6.Problem

518 47 6
                                    

Thanks 800 readers❤️ (+siders :)) )

...

"Lo apain saudara gue?!"

Aku tersentak.Terdengar jelas bunyi sirine ambulan berbunyi di balik telepon.Suasana disana riuh sekali.Banyak suara orang yang bertanya ada kejadian apa dan banyak juga suara yang sepertinya sedang mengamankan suasana disana.

"K-kenapa Ar?" Tanya ku mulai panik.

"Lo emang ga bisa diandalkan ya ih!Lo bilang,lo bisa jaga Fanda dengan baik...? Tapi nyatanya apa?!Nyawa Fanda sekarang di ujung tanduk!!!"

Aku mematung seketika.Kata-kata yang diucapkan Arda barusan sangat membuat dadaku sesak.

"Heh!Klo Nyawa Farda ga bisa ditolong....." Nada Arda merendah namun tegas.
"Gue ga akan anggap Lo teman lagi!!"

Tittt.... Titt...

Sambungan telepon terputus.Aku masih tak bisa berhenti mematung.Wajahku seketika pucat pasi.Jantungku berdebar kencang.Apa yang kulakukan?Membuat seorang gadis terbunuh? Oh,tidak....

Bang Atta yang melihat perubahan ku langsung menghampiri ku. "Kenapa ih?"

Aku tak mengucapkan sepatah kata pun.Aku mengusap-usap kepala ku sambil menggeleng.

"Aaih,kamu kenapa??"

Bang Atta merangkulku dan membawaku duduk di sebuah sofa yang ada di kamar rawat inap ini.

"A-arda...."

"Arda kenapa ihh??" Bang Atta makin khawatir.

Terdengar bunyi pesan masuk di hp ku.Dari Arda.Dia mengirimkan sebuah alamat rumah sakit :

Rumah Sakit Meggantara.Datang 5 menit lagi atau gue pukul perut Lo sekeras mungkin.

Aku mendecih.Rumah Sakit itu berjarak 10 km dari sini.Mana mungkin waktu 5 menit cukup?

"Bang,Aaih pergi dulu" Pamit ku sembari bangkit.

"Loh?Kemana?" Tanya Bang Atta heran diikuti anggukan bang Thariq.

"Penting bang,nanti Aaih wa.Assalamualaikum" Aku segera berlari menuju pintu.Membukanya lalu berlari secepat mungkin menuju parkiran.

Aku tak tahu,apakah kedua Abang ku itu mengizinkanku atau tidak.Yang pasti dalam situasi ini,waktu amat sangat berharga dan tidak boleh disia-siakan.Kalian tau? Terakhir kali Arda bertengkar dengan seseorang,orang itu langsung pingsan dalam sekali pukulan.Sampai sampai ia koma.Untung saja pihak keluarga nya tidak menuntut Arda,kalau tidak pasti sekarang ini Arda akan berada di balik jeruji besi.

....

Normal pov's

Saaih membawa motornya dengan kecepatan maximal.Tak peduli berapa lampu merah yang berhasil ia terobos.Tak jarang pula klakson mobil berbunyi di sana sini.Sekarang tujuan utama Saaih adalah berada di rumah sakit secepat mungkin.Selain tidak mau perutnya menjadi korban,ia juga tidak mau hubungan Arda dengannya terputus.

Rumah sakit Meggantara tak jauh lagi dari sini.Hanya beberapa meter lagi.Namun hal buruknya,Saaih sudah menghabiskan waktu 10 menit.Yang benar saja?Mana mungkin jarak sejauh itu bisa ditempuh dengan waktu sesebentar itu?

Saaih bergegas memarkirkan motornya dan berlari kecil menuju dalam rumah sakit.Ia mencari cari kontak Arda untuk menanyakan dimana ia berada.

Namun,sudah ada pesan masuk dari Arda :

Ruang ICU

Start Again ~SaaihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang