Chapter 2

292 200 212
                                    

~...~...~...~...~...~..~

*:*Happy Reading!🐾*:*

~...~...~...~...~...~...~

Tringgg

Tringgg

Bel pulang kini sudah berdering. Semua murid SMA Sinartha berlalu lalang melewati kelas Kael. Kael langsung berjalan menuju lemari berwarna coklat di mana peralatan kebersihan terkumpul rapi.

"Def," Panggil Kael saat Defi berjalan keluar kelas dengan memakai tas ranselnya yang berada di punggung.bDefi merasa terpanggil dan membalikan badannya menghadap ke arah Kael.

"Apaan?" Balas Defi yang sudah berhadapan dengan Kael dengan jarak yang sedikit jauh.

"Lo gak akan balik bareng gue?"

"Gue di jemput El,"

"Oh ya udahh,"

"Oke hati - hati lo ya nanti,"

"Siap," Balas Kael lalu menyapu barisan ke empat yang menurutnya paling kotor. Sedangkan Defi sudah meninggalkan Kael di dalam kelas karena ayahnya sudah menunggu di depan gerbang.

Hanya Kael yang berada di dalam kelas. Gara-gara pagi tadi dia telat dan tidak piket, Kael harus melakukannya di saat murid - murid sudah pulang. Jika tidak, Kael harus membayar denda sebesar dua puluh ribu dan menurutnya itu sangat merugikan.

Sudah menyapu semua lantai kelas, Kael langsung berjalan menuju parkiran di mana mobil merah miliknya terparkir dengan rapi.

Dilain tempat, Rival sedang berada di depan parkiran sekolahnya sambil menunggu Tommy dan Chandra. Tak lama, dua orang yang Rival tunggu pun datang menghampiri Rival.

Rival langsung menggunakan hoodie putih yang sedari tadi ia pegang. Rival pun memakai helm berkaca fullface yang sedari tadi ia simpan di atas jok motornya.

"Eh lo langsung balik? Atau ke warung Bah Wahid?" Tanya Tommy saat Rival menyalakan mesin motornya.

"Balik," Ucap Rival singkat.

"Ya udah gue juga langsung balik,"

"Anjirrr gue males di rumah!"

"Rumah gue, sekarang!" Ucap Rival lalu melajukan motor KLX hijau miliknya dan keluar dari parkiran sekolah menuju rumahnya, begitu juga dengan Tommy dan Chandra yang mengkuti Rival dari belakang.

🌸🌸🌸

Kael melajukan mobilnya santai dengan kecepatan rata-rata. Seperti biasa Kael selalu menyalakan radio agar suasana di mobil tidak terlalu sepi.

Cittt


Tiba saja mobil Kael terhenti di sisi jalan. Kael sedikit kaget karena mobilnya tiba saja terhenti secara mendadak.

"Lah anjir kok berhenti? Untung gue di pinggir jalan bukan di tengah!" Gerutu Kael yang mobilnya tiba saja terhenti. Kael turun dari mobilnya, entah apa yang harus Kael lakukan, Kael tak mengerti.

"Pak bantu saya dorong sampe halte depan ya? Bisa kan?" Ucap Kael saat melihat seorang pria tua yang melewat di sampingnya.

"Iya neng." Balas Bapak tua itu.

Tak lama, karena jarak ke halte tidak terlalu jauh, Kael sudah berada di halte. Kael memberi uang kepada Bapak tua itu sebagai upah karena sudah mendorong mobil Kael sampai halte.

Kael duduk di halte yang bercat biru sambil membuka ponselnya untuk meminta tolong pada Ayahnya. Namun Ayahnya tidak bisa ditelepon, mungkin sedang sibuk.

Deruan motor terdengar dan berhenti tepat di belakang mobil Kael yang mogok. Kael terdiam masih memikirkan bagaimana caranya agar mobil miliknya kembali normal.

"Val ngapain ke sini lo? Bukannya ke rumah lo?" Tanya Pria bertubuh paling pendek di antara ketiga Pria di sampingnya.

Ya, dua motor KLX, satu motor CRF. Motor itu milik Rival, Tommy, juga Chandra yang berada tak jauh dari Kael duduk.

 Kael mengabaikan ketiga pria di sampingnya dan masih memikirkan apa yang harus dia lakukan agar sampai ke rumah dengan selamat. Pakai taksi? mobilnya di tinggal? Gak mungkin. Dan sudahlah Kael lebih baik diam menunggu Ayahnya telepon balik.

"Kenapa?" Tanya Rival dari samping Kael. Kael mengerutkan dahinya bingung apa perkataan pria itu yang tak jelas.

"Mobil lo kenapa?"

"Mogok,"

"Bantuan?" Kael lagi-lagi mengerutkan dahinya tak mengerti.

"Butuh bantuan?" Kael menganggukan kepalanya. Tak ada balasan dari Rival sama sekali. Tommy dan Chandra yang berada di samping Rival itu diam tak bersuara sama sekali.

"Pulang bareng gue," Kael membulatkan matanya. Ia menggelengkan kepalanya dengan cepat. Jelas ia tak mengenali pria dihadapannya, siapa tahu dia orang jahat yang ingin mengambil mobil Kael.

"Nanti di bawa tukang bengkel,"

"Gak! Takut diambil,"

"Gak!"

Rival mengeluarkan ponselnya lalu duduk di samping Kael. Kael tak mendengarkan apa yang di bicarakan Rival dengan seseorang yang sedang di ajak bicara di ponselnya.

Tak lama seorang pria paruh baya datang menghampiri Rival. "Yang mana Val?"

"Depan,"

"Kuncinya?"

Rival langsung menatap mata Kael mengisyaratkan untuk memberikan kunci mobilnya pada pria paruh baya yang berada di samping Rival.

"Nih! Jangan jadi hak milik ya Pak."

"Siap atuh neng."

🌸🌸🌸

Mereka berdua sudah berada di komplek Kael, sedangkan Tommy dan Chandra mereka sudah lebih duluan menuju rumah Rival karena Rival yang menyuruhnya.

"Di depan tuh rumah gue,"

Kael pun turun dari motor KLX Rival karena dia sudah berada di depan gerbang rumahnya.

"Makasih. Oh iya nama lo siapa?"

"Rival."

"Oke kenalin, gue Kael. Sekali lagi makasih ya, btw mobil gue kapan balik?"

gue udah lama tau nama lo!' batin Rival.

"Sekitar 2 harian." Kael menganggukkan kepalanya. Hendak Kael membalikkan badannya, Rival tiba saja berdeham.

"Besokgue jemput,"

"Gue bisa pake angkutan umum ko,"

"Ini perintah! Gue cabut,"

Kael pun langsung memasuki gerbang rumahnya dan berjalan memasuki rumah berpintu putih itu. Kael pun berjalan menaiki tangga satu per satu menuju Kamarnya yang berada dilantai atas.

------------------------------------
tbc

Baru update lagi nih😉

Vote sama coment nya jangan lupa yaa😂

IG: @sailaaztw

Jangan lupa follow😙

New Boyfriend [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang