1 ]Olahraga[

40 9 8
                                    


Hari ini kamu mungkin bersikap biasa saja. Tapi siapa yang tahu bagaimana sikapmu esok hari, minggu depan, bulan depan?

-;-

Sejak dulu, Lea selalu memimpikan kehidupan semasa SMA layaknya novel-novel yang pernah ia baca. Punya geng terkenal sejagad sekolah, punya cowok keren berpredikat badboy bin most wanted, beberapa kali menyusup pagar belakang sekolah untuk melakukan bolos massal, dan hal-hal semacamnya. Namun alih-alih menjadi cewek urakan bertubuh bohay, Lea justru terperangkap di dalam pertemanan bersama seorang Nadya Putri yang sudah terdaftar menjadi penghuni tetap ruangan penuh buku, bahkan sejak sebelum terdaftar di sekolah.

Boro-boro punya cowok keren apalagi mau nambahin yang berpredikat badboy, tangannya kesenggol seperempat detik sama tangannya makhluk berdada bidang aja udah gemeteran.

Dan apa tadi? Menyusup pagar belakang sekolah? Bolos? Haram hukumnya bagi seorang Ileana buat keluar dari sekolah jika bel pulang belum benar-benar berbunyi. Apalagi kalau bolos. Bisa-bisa Lea bunuh diri karena merasa melakukan dosa besar.

Silakan menganggap masa-masa SMA Lea kurang sensasi, karena memang begitu adanya. Seorang Ileana memang seorang anak rumahan--anak mama juga--yang taat akan peraturan di manapun ia berada. 

Tapi hal itu tidak berlangsung lama, sebab setahun ia menyabet gelar junior paling rendah semasa SMA, Lea sudah gerah akibat komporan dari tetangganya--yang kebetulan merupakan salah satu anak SMA penuh sensasi--dan memutuskan untuk pindah haluan dari anak baik-baik menjadi anak sedikit tidak baik-baik. Sedikit, loh.

Dan Lea memulainya dengan mencari seorang cowok yang ia harapkan akan membawa sensasi lebih di masa SMA-nya. Tidak sulit untuk mendapatkannya, sebab Lea sebenarnya sudah memendam perasaan kepada seorang cowok kelas sebelah. Tapi karena selama kelas 10 Lea masih jadi anak baik-baik, jadi dia harus merelakan gebetannya digebet juga oleh cewek lain.

Namun, mulai kelas 11 ini, Lea akan melakukan gerakan perubahan. Akan ia damprat cewek-cewek lain yang berani menyentuh Mas Azra--kalau berani. Akan Lea jadikan Azra satu-satunya cowok yang bisa menggenggam hatinya--kalau Azra mau. Untuk itu, doakan Lea.

¦ R  i  g  h  t  M  i  s  t  a  k  e ¦

"Azraa! Yuhuu!"

Merasa namanya terpanggil, Azra kontan menutup matanya sejenak, berusaha supaya tidak mengumpat dan menambah jumlah dosanya. Bagaimana tidak? Ini masih pagi dan Azra sedang di kamar mandi untuk mengganti seragamnya dengan seragam olahraga, ketika tiba-tiba seorang cewek memanggilnya dengan keras sehingga suara cewek itu memenuhi seluruh kamar mandi. Sekali lagi, cewek. Di kamar mandi cowok. Dan yang lebih parah, memanggil namanya. Gimana Azra nggak dag-dig-dug. Coba kalau tiba-tiba ada yang masuk dan mendengar teriakan cewek itu. Bisa-bisa Azra yang mati kutu kaya habis ke gep bawa cewek ke kamar mandi.

Azra tahu bahwa cewek yang baru saja memanggil namanya adalah Lea, anak kelas 11 Mipa 3 yang sudah selama dua minggu ini mengusik kehidupan Azra. Tepatnya, sejak hari ketiga memasuki tahun ajaran baru di kelas 11 ini. Azra tidak tahu apa sebabnya hingga gadis itu semakin mendekatinya. Kalau kata teman-temannya sih, Lea suka sama Azra. Tapi kalau Azra pikir-pikir lagi, biasanya kan cewek itu kalo suka sama cowok, ya cuma diam dan menunggu si cowok deketin si cewek. Lah ini, malah ceweknya yang gercep duluan.

Mengambil kemeja dan celananya dari gantungan, Azra kemudian keluar dari bilik kamar mandi.

"Aduh!" belum sempat Azra mengucap sesuatu, seseorang terlebih dahulu mendahului kalimatnya.

"Ngapain lo di sini?" Azra menyemprot Lea dengan tatapan yang tidak ada unsur ramahnya sama sekali. Lea yang tadinya mengusap-usap keningnya yang nyeri karena membentur cermin segera mengalihkan pandangannya kepada Azra yang tengah berdiri di depan pintu kamar mandi.

Right MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang