Chapter 26 : Fall Behind

888 57 11
                                    

"Because we're all just kids who grew up way too fast."

- Unknown -

•••

"Tidak, anak saya tidak begitu. Anak saya tidak mungkin melakukan itu! Mereka berdua anak baik, saya didik baik dari kecil. Tidak mungkin anak saya mencelakakan orang lain!" sanggah Olivia, ibu Evelina dan Raven dengan gurat wajah frustrasi. Terlihat sekali di raut wajahnya yang mengeruh terdapat kasih sayang yang besar untuk kedua anaknya. "Sungguh, Evelina itu tahu apa? Yang dia tahu hanya seputar anak sebayanya, belajar, pertumbuhannya, dan cinta remaja. Tidak mungkin dia berpikir ingin mencelakakan orang lain! Anak saya tidak mempunyai alasan untui melakukan itu! Dia terlalu manis untuk melakukan kejahatan seperti itu."

Ivy tersenyum menenangkan. Tangan kanannya terulur, menggenggam tangan Olivia--bersimpati. "Saya juga tidak percaya kalau Evelina melakukannya. Dia anak baik, saya tahu. Tetapi ini semua dilakukan hanya demi mengikuti prosedur sekolah. Anda boleh menyangkal dan membela, itu hak Anda. Tetapi untuk kasus ini, kami akan berusaha sebaik mungkin untuk memecahkannya. Masalahnya begini bu, sangat tidak mungkin kalau seseorang yang gantung diri di kamar putri Anda itu murni bunuh diri ketika yang memiliki kunci kamar hanya putri Anda dan satu temannya. Sedangkan yang sempat berada di tempat kejadian adalah putri Anda. Temannya yang lain sedang pergi keluar kota waktu itu karena ... ada tugas sekolah."

"Tetapi tetap ada kemungkinan teman sekamar anak saya yang melakukannya 'kan? Namanya siapa? Saya yang akan bertanya padanya langsung," ucap Olivia sembari menggigit bibir. "Tolong, Bu. Saya bisa menjamin kalau anak saya tidak bersalah. Jadi, tolong pertemukan saya dengan teman sekamarnya. Saya akan bertanya padanya tentang kejadian itu memakai ramuan kejujuran, Ibu."

"Ramuan kejujuran?" Ivy balik bertanya. "Kenapa tidak digunakan untuk anak ibu saja? Kenapa harus teman sekamarnya untuk membuktikan bahwa anak ibu tidak bersalah?"

Olivia terdiam.

"Bu." Genggaman di tangan Ivy menguat. "Kami memanggil ibu di sini hanya untuk memberitahukan informasi mendetailnya. Anak yang gantung diri di kamar putri Anda, Felicity, masih membutuhkan perawatan intensif dan belum sadar. Seandainya dia sudah sadar, saya akan mencari tahu kebenaran dari dia sendiri."

Ivy menghela napas, ia melepaskan genggaman tangannya dan tatapannya beralih pada jam dinding yang menunjukkan waktu istirahat kedua. "Saya juga menjamin, teman sekamarnya itu tidak ada di sekolah saat kejadian. Dia sedang berada di Finelake, bukan di Auvilian, Mrs. Anderson."

"Tetap saja, Mrs. ...?"

"Ivy saja."

"Mrs. Ivy, hanya anak saya yang tertuduh, bukan? Mengapa tidak ada tersangka yang lain untuk pertimbangan? Saya bahkan bersumpah demi apapun yang ada di dunia, di alam semesta ini, bahkan Tuhan, kalau anak saya tidak mungkin melakukannya!" Air mata tertahan seorang ibu akhirnya keluar juga. Lemah, Olivia lemah jika berkaitan dengan keluarganya. Hal itu menurun kepada anak keduanya, Alexander Reviano Anderson yang begitu menyayangi adiknya tanpa pamrih.

Entah mengapa rasanya hati Ivy menghangat. Bibirnya terangkat pada kedua sudutnya, membentuk bulan sabit yang manis tanda haru. Bukan tanpa alasan, ia merasakan apa yang dirasakan seorang ibu.

"Ibu, saya tidak berkata bahwa Evelina merupakan tersangka satu-satunya. Tenang saja, anggota intel milik kami sudah bergerak mendapatkan tersangka lainnya walau hanya Evelina yang terlihat di TKP ." Ivy memberikan jeda sejenak. "Lagipula saya juga yakin bahwa Evelina tidak bersalah, saya sudah melihatnya. Tetapi hal itu belum bisa dijadikan bukti nyata. Harus ada yang mampu meyakinkan sekolah dan murid lainnya mengenai hal itu."

El Academy [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang