Kinar melihat sebuah mobil sport berhenti di pinggir jalan, mobil itu berhenti di dekat seorang pemulung. Saat melihat siapa yang keluar dari mobil, ia segera menyadarinya.
Orang itu adalah Orang yang mengejar dan sering menyatakan cinta pada dirinya, namanya Yudhistira.
Karena penasaran denhan apa yang ingin dilakukan oleh Yudhistira, Kinar diam-diam mendekati tempat di mana pemulung itu berada.
Kinar perlahan mendekati tempat kejadian. Ia melihat dua orang sedang beradu argumen, tapi pemulung itu tak terlalu menanggapi Yudhistira. Ia merasa tertarik dengan pemulung tersebut. Tak mudah bagi seseorang untuk tidak takut pada orang kaya, belum lagi pemulung itu melihat Yudhistira membawa mobil sport yang seharga milyaran rupiah dan membawa seorang pengawal.
Sikap acuh tak acuh pemulung itu menarik perhatian Kinar.
Setelah lama mendengar Yudhistira berbicara, pemulung itu pun akhirnya angkat bicara. Tapi, ucapan pemulung itu membuat Kinar tertawa.
Namun, setelah pemulung berkata seperti itu, pengawal Yudhistira langsung bergerak untuk memukul pemulung tersebut.
Kinar terkejut dengan perlakuan Yudhistira. Untungnya dia tak menerima Yudhistira, jika ia menerimanya, maka ia tak tahu bagaimana ia akan diperlakukan oleh Yudhistira.
Pemulung tersebut tak bisa menahan serangan beruntun dari pengawal Yudhistira dan akhirnya babak belur dan terlempar jauh karena tendangan pengawal tersebut.
Kinar mendengarkan teriakan samar dari pemulung tersebut. Ia sangat ingin membantu pemulung tersebut, tapi ia hanya seorang diri, ditambah lagi ia seorang perempuan. Meskipun ia seorang murid dari dojo beladiri, melawan pengawal profesional bukanlah perkara mudah bagi wanita.
Setelah selesai berbicara, Yudhistira menghamburkan botol yang telah dikumpulkan oleh pemulung itu.
Kinar merasakan iba di hatinya. Pemulung ini hanya ingin mencari uang, tapi ada saja rintangan yang menghadangnya untuk mendapatkan uang.
Ia melangkahkan kaki untuk membantu pemulung itu.
Ketika dia mulai mengumpulkan sampah botol plastik, pemulung itu berbalik melihatnya. Kinar terkejut dan tak sengaja menjatuhkan botol yang telah dikumpulkan di tangannya.
"Kamu..."
Kinar mencoba mengingat siapa pemuda pemulung yang ada di depannya ini.
"Oh itu kamu."
Pemulung itu berkata dengan ringan. Meskipun ada kejutan di matanya, ia tak memperdulikan itu.
"Kamu yang menabrakku pagi ini! Itu kamu!"
Kinar akhirnya berhasil mengingat siapa pemuda yang ada di depannya ini.
"Bingo!"
Pemuda di depan Kinar adalah Daniel.
Daniel memberi Kinar jempol menandakan bahwa Kinar menebaknya dengan benar.
Melihat wajah Daniel yang tetap acuh tak acuh meski sudah dipukuli dengan keras oleh pengawal Yudhistira membuat Kinar terkejut.
Kinar bertanya pada Daniel, "Apa yang kau lakukan dengan sampah ini? Apakah kau memang seorang pemulung?"
Daniel menatap Kinar, kemudian menjawab, "Tentu saja menjualnya di tempat penjualan sampah daur ulang. Emangnya mau dikemanain lagi?" Daniel berhenti sebentar lalu melanjutkan, "Kemudian, apa salahnya menjadi pemulung? Mereka juga membantu menyortir sampah mana yang bisa di daur ulang dan sampah mana yang tak bisa di daur ulang. Seharusnya masyarakat berterima kasih terhadap pemulung karena telah membantu mereka mengumpulkan sampah."
KAMU SEDANG MEMBACA
System Technology and Superpower
Ciencia Ficción[Sedang diperbaiki] Daniel, seorang siswa SMK yang beruntung membangunkan Sistem Teknologi dan Kekuatan Super di saat jam istirahat di sekolah. Seorang siswa SMK dengan cita-cita memajukan bangsa akan menggunakan kemampuan yang diterimanya untuk mew...