BAB 2

75 19 9
                                    

Kesibukan di bangku perkuliahan memang tak seperti yang di pikirkan olehku. Mungkin, bagi sebagian mahasiswa ataupun mahasiswi yang tidak punya pekerjaan selain mengerjakan tugas dan masuk kuliah akan berpikir bahwa ini sangat santai. Bahkan saking santainya mereka hanya jadi mahasiswa pengangguran.

Berbeda sekali dengan diriku saat ini. setelah pengumuman penerimaan mahasiswa tahun lalu, rencana-rencana yang aku tulis itu sebagian menjadi kenyataan. Salah satunya adalah masuk organisasi. Hmm.. aku juga tak menyangka jika masuk organisasi 4 sekaligus membuat diriku tak bisa membagi waktu dengan baik.

Sekarang aku sudah memasuki semester 3 awal. Tak terasa setahun sudah berlalu dan aku pun sangat jarang untuk pulang ke rumah. Bahkan waktu untuk orang rumah pun hampir tidak punya.

Seperti hari ini, aku sedang di telfon orang rumah. Untuk menanyakan kabar dan kapan pulang, ayah dan ibu kangen lah blah.. blah.. blah.. kadang aku hampir bosan sendiri mendengarnya.

"Aku belum bisa pulang ma bulan ini, toh sepertinya bulan depan aku juga enggak bisa pulang", ucapku asal-asalan.

Terdengar dari seberang telefon sana mamahku menghela nafas, "apa kamu ga kangen sama ayahmu? Sama mamah?"

Aku tertawa, "jelas kangen lah.. tapi gimana lagi, tanggung jawabku banyak banget mah. Aku jadi ketua bidang, jadi sekretaris, ada juga yang jadi anggota tapi kerjaannya kaya ketua bidang." Cerocosku. Aku hanya berharap orangtuaku mengerti. Maklum lah, aku masih menikmati kesendirianku di kota ini.

Aku merasakan mamahku terlihat gusar, namun aku tetap tak perduli. Karena bagaimanapun juga yang penting aku bisa menjaga diri. Dan kuliah serta lulus tepat waktu. Itu yang diimpikan orangtuaku.

"Ya sudah, terserah kamu saja lah. Tapi kalo ada waktu luang pulang ya !"

Biip

Aku terdiam, hampir setiap hari aku ditelfon. Tidak lain hanya untuk menanyakan hal itu. Sebenarnya aku sudah bosan. Padahal jika aku punya waktu luang sudah pasti aku akan pulang. Tapi bagaimana lagi, keadaan memang sedang tak berpihak padaku. Jadi aku terima-terima saja, aku jalankan dan aku nikmati. Apalagi aku sudah benar-benar keluar dari zona orangtua.

Aku tersenyum, hari sudah mulai gelap. Aku harus segera tidur. Besok masih harus kuliah jam pertama. Dan aku akan membiasakan untuk bangun jam setengah 3 pagi untuk shalat dan melakukan aktifitas lainnya.

🎬🎬🎬

U

ntung saja letak kosku tak jauh dari gedung ku kuliah. Hanya berjalan 300meter, aku sudah sampai di sini. Aku adalah orang yang penyuka jalan kaki, konon jalan kaki memanjangkan umur dan membuat kita tampak lebih muda. Aku percaya saja. Karena memang berjalan kaki jauh, sama saja dengan berolahraga.

Aku pun duduk di bangku kelas, saat ini tepat jam 7 pas. Tapi dosen belum juga memasuki kelas. Aku hampir gemas dibuatnya. Setelah aku mengatur nafas sebentar, karena tadi aku harus menaiki tangga hingga lantai ke empat. Aku baru melihat sekelabat bayangan dosen datang.

Tring.. tring..

Aku menengok layar di hpku. Mamah pagi-pagi sudah telfon. Aku abaikan, sebelumnya aku sudah men silent hapeku. Lalu ku masukkan ke tas, sekilas layar hapeku berkedip-kedip tanda mamah masih berusaha menelfonku hingga berkali-kali. Tapi aku tak punya pilihan lain, toh dosenku sekarang sudah ada di depan dan akan memulai kuliahnya.

Sebenarnya cukup menarik perhatian, ketika mamahku tak berhenti menelfon. Sampai-sampai pelajaran yang tadi aku lalui pun sama sekali tak ada yang masuk ke dalam otakku. Walaupun berkali-kali aku mengibaskan tanganku untuk tidak memikirkan itu lagi.

Mahabbah NisrynaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang