BAB 6

109 4 0
                                    

Kutatap sekeliling rumahku...disana tertata rapi kursi-kursi dan tenda yang sudah didekorasi,pelaminan yang terliat indah bak singgasana raja,pabdanganku mengabur karna terhalang kristal yang mulai mencair dan siap tumpah ke pipi lembutku.

Dengan langkah lemas aku memeluk ibu...rasanya tak sanggup aku berkata apapun. Hanya isakan yang terdengar ditelingaku,susah payah aku berujar "ibu aku ikhlas dengan apa yang telah ibu minta,aku akan terima pernikahan ini dengan ikhlas"
Tampak kebahagiaan di wajah ibu,dengan sayang ibu makin mengeratkan pelukannya.

"makasih nduk...atas keikhlasanmu..!"
Puas melepas rindu akhirnya aku tersadar jika ada sepasang manusia yang aku Ass baikan.

"mbak sini kenalin, ini ibu ku...bu kenalin ini mbak Amira dan ini mas Alan suami mbak Amira..mereka kakak angkatku" dengan bergantian Amira dan Alan menyalami ibu.mereka berbincang hingga sore hari.mbak Amira dan mas Alan sungguh orang baik,dengan mudahnya mereka menganggap kami keluarganya.setelah seharian berbincang akhirnya aku merebahkan badan di pembaringan smentara mas Alan dan mbak Amira juga ikut istirahat di kamar tamu.

Aku benar-benar merasa lelah namun hati ini dominan kecewa,yang pasti kecewa teramat dalam atas apa yang telah menimpanya tempo hari.sunggu kejadian itu mampu meluruhkan rasa cinta yang teramat besar berubah seketika menjadi rasa kecewa dan benci.apakah masih pantas rasa cinta ini untuknya...? orang yang dengan sengaja mencelakakan seorang wanita...? Sungguh itu teramat menyakitkan jika diingat...aku sungguh tak ingin bertemu dengannya lagi..mungkin cinta ini sudah berubah menjadi benci.

Hari berlalu begitu cepat,tak terasa hari pernikahannya sudah di depan mata. Namun aku tak begitu memusingkan bagai mana bentuk dan rupanya mas Mono, aku pasrah dan ikhlas menerimanya sebagai suamiku. Tak ada lagi penghalang bagiku untuk menikah dan memenuhi keinginan orang tuaku.semoga keputusanku ini yang terbaik.Allah mengirimkan jodoh terbaikku melalui tangan kedua orang tuaku meskipun dengan cara perjodohan.

Terdengar suara langkah kaki menuju kamarku,kulirik dari cermin ternyata ibu dan mbak dewi yang datang.. Ku tarik bibirku hingga membentuk senyuman mani

"ibu...mbak...!! Rara gugup..."ucapku cemas
"gak papa sayang...itu biasa..."ucap mbak dewi,ibu hanya tersenyum sambil merengkuh bahu putrinya sembari berucap"suamimu itu orang baik jangan hawatir nduk...!ayo itu mas mu sudah nunggu dari tadi... "
Rara terkejut dengan wajah sedikit pucat"bu apa udah selesai ijabnya...?"
Ibu tersenyu dan berujar "udah nduk.. Emang kamu gak dengar apa..?"
Rara menarik nafas dalam-dalam tanpa menjawab ibunya.

"hem... mungkin aku kebanyakan  melamun...hingga tak terdengar apapun"ucap Rara dalam hati.
"udah ayuk duk... Kasian tamu dan suami mu nungguin dari tadi"
Ledekan ibu terdengar sumbang ditelingaku entah lah aku gugup.
dengan berjalan beriringan aku melangkah dengan gemulai sementara mbak Dewi mengangkat gaun Rara yang menjuntai dibagian belakang.

Seketika langkahku terhenti tak kala mataku menagkap sosok pria yang berdiri menjulang ditengah ramainya tamu, tanpa sadar aku melagkah mundur...dengan tatapan penuh kecewa mulutku tak sadar berteriak"pergi kamu dari sini pak jangan rusak hari pernikahan ku..!aku gak mau kamu ada disini pergiiii...!"teriakan Rara sontak membuat ibu dan mbak dewi terkejut terutama Agung,dia tank percaya jika wanita yang menjadi istrinya itu adalah Rara perempuan yang selalu bertahta dihatinya.
"nduk...itu suamimu...? "seketika wajah Rara pias dan bola mata beningnya berkaca-kaca...kenapa harus dia yang menjadi suamiku...? "batin Rara pilu.sejak dari itu Aku tak mampu berucap apapun lagi, hatiku kosong...sampai-sampai ketika pak Agung menyematkan cincin berlian itu di jariku aku tak menyadarinya, sampa terdengar tepuk tangan yang keras,sontak aku tersadar.namun kesadaranku telat karna mantan bosku ini tengah mencium jemariku dengan lembut karna aku tak ingin mempermalukan ibu dan pak Agung aku biarkan semuanya berjalan lancar.

Setelah prosesi ijabkabul n runtutan acara selesai, aku dengan tergesa meninggalkan pelaminan.dan parahnya lagi saat dipersandingan sedikitpun aku tak berbicara sepatah katapun. Namun sepertinya pak Agung tau jika aku sedang marah padanya,maka dari itu diapun ikut diam hanya saja pak Agung sebentar-bentar melirik kearahku,namun aku berusaha tak perduli...!

Sesampainya di kamar pak Agung gak mau terus diam, dia mencova mendekatiku. "Ra...aku sungguh bahagia karna jodoh yang dipilih orang tuaku ternyata kamu,wanita yang teramat aku cintai.! "ucap Agung penug bahagia, namun Rara menepis tangan suaminya dengan kasar

"sayangnya aku tidak...!aku berharap mas monoku itu bukan kamu...pak..!karna aku tadinya berharap suamiku itu lelaki yang bertanggung jawab,bukan pria sepertimu...! "Rara dengan pitam meluapkan kegundahannya

"maksud kamu apa Ra... ? "Agung merasa terluka atas ucapan istri yang amat ia cintai
"jangan berlagak bodoh...atau apa memang kamu tak mersa bersalah atas diriku...? "

"Ra..aku mohon tolong bicara lah yang jelas...agar aku paham apa yang kamu bicarakan..! "ucap Agung frustasi.

"sudahlah aku lelah,aku mau tidur...berfikirlah dosa apa yang telah kau perbuat padaku...! "setelah mengucapkan kata terakhir Rara bergegas meninggalkan Agung, untuk bersih-bersih, setelah itu Rara membaringkan diri di kasur empuknya. Sementara agung menatap  kearah kenig istrinya dengan seksama,disana terlihat jelas ada bekas jahitan yang cukup panjang hingga kebagian rambutnya terlihat botak karna bekas cukur,karna proses penjahitan.

Dengan langkah pelan Agung menuju tempat tidur,tangan kekar Agung mengusap lembut luka Rara, tapi sedetik kemudian tangan itu ditepisnya kuat-kuat,
"jauhkan tangan mu..! "ucapnya ketus
"Ra...jelaskan padaku ini kenapa..? "Agung sungguh hawatir

"percuma kamu bertanya sekarang pak...semua itu tak bisa mengembalikan rasa cintaku...!tidirlah aku lelah...! Ucap Rara sedih.

"apa aku gak salah dengar Ra...bukannya kamu sangat cinta sama asaya...kenapa semudah itu...kamu bilang gak cinta ha...? "Agung sungguh murka mendengarnya.

"kenapa aku harus mencintai pria sepertimu...???yang tega meninggalkan seorang wanita di tengah jalan yang sepi....!apa kamu masih merasa pantas
Aku cintai huh...,?"agung terbelalak mendengar ucapan Rara.
"tapi Ra..aku gak bermaksud seperti itu...sungguh malam itu aku mutar balik mobilku untuk menjemputmu...aku hanya kesal saat itu, tapi saat aku kembali kamu udah gak ada,sampai aku ngecek ke kosanmu,tapi kamu g ada,aku udah nyari muter-muter...!tapi hasilnya nihil.

"semua sudah terlambat pak,kamu dengan sengaja mengumpankan aku dengan laki-laki bajingan itu,kamu gak lebih bajingan dari mereka..pergiiii...! "seketika bayangan itu muncul traumanya kembali lagi,Rara meringsut ke sudut tempat tidur...Hati Agung seketika perih...apa sebenarnya yang terjadi dengan istrinya ini...Rara tampak ketakutan.jeritan itu sontak membuat orang serumah keluar dan menuju kamat sang pengantin.









Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AMORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang