Chapter 19 : White Lie

1.9K 138 38
                                    

The first snow came in the night breeze. Inaudible, like silence. When I want to leave, I hear you whispering something to me. Something that made me unable to breathe for a while.
Do you know what you say?
A beautiful white lie.

- Unknown -

(≧∇≦)/

Oilien Feyna Aksana POV

Kalian tahu? Mungkin anggap saja aku orang gila karena mau duduk di sini, di hadapan "para" lelaki yang begitu dingin dan jadi incaran kaum hawa akademi. Banyak orang menatapku iri karena bisa berteman dengan para most wanted sekolah ini. Aku tahu itu, sangat tahu. Tapi sayang, aku gak tahu.

Tahu gak sih? Yang terlihat sempurna itu belum tentu sempurna. Pasangan yang terlihat sempurna di banyak pasang mata manusia saja bisa berpisah. Yang terlihat jahat seperti Sirius Blake dalam film Harry Potter saja ternyata begitu baik. Yang sebaik White Queen di Alice in The Wonderland saja bisa melakukan kesalahan sebesar itu. Bagaimana dengan mereka yang hina-hina ini? Pasti di balik kesempurnaannya ada kekurangan dan kesedihan yang disembunyikan. Benar, bukan?

Kemarin baru saja aku ditawari Eve membaca novel fantasi yang isinya mengenai seorang manusia bernama Piya yang terdampar di sebuah dunia penyihir dan akhirnya jatuh cinta dengan lelaki dingin bernama Tazu. Oh Tuhan, aku pernah berkata kalau aku membenci hubungan percintaan bukan? Eh, iya enggak sih? Intinya gitu lah.

Tetapi mereka pasangan yang berbeda.

Mereka bukan pasangan sesempurna Romeo dan Juliet yang cintanya begitu indah walaupun harus berakhir mengerikan. Mereka bukan pasangan seperti disney princess yang akan berakhir bahagia. Mereka juga bukan pasangan gila yang melakukan apapun untuk saling bisa membahagiakan.

Sejujurnya, mereka hanya saling menjaga dan memahami.

Oh ya, dan tak harus memiliki. Itu saja.

Aku memukul dahiku cepat. Aku benar-benar bodoh! Barusan aku berbicara mengenai lelaki yang saling berperang dingin ini, bukannya novel fantasi yang membuat pemikiranku sedikit berubah.

"Kamu kenapa?"

Aku? Kenapa?

Aku menggeleng saat Eve tiba-tiba bertanya. Aku tak mampu menjawabnya dan hanya melanjutkan makan. Di jaga oleh Leon dan makan semeja dengan Eve, Aaric, Zeon, Raven, dan lelaki tinggi besar teman Aaric itu. Mm... Varius? Ini pengalaman yang mengerikan!

"Bisakah kalian cerewet sedikit seperti wanita?" Sengaja aku berkata demikian untuk menghindari perang dingin berkepanjangan ini. Walaupun aku tidak tahu sebenarnya ada apa sih, tapi...

"Wah, kalian berkumpul semuanya ya!" sapa dua gadis yang tiba-tiba berada di dekat kami. Aku tersenyum mendapati Felicity langsung duduk di dekatku sedangkan Morgana duduk di sebelah Aaric.

"Lah? Ada Leon?" Morgana menatap Leon dengan raut wajah terkejut. "Kamu cepat sekali beradaptasi ya!

Leon hanya tersenyum. Sungguh! Ia tidak mengatakan apapun dan melanjutkan makan.

Dia tidak berusaha seperti Tazu, kan?

Ya Tuhan, aku mulai gila!

El Academy [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang