e

20 11 0
                                    

"Lu lagi kenapa, dah, Ca?"

Felix naro punggung tangannya di jidat gue, "Sakit?"

Gue geleng.
"Kaga, anjir."

Aurel nyaut dari belakang, "Sakit, fix. Teler dia."

Gue nengok, "Gue jait mulut lu, mau?"

Niko langsung meluk Aurel, "Cewek gua. Jangan diapa-apain."

"Idih, najis."

Felix ketawa, "Makanya, cari cowok. Gak bosen apa jadi nyamuk mulu? Gue bosen juga kita jalan berlima. Sekali-kali berenam gitu."

Gue ngelirik Felix.
"Lo udah ngomong gitu kemaren, pas Tian ke rumah buat ngajak gue jalan."

"HAH?!"

Felix hampir aja bikin gue kelempar ke depan kalo aja seatbelt gak gue pasang.
"Nyetir yang bener, anjing!"

Felix lagi-lagi pegang jidat gue.
"Ca, lo kurang tidur. Tidur dulu aja, nanti gue bangunin."

"Apaan, sih, Lix? Gak jelas lu daritadi nyuruh tidur."

"Lu tuh, ya. Omongan udah ngelantur."

Gue naikin satu alis gue, seketika pusing, "Gue kenapa, sih, anjir?"

m i m p i-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang