Still (3)

266 14 47
                                    


Gintoki tersenyum menyeringai mendengar Tsukuyo meminta bukti darinya.

"apa maksud senyum bodohmu itu Gintoki!!" ucap Tsukuyo kesal.

"oii oii tenanglah.."

Gintoki menopang wajahnya dengan tangan kirinya sambil memainkan sendok di parfaitnya.

"aku tidak bisa membuktikan apa-apa Tsukuyo, meskipun aku tidak bisa menjamin kebahagianmu bersamaku tapi ku ingin merasakan perasaan ini bersamamu" ucapnya tersenyum dengan wajah malas tapi serius.

Degg

Tsukuyo terdiam, mencerna setiap kalimat dari shiroyasha ucapkan itu, ia menelan salivanya gugup, haruskah ia juga mengakui perasaannya saat ini. Mungkin ini adalah kesempatan untuk mengakui dan menerima perasaannya sendiri. Peristiwa ini sangat langka, seorang samurai yang pemalas dan tidak peduli dengan urusan cinta memintanya berjalan bersamanya, pria yang hanya peduli untuk menolong orang-orang disekitarnya menyatakan perasaannya pada seorang courtesan seperti dirinya. bukankah ini memang momen yang Tsukuyo nantikan.

"bu..bukankah kau dekat dengan kakak perempuan Shinpachi?" tanya Tsukuyo, hal itu juga sering terlintas dari pikirannya, sekelebat pertanyaan itu sempat lewat dikepalanya.

Gintoki menyandarkan tubuhnya di kursi "dia ku anggap sebagai adik perempuanku lagipula dia wanitanya gorilla.." jawabnya menelan parfaitnya.

Wanita bersurai pirang itu menaikkan alisnya "wanitanya gorilla?"

"dia wanitanya gorilla, chief Shinsegumi, mereka berdua pasangan yang serasi hahaha" gelaknya.

"apa kau meragukanku?" tanya Gintoki balik.

Mata amethystnya menghindari tatapan menuntut dari crimson mata Gintoki.

"sacchan??" lanjut Tsukuyo lagi pelan, wanita ninja itu sangat jelas sekali mencintai Gintoki terang-terangan dan Tsukuyo penasaran akan hal itu.

"aku tidak begitu suka clingy woman, puas??"

Walaupun sudah mendengar semua alasan yang Gintoki utarakan, hati Tsukuyo masih belum bisa menjawab ajakan dari pria itu.

Tsukuyo beranjak dari tempatnya "ah waktu istirahatku sudah selesai Gintoki" gerak tubuhnya terlihat tergesa-gesa, terkesan menghindar.

"ooiii!! Kau belum menjawab pertanyaanku!" ucap Gintoki kaget dan untungnya ia sempat menangkap lengan wanita itu.

"apa kau mau menghindariku? Hmm??" tanyanya dengan suara berat, ia menarik lengan wanita itu, perlahan  tubuh Tsukuyo limbung dan punggungnya jatuh menimpa dada pria itu.

"apa kau tidak punya perasaan sedikitpun kepadaku Tsukuyo??"

Tubuh Tsukuyo bergetar saat suara pria itu terdengar berat dan serak di belakang telinganya. Aliran darahnya berdesir, hawa tubuhnya terasa panas saat bersandar  ditubuh Gintoki, baru pertama kali ini ia merasakan tubuhnya berbeda disaat tidak ada  jarak diantara mereka seperti ini. Tsukuyo berharap detak jantungnya yang serasa mendobrak dadanya tidak terdengar oleh pria itu.

"apa aku salah berharap pada wanita seperti dirimu?" lanjutnya meletakkan dagunya dipundak Tsukuyo. Ia merasakan tatapan pria itu menusuk dirinya dari samping.

"apa salah pria seperti diriku mengharapkan cinta darimu?"

Ucapan-ucapan Gintoki membuat Tsukuyo lemah, ia merasa lututnya lemas tidak berdaya, seandainya tangan kekar pria itu tidak berada di perutnya menahan tubuhnya. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia benci saat dirinya terlihat lemah didepan pria itu. Ia benci disaat pria itu terlihat menyudutkannya. Dinding pertahanannya mulai goyah karena seorang pria seperti Sakata Gintoki.

Still (Hiatus)Where stories live. Discover now