15

8.7K 1.1K 80
                                    

Tak ada yang berubah.

Sama saja.

Seperti biasanya.

Hanya berani bertatap-tatapan dari jauh.

Jika saling berpapasan, maka saling memalingkan wajah.

Seperti tidak mengenal satu sama lain.

Padahal, minggu lalu itu sungguh—

Wow.

Jimin dan Yugyeom selaku tersangka dari semua kejadian minggu lalu itu—saat Sumpah Pemuda, merasa luar biasa kesal dengan tingkah dua orang yang ingin mereka satukan.

Sama sekali tak ada kemajuan.

Taehyung yang lebih memilih membaca tumpukan novelnya atau mengerjakan tugas, dan Jeongguk yang terlihat sibuk dengan basketnya.

Ya, Tuhan!

Kapan mereka ini bersatu, sih?!

Padahal rencana itu sudah mereka atur dengan matang. Bahkan menyeret Jeongguk dari bangkunya untuk bernyanyi.

Jadi, begini ceritanya.

Waktu itu memang Jimin dan Yugyeom bekerja sama untuk mendatangi Jeongguk, berniat menyeret lelaki itu ke lapangan untuk ikut lomba unjuk bakat.

Yang tentu saja ditolak Jeongguk mentah-mentah!

"Mending gue tidur." jawab Jeongguk waktu itu.

Dan karena tidak tahan, oleh Yugyeom rambut Jeongguk dijambak dan diseretnya lelaki bergigi kelinci itu ke lapangan. Yang membuat Jeongguk berteriak kesakitan.

Sesampai di belakang 'panggung', mereka berdebat lagi. Ralat—Jeongguk yang protes karena memang ia tidak suka dengan acara-acara seperti ini. Terlalu ribut dan ramai. Lagipula tidak penting! Membuang-buang energinya saja.

Lebih baik ia bermain bola basket, tidur, atau bermain game.

Lebih seru.

"Sakit, njing." desis Jeongguk kesal setelah Yugyeom melepas jambakannya. Yang dibalas kedikan bahu acuh dari Yugyeom. Sementara Jimin sibuk melihat Jeongguk.

"Apa lo, ndek?" tanya Jeongguk kesal, sehingga membuat Jimin mendengus. Kalau bukan karena buat Taehyung, tak mau ia bertemu dengan Jeongguk. Selalu membuatnya emosi saja soalnya.

"Lo nanti ikut unjuk bakat. Nyanyi kek apa kek bakat lo, pokoknya ikut! Nanti gue bawa kesini bidadari lo pas lo tampil." jelas Jimin malas.

Jeongguk menatap Jimin dengan alis sebelah terangkat, "Bidadari?" tanyanya.

Yugyeom menggeplak kepala Jeongguk. Membuat Jeongguk lagi-lagi meringis. "Gak usah pura-pura goblok. Bidadari lo siapa lagi kalo bukan si Tae!"

Yugyeom kesal sodara.

Karena Jeongguk sangat-sangat tidak peka.

Haduh, sabar.

Jeongguk terdiam. Mengendikkan bahunya acuh kemudian memalingkan wajahnya ke arah acara berlangsung.

"Males njir."

"Alah anjing. Banyak bacot lo. Tinggal unjuk bakat aja di tengah lapangan. Ngapain kek lo, nyanyi kek, nari kek, apa lah yang bisa lo tunjukin ke bidadari lo nanti! Masa lo gak punya bakat?!" kesal Jimin.

"Gak."

Yugyeom menggaruk dagunya sebentar. "Eh, sebentar. Guk, lo bisa nyanyi kan ya? Gue sempet diceritain Tae katanya lo bisa."

"Gak." jawab Jeongguk.

Gak salah lagi maksudnya.

Yugyeom mencibir. "Gak bisa nyanyi tapi bisa mengeluarkan suara merdu ya, Guk."

gengsi!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang