Happy Reading
*
*
*Jam menunjukkan pukul 10 malam. Baekhyun terbangun dari tidurnya disebuah bus yang ia naiki. Matanya membulat panik. Ia memencet bel dan menghentikan bus nya. Udara dingin menusuk kulit putihnya. Lupa memakai pakaian hangat, baekhyun hanya melipat kedua tangannya didadanya. Mencoba menepis dinginnya malam.
Kling..
Bunyi sms pada ponselnya membuatnya berhenti dan melihat isi pesan tersebut. Terlihat nama omma dan senyuman terpampang diwajah lesu nya. Membuat sedikit sinar terpancar dari wajah cantiknya. Namun, senyum nya seketika hilang saat menyadari banyak sekali pesan dan panggilan tak terjawab dari chanyeol.
Baekhyun keluar dari mesin atm. Ia mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi seseorang. Sambil menunggu jawaban baekhyun duduk disebuah bangku tak jauh dari sana.
"hallo" suara paruh baya terdengar. Senyum merekah diwajah Baekhyun.
"omma.. Apa kau sudah tidur? "
"belum.. Kenapa kau telpon malam2? Apa kau sakit Baekhyun-i.. "
"ahh tidak. Hari ini aku gajian omma. Aku.. Sudah mengirim semuanya ke rekening omma, besok pagi coba di cek ya omma"
"kenapa kau mengirim semuanya? Kau bagaimana nanti? "
"omma.. Bagaimana dengan.. Daehyun? Apa.. Ada perkembangan? "
"tidak ada.. Semua masih sama. Kapan kau pulang hmm? Ini.. Sudah lima tahun. Omma rasa,, omma harus menyerah"
"omma... Kenapa bicara seperti itu"
"kenapa kau harus pergi jauh.. Jika kau disini, mungkin akan terasa lebih baik"
"omma.. Omma tau jika pekerjaan Ini sangat diinginkan Daehyun.. Aku hanya.. Melanjutkan mimpinya"
"kita.. Menyerah saja hmm.. Omma.. Sudah tidak bisa menunggu lagi. Omma juga tidak bisa menahanmu lebih lama lagi. Kau bisa mendapatkan kebahagian dengan yang lain Baekhyun-i.. Omma tidak bisa membuat menantu omma menderita sendiri seperti ini. Sudah cukup kau korbankan segalanya. Ayo.. Kita berhenti hmm.. Pulanglah.. Kembali lah ke rumah"
"omma.. Kenapa kau juga harus mengatakan hal itu.. Hiks.. Aku.. Aku sudah bertahan sampai sejauh ini. Omma.. Bahkan ada yang sadar setelah dua puluh tahun. Apa.. Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi? Aku.. Tidak bisa berhenti"
"lalu.. Apa kau akan menunggu sampai dua puluh tahun? Jika.. Jika sampai saat itu daehyun juga tidak bangun.. Apa.. Ini tidak akan menjadi sia2? Omma.. Sudah lelah.. "
"aku juga lelah omma... Hiks.. Aku bahkan gak tau sampai kapan harus seperti ini. Taehyung.. Bagaimana dengan taehyung,, jika suatu hari dia bertanya tentang appa nya.. Apa yang harus aku lakukan? "
"maafkan omma karena sudah membuatmu menderita seperti ini.. "
"tidak omma.. Jangan minta maaf. Aku yang harus minta maaf karena tidak bisa menjadi menantu dan istri yang berguna. Bahkan aku.. Tidak bisa menjadi ibu yang baik buat taehyung"
"sudahlah.. Sudah malam. Jangan telat makan dan jangan sakit. Omma tutup telpon nya"
Tuttt
"omma.. Omma.. Hiks.. Hiks.. Omma.. "
Baekhyun menangis tersedu2. Rasa sakit menjalar menusuk hati nya. Air mata membasahi wajahnya. Bahkan suara nya tersekat di tenggorokannya. Baekhyun terus menangis meratapi kehidupannya.
----
Keesokannya baekhyun sibuk dengan komputer didepan nya. Ia bahkan harus memakai kacamata. Tak lama seseorang datang dan menyuruh nya pergi ke ruang direktur.
Tok.. Tok.. Tok..
"direktur Nam.. Apa kau memanggilku? " tanya Baekhyun dengan membuka pintu ruang direktur.
Didalam direktur Nam terlihat senang mengobrol dengan seseorang yang duduk didepannya. Obrolannya terhenti saat melihat Baekhyun masuk.
"ohh.. Baekhyun-ssi, kemarilah. Seseorang mencarimu. "
Seorang pria menole menatap tajam pada baekhyun. Baekhyun menatap balik malas.
"good morning Baekhyun-ssi... Apa kau sibuk? "
"kenapa kau kesini? "
"Yakk!! Baekhyun.. Bicaralah yang sopan. Apa kau tidak tau siapa dia? "
"ahh.. Tidak apa direktur Nam. Aku sudah minta ijin. Jadi, ayo kita pergi"
Tanpa menunggu jawaban baekhyun, chanyeol menarik lengan Baekhyun hingga keluar ruangan. Baekhyun menarik tangannya membuat chanyeol terhenti melangkah.
"apa mau mu huh? "
"apa kau tidak dengar tadi? Aku sudah minta ijin pada bos mu. Jadi, ayo kita jalan2. Aku tau kau pasti jenuh. Ayo.. Kita lihat laut"
"dasar gila"
"Yaak!! "
"apa?? Kau pikir kau siapa huh? Maaf, tapi aku punya banyak pekerjaan. Tidak seperti mu, yang hanya diam saja sudah menghasilkan ribuan dollar. Tapi aku, aku harus bekerja"
Baekhyun berjalan ke arah ruangannya.
"Berapa? Berapa Yang mereka bayarkan huh? Aku.. Akan membayarnya 10 kali Lipat. Jadi, jangan pergi "
Baekhyun menghela napas. Ia kembali berjalan ke arah Chanyeol.
PLAAK
"harus Berapa kali aku menamparmu agar kau sadar huh? Apa kau pikir dengan uang kau bisa memiliki segalanya? "
"jika itu bisa membuat Kau menjadi milikku.. "
"kau gila. Jangan pernah menemuiku lagi"
"apa kau tidak pernah memikirkan ku Sama sekali? "
Pertanyaan chanyeol membuat Baekhyun kembali berbalik dan hanya menatap tajam.
"tidak pernah" Jawab Baekhyun tanpa ragu.
"apa kau tidak pernah merindukanku? "
"tidak pernah"
"apa.. Kau bahkan tidak pernah punya Perasaan pada ku sedikit saja? "
"tidak pernah"
mata Baekhyun melirik ke arah lain. Dan Itu membuat Chanyeol melangkah cepat Dan langsung mencengkram lengan Baekhyun kuat.
Baekhyun menatap tajam terkejut dengan perbuatan Chanyeol.
"tatap mataku Dan katakan kau tak menyukaiku? " ucap Chanyeol dengan penekanan Berat.
Tubuh Baekhyun bergetar. Ia melihat Sorot tajam yang menakutkan. Namun, Itu tidak menggoyangkan Hatinya.
"tidak pernah. Aku.. Tidak pernah menyukaimu sedikitpun"
"KENAPA??? "
Cengkraman chanyeol semakin kuat. Membuat Baekhyun meringis kesakitan.
"Karena Aku Mencintai suamiku"
Degh
Cengkaraman chanyeol lepas tiba2 . Baekhyun hampir terjatuh kalau saja Ia tidak mencoba menahan tubuhnya.
Chanyeol berjalan sedih. Tanpa kata ia pergi meninggalkan Baekhyun yang langsung ambruk menahan air mata. Tak menyangka dengan Apa yang baru saja terjadi.To be continue

KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love - END
FanfictionKISAH CINTA TERLARANG Romance, Sad . BOY X BOY , YAOI.