Chapter 22

3.1K 146 17
                                    

Chanyeol terlihat kesulitan saat menarik nafasnya , dengan susah payah dia berusaha untuk bernafas dengan normal tetapi nihil. Saat ini nafasnya begitu sangat sesak tidak seperti biasanya

"Mianhae hyungdeul, aku selalu menyusahkan kalian" ujar Chanyeol di sela dirinya berusaha untuk menghirup oksigen

"Diam dan jangan banyak bicara dulu, atur nafasmu dengan baik" ujar Suho pelan, Ia sangat cemas melihat wajah Chanyeol yang pucat dan nafasnya yang terdengar semakin keras

Selang beberapa menit kemudian, dokter yang  Baekhyun hubungi tadi sudah datang, kebetulan Baekhyun menghubungi dokter keluarga mereka agar dokter tersebut segera bisa datang

Baekhyun segera menyambut kedatangan sang dokter dan mengantar dokter tersebut ke kamar Chanyeol

"apa yang terjadi padanya?" tanya sang dokter yang saat ini sudah berada dikamar Chanyeol

"tubuh Chanyeol tiba-tiba lemas dan deru nafasnya benar-benar terdengar berat dan saya begitu sangat khawatir dok" ujar Suho

"Ini yang saya khawatirkan dari awal, saat terakhir Chanyeol memeriksakan kondisinya minggu lalu yang sejujurnya sudah sangat mengkhawatirkan dan saya sudah mengatakan kepadanya untuk dirawat sementara dirumah sakit untuk memulihkan kondisinya tetapi Chanyeol tidak mengindahkan ucapan saya" ujar sang dokter

Setelah Suho dan Baekhyun mendengar ucapan sang dokter , kedua mata mereka menatap Chanyeol tajam dan seolah-olah Chanyeol mengerti tatapan kedua hyungnya dia pun menunjukkan senyumannya

"aku kira , ini tidak akan berdampak fatal seperti sekarang hyung,  mianhae ... Aku menyusahkan kalian" ujar Chanyeol sambil berucap senormal mungkin walaupun dadanya benar-benar terasa terhimpit sekarang

"Intervalnya terlalu singkat" ujar sang dokter kembali
"Saya akan memeriksamu dahulu" ujar sang dokter dan mengeluarkan stetoskop dan tensimeternya

Suho memandang dongsaegnya itu dengan cemas,  dia baru pertama kalinya melihat Chanyeol yang sampai hampir kehabisan nafas seperti ini

Semua terdiam saat dokter memeriksa Chanyeol, Wajah dokter itu semakin serius seiring makin pucatnya wajah  Chanyeol yang terbaring di tempat tidur. Ia mengambil sebuah alat yang dibungkus kantung steril dari dalam tas dan merobeknya.

Tanpa sadar, mereka berempat menarik nafas saat sebuah alat mirip alat suntik terlihat, Ukurannya lebih besar dari alat suntik biasa dan di ujung atasnya terdapat katup-katup dengan warna berbeda. Ujung bawahnya berupa jarum besar sepanjang 8 cm.

"Dok ... Apa yang akan dokter lakukan pada benda itu ?" tanya Baekhyun sambil mengarahkan pandangannya ke arah Chanyeol
Chanyeol beringsut mundur hingga menempel pada kepala ranjang tidurnya saat dia juga melihat apa yang saat ini dokter itu pegang ditangannya

"Aku tidak mau disuntik!! Hyung tahu sendiri kan aku aku tidak disuntik, tolong beritahu dokter itu hyung!" ujar Chanyeol dengan nada lirih yang sebenarnya suaranya hanya terdengar seperti bisikkan saja karena pernafasan dia yang tidak normal membuatnya sulit berbicara

Otak Chanyeol berputar dengan cepat, berusaha mengingat semua yang ia pernah baca saat mencari tahu tentang kondisinya. Matanya membesar ketika dia mengingat sebuah info yang cocok dengan alat itu.

"Needle Pneumothorax? Dokter akan menusuk paru-paruku …. den ... gaan itu?" Wajah Chanyeol tampak panik, Ia tak menyadari kata-katanya juga membuat ketiga hyungnya dan Sehun menatapnya dengan khawatir. Mereka saling berpandangan dengan was-was.

"Diamlah, Chan! seru Baekhyun meski dia juga takut melihat alat itu dan ia belum pernah melihat alat itu sebelumnya, Suho menghampiri Chanyeol berusaha menenangkan dongsaengnya itu

Mianhaeyo ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang