5. Bohong

1.3K 97 30
                                    

Malam harinya, Icha pulang dari kantor setelah jam menunjukkan pukul delapan malam. Hari pertama bekerja, nampaknya cukup menguras tenaga Icha. Dalam sehari ia menghabiskan waktunya di kantor, untuk mempelajari lebih dalam tentang pekerjaannya, hingga ia baru pulang saat malam hari.

Sampai di rumah, anak anaknya tengah bermain di ruang bermain yang sudah mereka sediakan di lantai dua rumah mereka. Di sana ada Aca yang tengah membaca sebuah buku cerita favoritnya, lalu Via dan Fani yang tengah memainkan boneka barbie nya, llau Althan yang tengah bermain PS bersama kakeknya, sedangkan nenek duduk di samping Aca sambil menonton salah satu acara televisi.

"Assalamualaikum!"ucap Icha yang masih mengenakan baju kantornya, dan juga tas kerja di tangannya.

"Waalaikumsalam!"jawab semua yang berada di ruangan itu, sambil menengok ke arah Icha yang terlihat lelah tengah tersenyum tipis ke arah mereka.

"Bunda baru pulang?"tanya Aca seraya berdiri dan menyalami tangan bundanya

"Iya sayang, bunda mandi dulu ya, kalian lanjutin aja mainnya"ucap Icha mengusap sekilas kepala Aca, lalu melenggang pergi menuju kamarnya. Setelah sebelumnya ia sempatkan untuk menyalami kedua mertua dan juga anak anaknya yang sibuk dengan mainan mereka.

Tak lama kemudian, Icha keluar dari dalam kamar mandi, sudah mengenakan baju tidurnya, dengan wajah yang terlihat lebih segar dari sebelumnya. Ia pun duduk di antara Aca dan dua saudara kembarnya.

"Kok, jam segini baru pulang Cha?"tanya Haifa menatap menantu sekaligus anak angkatnya

"Iya mi, tadi banyak banget yang harus Icha pelajari, jadi baru pulang jam segini"jawab Icha mengusap kepala Aca yang tengah fokus dengan bukunya

Di antara anak anaknya yang lain, Aca memang anak yang paling rajin, dan penurut. Meskipun sering jahil, cerewet, suka kepo, tapi dia benar benar anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya. Ia tidak pernah menolak apapun yang di perintahkan orang tuanya, tidak seperti saudaranya yang lain yang harus di bujuk atau terkadang harus di paksa terlebih dahulu, baru akan menuruti perintahnya.

"Ada kesulitan gak?"tanya Haifa lagi

"Ada sih mi, sedikit"jawab Icha seraya tersenyum tipis

"Wajar lah, namanya juga baru"jawab Haifa membalas senyuman Icha

"Yahh, masa kakek kalah sih?"desah Arya tiba tiba, membuat semua menengok kearahnya

"Ahahaha, kakek cemen!"ucap Althan tertawa penuh kemenangan

"Kamu curang nih!"ucap Arya menatap sebal kearah Althan

"Yee enak aja, kakek tuh yang curang!"ucap Althan tak mau kalah

"Yaudah deh, kakek ngalah!"ucap Arya pura pura lemah

"Emang udah kalah, ngapain ngalah!"ucap Althan menatap sinis kearah kakeknya

"Ehehe, iya juga ya!"cengir Arya membuat Haifa dan Icha geleng geleng kepala melihatnya

"Kakeknya cemen ya kak"ucap Haifa kepada Althan

"Iya nih, kakek cemen!"jawab Althan

"Gak apapa cemen, yang penting kan nenek sayang"ucap Arya mengerling genit kearah Haifa

"Dih, apaan sih"ucap Haifa melirik sinis kearah suaminya

"Alah, si umi mah di depan cucu malu malu, giliran di hati mah udah berbunga bunga tuh"sindir Arya

"Gak lah, enak aja! Udah ah, pulang yuk, udah malem tau"ucap Haifa mengalihkan pembicaraan

"Tuh kan, pasti pengen di cium cium, di peluk peluk sama kakek, jadi minta pulang"ucap Arya semakin menggoda istrinya

OH MY TWINS!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang