toko kelontong.

52 4 3
                                    

"aih, panas betul hari ini." mang erik tengah menjaga toko sambil kepanasan hari itu, ketika seorang gadis berumur belasan tahun, memakai jilbab putih, baju kaos warna biru dan rok senada tergopoh gopoh berjalan ke arah tokonya.
"astagfirullah, panasnya.." gadis itu duduk di bangku panjang depan toko Mang Erik. Tiba tiba, ia menengok ke arah Mang Erik.
"Mas, saya numpang duduk disini, ya. Saya janji sebentar lagi akan pergi. Saya cuma ingin istirahat sebentar." katanya pelan. Napasnya menderu. Seperti habis berlari atau berjalan sangat jauh.
Mang Erik iba melihatnya yang kuyu, berkeringat, dan terlihat lelah sekali.
"jadi teringat masa dulu..." ucap Mang Erik bersamaan dengan memori yang berputar di kepalanya. Dimana ia juga sempat mengalami kelelahan yang terlihat luar biasa seperti gadis itu.
Mang Erik bergegas mengambilkan sebotol minuman kemasan dari dalam kulkas, kemudian menyodorkannya kepada sang gadis.
"ini, neng. Diminum dulu"
Si gadis terlihat kaget. "eh, i.. Iya mas. Makasih ya" katanya gelagapan. Mang Erik tersenyum. Dibiarkannya gadis itu meminum minuman kemasan dengan sangat cepat. sepertinya ia memang membutuhkannya sejak tadi.

Setelah Mang Erik memastikan bahwa gadis itu sudah agak baikan, ia mengulurkan tangannya "saya Erik. Panggil saja Mang Erik" tanpa diduga, si gadis tidak membalas jabatan tangannya. Melainkan menelangkupkan kedua tangannya di depan dada sambil berkata, "waalaikumussalam, saya Hasna. Salam kenal Mang Erik" senyumnya kemudian terukir manis di wajahnya yang kuning langsat. Mang Erik jadi salah tingkah, ditariknya lagi uluran tangannya "eh.. Assalamualaikum.. Hehe" ujarnya sambil pura pura menggaruk tengkuk. Perlu diketahui, itu adalah gerakan refleks ketika Mang Erik mati gaya.
Gadis itu tersenyum lagi.

Kedua orang itu pun mengobrolkan banyak hal. Mang Erik duduk di balik etalase sedangkan Hasna duduk di bangku depan toko kelontong kecilnya.
Melalui cakap cakap mengalir mereka, Mang Erik jadi tahu sebenarnya apa yang sedang terjadi dengan gadis yang ternyata bernama Hasna itu.
Hasna adalah anak perantauan. Berasal dari jogja dan memutuskan untuk merantau ke jakarta. Tidak mau merepotkan orangtua, katanya.
Di Jakarta ia menumpang di suatu kamar kos-an milik saudaranya. Ia jadi banyak terbantu oleh fakta itu, karena biaya kos yang ditanggungkan kepadanya tidak terlalu besar.
Hasna dulu lulusan sekolah agama. Pantas lah jika kini pemahaman agamanya baik sekali.
Hasna bukan anak orang berada seperti teman temannya yang dulu satu sekolah dengannya di salah satu sekolah agama di Jogja. Dulu saja, seringkali ia dibantu oleh saudara ibu untuk membayari biaya sekolahnya.
Bapaknya bekerja sebagai salah satu guru sekolah dasar di desanya. Desa tempat tinggal Hasna jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Sebuah desa kecil di ujung perbatasan. Tak heran, jika gaji bapaknya hanya cukup untuk membiayai biaya sehari hari.
Ibunya bekerja menjadi seorang penjahit desa yang juga pendapatannya tak bisa dibilang banyak. Tapi Hasna dan keluarga selalu mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan. Cukup untuk makan dan sekolah saja, Hasna sudah amat sangat bersyukur.

Namun, kian waktu berjalan, Hasna mulai menyadari bahwa ia tidak bisa terus terusan menggantungkan urusan hidup kepada kedua orangtuanya. Suatu saat, pasti ada kalanya bapak dan ibu tidak bisa membiayainya hanya dengan mengandalkan pendapatan sehari hari. Begitu pikirnya.
Akhirnya, Saat hendak masuk SMA, Hasna memutuskan untuk merantau, bapak dan ibu terlihat sekali berat melepaskannya. Bagaimana tidak? Ia adalah anak perempuan satu satunya, diantara satu kakak laki lakinya dan kedua adiknya yang juga laki laki.
Ibu bahkan menangis saat mengantarnya ke stasiun. Bapak terlihat berkaca kaca, tapi ia berusaha penuh untuk tidak terlihat berat melepaskan Hasna. Bapak bahkan sedari malam sebelumya terus menyemangati Hasna.
Hasna dengan segala dilema akhirnya berangkat juga.
Dan itu menjadi awal petualangan bagi Hasna.

***

MOHON MAAP AKU BARU PEMULA :')

🐣🐣🐣
SO SORRY IF THE STORIES IS ABSURD OR WEIRD, BUT THANKYOU BAGI YANG UDAH MAU BACA 💕💕

🐣🐣🐣
KEEP CALM READERS, JUST SMILE AND READ THIS STORY,

ARIGATOU!
-madie

mesogavitoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang