十四

2.5K 545 44
                                    

"eh? kakak yang dicuri tokonya oleh lelaki gila ini?" ucap jeongin setelah sadar keberadaan lelaki yang berteriak itu lalu menunjuk hyunjin.

hyunjin langsung membalikkan badannya menghadap lelaki berambut blonde juga agak keriting itu.

"ah iya hehe. bisa kembalikan? itu toko keluargaku. jika ada barang yang hilang bisa-bisa aku dibunuh." ucapnya ramah.

jeongin dengan senang hati mengembalikan barang yang di curi hyunjin pada lelaki itu.

"terimakasih. ngomong-ngomong namaku bangchan. siapa namamu, dik?" tanyanya pada jeongin.

"aku jeong-" ucap jeongin terpotong oleh hyunjin.

"panggil saja aku hwang," ucap hyunjin lalu menarik tangan jeongin "ayo pulang."

jeongin menurut saja dan mengikuti hyunjin berjalan tetapi kepalanya masih melihat ke arah lelaki bernama bangchan itu sambil tersenyum ramah. "namaku jeongin. sampai nanti, kak bangchan." pamitnya.

bangchan mengangguk sambil melambaikan tangannya. melupakan masalah utamanya yaitu hyunjin.

setelah sampai di rumah yang masih agak berantakan, hyunjin duduk dan memijat kepalanya.

"kenapa kau malah memberi tahu namamu padanya? padahal tadi aku sengaja memotong ucapanmu."

"memangnya kenapa? aku yakin kakak itu orang baik. bisa saja dia membantu kita dalam banyak hal." jawab jeongin.

hyunjin menghembuskan nafasnya kasar, merasa sangat lelah.

"disaat stres begini aku sangat ingin merokok. hah.. benar-benar gila." ucap hyunjin terlihat sangat pasrah.

disaat hyunjin mengeluarkan semua keluhannya jeongin malah sibuk lanjut membereskan rumah.

"disaat stres begitu lebih baik tidur. tidak membuat senior penyakitan dan menjadi lebih segar saat bangun nanti. jadi cobalah untuk tidur." ucap jeongin disela kesibukannya.

hyunjin mengedarkan pandangannya, mencari-cari tempat yang layak untuk dijadikan tempat tidur.

"tidur dimana? kau membereskan rumah sedari tadi tidak ada hasilnya ya?" ucap hyunjin agak jengkel lalu berjalan menghampiri jeongin. "sini biar aku bantu."

"cih. tidak ada rasa terimakasih sama sekali." ucap jeongin agak kesal.

akhirnya mereka berdua membereskan ruangan itu bersama tanpa ada obrolan apapun. sekitar dua jam sibuk, dengan lancar mereka selesai.

hyunjin dan jeongin berbaring dilantai tanpa alas apapun. nafas mereka terngah-engah saling bersahutan. se-lelah itukah seperti habis melakukan maraton berkilo-kilo meter?

sekarang pukul 5:04p.m sebentar lagi malam dan untungnya lampu di rumah itu masih bisa di nyalakan. jika tidak mungkin saja mereka berdua memilih tidur diluar karena keduanya orang yang muda ketakutan oleh hal berbau mistis.

"aku akan beli makanan untuk makan malam. senior mau makan apa? ramen saja ya agar murah." ucap jeongin yang bersiap pergi.

"terserah saja. yang penting jangan pergi ke toko sebrang, pergi saja ke sebelah barat walau harus berjalan agak jauh." ucap hyunjin.

"untuk apa cari yang jauh jika ada didepan mata?" tanya jeongin sambil menutup pintu agak keras.

jeongin tidak tahu saja jika toko disebrang yang dimaksudkan hyunjin itu adalah toko yang tadi siang sempat jadi tempat curian sang senior.

sudah sangat jelas jika hyunjin sangat benci pada lelaki bernama bangchan itu.





-

hai, aku tuh mau coba sering update karna ada bbrp keluhan wkwk tapi aku ngerti kok perasaan kalian yang di gantung:((

aku usahain setiap weekend atau ga dua kali seminggu tapi liat situasi aja sih hehe soalnya aku kelas akhir es em a.

dan ini aku update lagi untuk rasa terimakasih aku buat kalian yang udah komen di chapter sblmnya!

-

thank u next✨

sturmfrei。hyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang