*****Hari ini, seperti biasa Angkasa beserta anak Gennaios yang lainnya pergi menuju ke sekolah bareng bareng.
Ya memang, setiap hari mereka sebelum berangkat kesekolah mereka berkumpul terlebih dahulu dibasecamp malah ada yang memang tidur dibasecamp.
Jadilah mereka berangkat secara bareng-bareng menuju sekolah.
Basecamp anak Gennaios memanglah rumah berlantai dua yang berisi beberapa kamar. Jadilah anak Gennaios kalau malas pulang atau bagaimana, tak jarang mereka menginap dibasecamp.
Tepat di belokan dekat sekolah, Angkasa yang memimpin paling depan harus mengerem mendadak, Angkasa membuka helm full face nya dengan raut wajah kesal.
"Lo bisa gak sih, gak usah nyari ribut. Masih pagi. Gak ada cape-cape nya ya lo."
Orang yang berada didepan Angkasa turun dari motornya dan mendekat.
"Gue tau, Aileen udah balik ke Jakarta."
"Dan pastinya lo ada niatan buat ngedeketin Aileen lagi,"
"Sok tau banget." Cibir Angkasa.
"Keliatan. Lo pasti mau memperbaiki semuanya kan? Gue tau banget lo masih ngarepin Aileen. Dan belum move on dari dia,"
Angkasa terkekeh. "Terus kenapa? Lo mau deketin dia lagi?"
"Hm, gimana ya. Dia cantik, manis. Cocok lah ya buat santapan gue."
Rahang Angkasa mengeras dan kakinya melangkah maju cepat menarik kerah baju Nino. "Lo sentuh dia sedikit aja, abis lo sama gue."
Melihat Angkasa yang sudah terpancing emosi, ketujuh inti Gennaios yang ada dibelakang Angkasa menariknya mundur.
"Gue pastiin Aileen bakal jadi milik gue."
"Mimpi lo ketinggian, Sesil aja belom berhasil lo dapetin. Apalagi Aileen yang jelas harga dirinya lebih tinggi." Ucap Angkasa sarkas.
Nino dan antek-anteknya pun melajukan motornya dan pergi dari sana.
Angkasa menggeram. "Bangsat, bikin emosi aja pagi-pagi!"
Yoyom mengelus-elus dada Angkasa. "Sabar, Sa Istighfar...,"
"Astaghfirullah!" Angkasa menepuk jidatnya. "Gue dari tadi nahan berak! Sampe masuk lagi kan ni berak gue. Gara-gara si kucrut emang, anjing."
Angkasa menghampiri motornya dengan jalan lebar dan segera melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Lebih tepatnya ngebut. Cuma karena di gang kecil saja makannya direndahkan gas nya, kalau ia masih nekat mengebut yang ada mak-mak bisa menghabisi ia secara massal sambil membawa sapu dan membawanya ke pak RT atau mungkin ke KUA. Eh?
Disaat Angkasa yang sudah meninggalkan area ini, ketujuh inti Gennaios masih diam ditempat sampai terdengar suara Isco tertawa cekikikan sendiri dengan layar handphone nya itu, melihat hal itu yang lain saling melemparkan pandangan. "Ngapa tuh anak cekikikan sendiri?"
Firlo menggeleng. "Jadi takut gue,"
"Wah, jangan-jangan..," Karrel menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA
Fiksi RemajaAngkasa Arslan Melviano, Ketua Gennaios. Laki-laki dengan tatapan dingin juga tajam dan rahang yang tegas. Angkasa yang mempunyai sifat seperti bunglon, yang dapat menempatkan sifat nya di keadaan yang tepat. Selain disegani, Angkasa juga menjadi in...