BAB 1

164 2 0
                                    

Gadis cantik yang gak ada gengsinya itu selalu tertawa riang,menjadi anak bontot yang usianya hampir menginjak angka tiga puluh tahun,tapi belum menikah juga. yah saat ini usia Amora itu sudah menginjak dua puluh tujuh tahun.

sungguh memusingkan kepala sang ibu.Momo nama panggilan di keluarganya.gadis berusia matang itu selalu tampil apa adanya,sukanya ceplas-ceplos tapi gak suka melukai hati orang,terutma orang-orang yang dia sayangi,hatinya sungguh lembut tapi sangat keras kepala, butuh trik jitu untuk melelehkan hati Amora Yasir

Siang itu Momo sedang asik menikmati hari liburnya. membaca novel koleksi kesayangannya,salah satu hobinya. dengan posisi tiduran tengkurap Momo,menghayati isi novel yang berjendre roman, sesekali ia tersenyum gemes untuk mengekspresikan luapan hati karna novel yang ia baca.terkadang terlihat seperti orang gila,karna tertawa cekikian. bahkan tak jarang Momo kena omel mbak Dewi si bumil itu.

seperti saat ini Dewi mengomelinya habis-habisan,saat Dewi baru datang mengunjungi ibu dan adik tersayangnya itu.berlahan Dewi membuka pintu kamar Momo dan di ruangan itu terlihat gadis cantik tengah terdampar di tempat tidur bak putri duyung,kakinya menjuntai-juntai keatas.

"ih dasar perawan malas,jam segini cuma guling-gulingan di kasur..pagi-pagi yang dipegang novel,bukannya kerjaan,gimana kamu mau dapat jodoh kalo bentukmu kayak kebo gitu..dek! "

"mbak Wi...! "
Teriak Kimo girang. "mbak kapan datang..?"

"baru aja nyampe dek,gimana sih kamu,jam segini belum apa-apa malah baca novel,gimana mau dapat jodoh coba..! "
Dewi mengulangi lagi gerutuannya.sambil membuka tirai-tirai yang masih tertutup rapat di jendela kamar adiknya itu.

"apa sih mbak..pagi-pagi udah ngomel-ngomel aja,nanti perut mbak makin buncit lo,tenang mbak...!jodoh tu gak usah dicari tar juga datang sendiri kok,jangan takut kan Allah udah nyiapin jodoh setiap umatnya...ya kan mbakku sayang..,? "

Aku bangun dari posisi wenakku, dan bergerak mendekat mbak Dewi,sambil merentangkan kedua tangan hendak memeluk mbakku,tapi segera mbak Dewi menyingkir.

"jangan meluk-meluk deh dek,males mbak sama gadis kebo kayak kamu...tar anak mbak ketularan males kayak kamu deh,ihhh...males banget. sana mandi buruan bantuin ibu di dapur"

mbak Dewi beranjak pergi sembari menutup pintu kamarku, dan berjalan menuju dapur,sementara Aku terlihat lesu karna gagal memeluk mbak Wi. Sesampainya di dapur sang ibu tengah memasak,terlihat di wajah tuanya itu sang ibu terkejut akan kemunculan Dewi si anak sulungnya.

"loh Wi...kapan datangnya nduk..ko tiba-tiba udah nongol di dapur aja" ucap buk Ani,ibunda tercinta

"baru juga nyampe bu,dari tadi Wi ngucapin salam gak ada yang nyahut,cuma terdengar suara Momo tu yang cekikian di kamar. yah jadi Wi masuk aja...dasar ya tu anak bukannya bantuin ibu masak malah enak-enak baca novel!"

"gak papa nduk, adekmu itu kecapean tadi subuh baru sampe dia dari,batam"jawab ibu sambil mengiris bawang.
Sementara Dewi dengan sigap membantu ibunya memotong-motong sayuran,sambil bercerita akan tujuannya datang ke rumah ibunya,

"bu kemarin malam mas Mono telpon mbak,katanya besok hari selasa mas Mono mau berkunjung kesini,sepertinya ingin membicarakan wasiat perjodohannya dengan Momo"Dewi dengan lihai mengaduk-aduk sayur di kuali, sambil menjelaskan,ke ibunya

"Alhamdulillah, kalo memang Nak Mono setuju dengan wasiat itu..semakin cepat malah lebih baik,soalnyakan wasiat itu sudah lama dibuat oleh pak Danu Laksmono dan ayahmu...!sepertinya dengan kepergian buk Rahma,Nak Mono sangat terpukul sehingga Nak Mono tidak menolak lagi" ucap buk Ani,sementara Momo terkejut mendengar ucapan Ibu dan mbaknya itu.

"iya bu,sepertinya begitu.kan dari dulu bulek Rahma bujukin mas Mono,tapi gak berhasil.tapi sekarang Alhamdulillah  dia mau dengan sendirinya" jawab Dewi lembut.

AMORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang