2.7K 643 54
                                    

" let's start the journey, yeay!"

jeongin meperlihatkan semangatnya yang menyala-nyala dengan senyuman yang lebar. tapi tiba-tiba hyunjin menginterupsi dan membuat jeongin berhenti berteriak tidak jelas.

" hei, pakai sabukmu. aku akan mengebut. jangan mati sia-sia gara-gara kepalamu terbentur saat aku rem mendadak," ucap hyunjin sambil memakai sabuknya.

gaya bicaranya masih dingin, tidak ada yang berubah.

tetapi yang di nasihati hanya cengegesan sambil menuruti ucapan sang senior.

" menurut senior, kemana tujuan awal yang bagus?"

" hotel," jawab hyunjin tanpa ragu.

mendengar itu jantung jeongin hampir loncat keluar karena terlalu kaget.

" hotel?! kita bisa tidur di mobil bukan?!"

" yasudah, tidak perlu sekaget itu. memangnya apa yang kau takuti? kita berdua lelaki." hyunjin menjawab dengan ketus. " bilang saja jika uangmu tidak ingin aku habiskan."

benar. mereka berdua lelaki, lalu jika satu kamar hotel kenapa jeongin harus sekaget itu?

jeongin hanya diam. dia merasa bersalah karena respon dirinya yang berlebihan. dan setelah itu keheningan terjadi ditemani suara mesin mobil yang melaju kencang.

sudah sekitar 30 menit mereka berkendara tanpa henti. dan tidak ada yang bicara satu pun.

" ini salahku. suasananya jadi canggung begini," batin jeongin sambil mengigiti kukunya.

mata jeongin membulat, karena tiba-tiba hyunjin menepikan mobil ke sebuah restoran cepat saji lewat drive-thru.

" oh? senior sudah lapar?"

" bukan aku. dari tadi kau mengigiti kuku. jika lapar bilang saja, bocah."

mungkin hyunjin salah mengira. sebenarnya jeongin bukan lapar, tapi kebiasaanya adalah mengigiti kuku saat merasa bersalah.

↬°°↫

jeongin memakan burgernya lahap. rasanya, saat ini adalah waktu yang tepat untuk makan siang di tengah perjalanan panjang.

tetapi hyunjin terlihat sangat tidak nafsu. ia hanya meminum susu dan memperhatikan adik kelasnya itu.

" kenapa tidak bilang kalau kau tidak bisa makan dalam mobil?" kata hyunjin melanjutkan, " jika tahu begitu kita pesan saja di dalam bukan lewat drive-thru."

" maaf, senior tidak tanya sih," jawab jeongin setelah meminum cola.

karena itu, akhirnya mereka makan di depan restoran.

tidak ada pembicaraan lagi, jeongin sibuk makan dan hyunjin hanya bersandar di kursinya mencoba rileks.

" oh iya, dimana senior memparkirkan mobilnya?" tanya jeongin tiba-tiba, menyadarkan hyunjin yang sedikit tertidur.

" di pinggir jalan," jawab hyunjin seadanya.

jeongin hanya ber-oh saja, tetapi tiba-tiba dia berdiri dan menjatuhkan kaleng colanya yang sudah kosong setelah melihat ke arah jalanan.

" mo-mobil ... "

" ada apa sih? biarkan aku istirahat sebentar," ucap hyunjin

" se-senior, ka-kau tinggalkan ku-kuncinya di dalam mo-mobil?" tanya jeongin terbata-bata.

hyunjin terdiam sebentar, mengingat-ingat sambil merogoh saku baju dan celananya. dirasa tidak ada benda yang di cari, tiba-tiba hyunjin ikut berdiri di samping jeongin yang masih terdiam.

" maaf, aku lupa. biar aku ambil."

jeongin kembali duduk. dia terlihat pasrah.

" hah.. tidak perlu. mobilnya sudah di curi seseorang."

sturmfrei。hyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang