24

7.9K 1.1K 216
                                    

"Tae!"

Suara Jeongguk yang tertimpa dengan suara kendaraan motor lainnya membuat Taehyung tidak mendengar dengan jelas.

"Tae!"

Kali ini suara Jeongguk lebih nyaring, sehingga Taehyung dapat mendengarnya. "Iyaa!! Kenapaa?"

Jeongguk diam, tidak menanggapi. Tapi tangannya diam-diam menggenggam tangan Taehyung, dan menarik tangan Taehyung agar memeluk Jeongguk.

Taehyung sedikit terkejut karena tangannya tidak dilepas Jeongguk dan juga membuat dirinya semakin dekat dengan Jeongguk, "Jeongguk, kenapa tangan gue dipegangin?" tanya Taehyung sedikit berteriak.

Jeongguk berdeham sebentar. "Emang lo mau jatoh?"

"Emang lo tega jatohin gue?" balas Taehyung.

Jeongguk mengangguk. Sementara Taehyung merengut. Jeongguk yang melihat sekilas dari kaca spion tersenyum kecil. "Jangan cemberut. Muka lo kayak bebek di kali."

Taehyung memukul pundak Jeongguk gemas. "Ih! Malah dikatain!"

"Emang maunya dipuji gitu?" tanya Jeongguk jahil.

"Y-ya enggak." jawab Taehyung pelan, masih dengan cemberut.

"Becanda."

"Gak urus, gue ngambek." kata Taehyung sambil memeletkan lidah ke arah spion.

Jeongguk mendengus geli. "Yaudah ngambek aja. Gue turunin di simpangan depan."

Taehyung yang sibuk melihat pedagang kaki lima di pinggir jalan menoleh dengan cepat, melayangkan protes, "Kok gitu?! Gak ikhlas nganterin gue?"

"Enggak. Motor gue gak terima tumpangan orang ngambek." jawab Jeongguk santai.

"Ish! Iya-iya ini gak ngambek." sungut Taehyung.

Jeongguk yang mendengar itu diam-diam tersenyum kecil. Tangan Taehyung masih betah digenggam Jeongguk. Seolah tak ada niat untuk melepasnya.

Jalanan sore ini cukup ramai sehingga beberapa kali mereka berdua terjebak macet. Tak masalah menurut Jeongguk, karena ia bisa sedikit lebih lama dengan Taehyung.

"Jeongguk!"

Panggilan dari Taehyung membuat Jeongguk melirik sekilas, berusaha membalas sambil memfokuskan pandangan ke jalanan. "Kenapa sih, tangan gue dipegangin?"

"Oh, gak suka tangannya gue pegangin?" tanya Jeongguk dengan nada pura-pura kesal. Dan tangan Jeongguk langsung melepaskan genggaman tangan Taehyung.

Taehyung gelagapan. "Y-yah, bukan gitu." ujar Taehyung sedikit merasa bersalah. "Jangan marah." cicitnya.

Jeongguk diam saja, tidak membalas, tidak juga menyahut. Sibuk memperhatikan jalan. Membuat Taehyung semakin merasa bersalah.

Diam-diam Taehyung memeluk Jeongguk dari belakang. Menjatuhkan dagunya diatas pundak Jeongguk. Membuat jantung Jeongguk rasanya berhenti berdetak karena perlakuan Taehyung yang—imut.

"Kenapa dipeluk? Dipegang tangannya tadi gak mau. Kenapa sekarang meluk?" tanya Jeongguk dengan nada datarnya. Berusaha terlihat biasa saja padahal jantungnya sudah menggila didalam sana.

Taehyung berdecih. "Tadi kan gue cuma nanya kenapa tangan gue dipegang? Lo malah bales nanya."

"Ya kan terserah gue."

"Ngeselin." sungut Taehyung dengan suara pelan dan menatap kendaraan bermotor yang berlalu-lalang.

Jeongguk melirik Taehyung yang masih menyandarkan dagu di pundaknya, "Gak usah ngambek." ujar Jeongguk. Membuat Taehyung mengalihkan pandangannya ke arah Jeongguk.

gengsi!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang