahan. Setiap jam, setiap menit, bahkan setiap detiknya entah mengapa terasa sangat memuakkan.
Melihat keadaanku sekarang rasanya lebih memuakkan lagi karena aku terpaksa harus menerima kenyataan terkapar di atas ranjang. Kemarin pertahananku benar-benar rubuh. Aku tumbang tepatnya setelah kedua kaki lemahku berhasil mengantarku sampai apartemen, dan... beginilah keadaanku sekarang.
Satu-satunya penunjuk waktu yang terpasang di salah satu sisi ruangan ini lagi-lagi menarik perhatianku. Bunyi di setiap pergerakan detiknya terdengar cukup nyaring dan berhasil mencapai telingaku, sengaja terus memanggil agar aku tertuju padanya. Kemudian aku menatap benda itu, hanya sekejap, tidak begitu lama, dan pada akhirnya kuabaikan dia setelah mendapatkan informasi darinya lalu memilih kembali tidur untuk meminimalisir rasa sakit yang menaklukkan tubuhku.
Baru sedetik aku memejamkan mata, aku mendengar suara menyeramkan yang berasal dari perutku. Jujur saja, aku ingin mengabaikannya karena tubuhku tidak sanggup meninggalkan ranjang tidur yang hangat dan nyaman ini. Tapi rasa perih yang tiba-tiba mendominasi di dalam sana sepertinya tidak mungkin untuk diabaikan.
Terpaksa, aku membawa tubuh yang menggigil ini keluar dari perlindungan selimut tebal. Aku harus menemukan sesuatu untuk meredakan amukan di dalam perutku karena mereka pasti tidak akan berhenti menggerogoti dinding organ tubuhku sebelum aku menyumpalnya dengan makanan.
Setibanya di ruangan yang biasa dihuni peralatan masak, tujuan pertamaku adalah lemari pendingin. Tanganku sudah hampir membuka pintunya, tapi niat itu terurungkan saat ekor mataku menemukan sesuatu di atas meja makan.
Sesuatu yang manis tersaji di atas sana. Berbentuk bundar dengan lapisan krim mentega dan hiasan-hiasan berwarna yang entah terbuat dari apa.
Melihat itu isi kepalaku langsung menuntut penjelasan. Seingatku kemarin tidak mampir ke toko kue dan aku merasa tidak membawa apapun dari luar ke dalam rumah. Tapi apa yang kulihat ini?
Happy Birthday, Shua~ya
Kalimat itu tertulis di secarik kertas yang kutemukan. Karenanya kebingunganku berlipat ganda.
Kemudian aku langsung mencari ponselku untuk memastikan sesuatu.30 Desember?
Tunggu! Kapan November berakhir? Dan bagaimana mungkin tiba-tiba hari ini sudah di pengujung tahun? Jelas-jelas aku masih ingat kemarin mengunjungi kedai kopi dan terjebak salju di perjalanan pulang.
"Lelucon macam apa ini?"
Tawa hambar tak dapat kutahan.
Ini benar-benar aneh.***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Time & Secret 《Hong Ji Soo/Joshua》
Fiksi PenggemarI was looking for something in my old drawer and I found your diary~ ㅡtime and secretㅡ ©deffcth, November 2018