2. Izin

2.7K 129 12
                                    

"Yaudah, kalo gitu abi sama umi pulang dulu ya, salam buat anak anak"ucap Arya mengambil posisi berdiri, diikuti oleh istrinya-Haifa

Vian dan juga Icha turut berdiri, dan mencium punggung tangan kedua orang tuanya

"Assalamualaikum!"ucap Arya dan Haifa bersamaan lalu pergi dsri rumah anaknya

Kini tersisa Vian dan Icha. Vian kembali duduk dan membuka berkas yang tadi di berikan Arya kepada Icha.

Vian hanya diam sambil membaca isi berkas itu. Icha pun mengambil duduk di samping sang suami.

"Gimana ya yah?"tanya Icha bingung, keputusan apa yang harus ia ambil.

"Semuanya terserah kamu. Kalo kamu memang pengin ngurus perusahaan ini dengan tangan kamu sendiri, ya silahkan. Kalo kamu merasa gak percaya sama pengurus perusahaan yang sekarang, silahkan kamu urus secara langsung perusahaan itu.

Tapi aku minta, sesibuk apapun kamu sama pekerjaan kamu, jangan pernah lalai dengan kewajiban kamu sebagai seorang ibu. Anak anak masih butuh kamu, butuh kasih sayang kamu. Aku gak mau, kalo pekerjaan kamu ini justru membuat kamu lupa sama kewajiban kamu untuk mengurus anak anak kita."ucap Vian menatap istrinya

Icha hanya diam, ia pun bingung, ia tidak dapat mengiyakan ucapan suaminya, karena dia pun tidak tahu seberapa sibuknya seorang pengurus perusahaan. Di tambah lagi dia tidak berpengalaman di bidang bisnis.

Dulu dia tidak kuliah di bidang bisnis, melainkan akuntansi. Sehingga dia tidak tahu bagaimana pekerjaan seorang pemegang perusahaan.

"Tapi kalo kamu ragu, lebih baik kamu serahin aja sama orang kepercayaan ayah kamu itu. Nanti kamu bisa belajar dulu tentang bisnis. Kalo kamu udah siap, baru kamu terjun langsung mengurus perusahaan itu"ucap Vian

"Tapi kalo aku kerja, kamu izinin?"tanya Icha menatap suaminya

"Apapun itu, kalo memang baik buat kamu, ya silahkan"jawab Vian seraya tersenyum

"Aku kerja ya?"tanya Icha lagi

"Iya silahkan aja!"jawab Vian santai

"Bener?"tanya Icha masih menatap suaminya

"Iya sayang, bawel banget sih istri aku ini!"ujar Vian seraya mencubit pipi Icha gemas

"Ih sakit"ucap Icha menepis tangan Vian

"Bikin gemes sih!"ucap Vian seraya tersenyum dan mengusap pipi istrinya dengan lembut

"Tapi beneran boleh kan?"tanya Icha lagi dan lagi seraya memegang tangan Vian yang berada di pipinya.

"Iya sayang. Inget ya, kalo kamu sampai lupa sama kewajiban kamu di rumah, aku gak mau kasih kamu ciuman selama seminggu!"ancam Vian

"Dih, sebulan juga silahkan wlee!"ucap Icha memeletkan lidahnya tak mau kalah

"Kalo sebulan, aku nya yang gak kuat!"ucap Vian memeluk istrinya dengan manja

Saat tengah menikmati waktu berduaan mereka, tiba tiba sebuah tangan mungil memeluk leher mereka berdua dari arah belakang, membuat mereka terkejut dan menengok.

Ternyata Aca, anak perempuan mereka yang tengah menampilkan senyum jahil, meskipun matanya masih terlihat sayu. Karena posisi sofa yang mereka duduki membelakangi tangga, sehingga mereka tidak menyadari kedatangan anak mereka.

"Eh, anak ayah udah bangun, sini nak!"ucap Vian menyuruh anaknya untuk berpindah ke depan dan duduk di pangkuannya.

"Kok udah bangun? Udah gak ngantuk?"tanya Vian memeluk tubuh anaknya

OH MY TWINS!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang