Mata tajamnya mendelik ke arah kelompok kecil laki-laki seumurannya,
Johnny mempercepat kunyahan pada roti isi, berharap secepat mungkin bisa keluar dari kantin kampus.
"Sudahlah Jaehyun, tidak usah macam-macam." Mark menepuk keras antara dada dan bahu pria berkulit pucat itu.
Jaehyun menggeleng, senyuman miringnya terukir menatap laki-laki berjaket tudung hitam yang terduduk tak jauh dari mejanya, terlihat tak nyaman.
"Aku ingin tahu... lagipula apa salahnya aku berteman dengannya? Dia terlihat kesepian." Jaehyun berucap.
"Ha sok tahu. Bagaimana kalau di luar kampus ternyata dia punya banyak teman? Dan malas menambahnya lagi dengan orang-orang di sini?"
Giliran Doyoung dengan nada mengejek sekaligus tak peduli, walaupun sebenarnya hanya karena perasaannya tidak enak.
Jaehyun tak menjawab, dan tak peduli dengan peringatan teman-temannya itu, dengan percaya diri beranjak pergi menghampiri meja anak yang terkesan sangat misterius.
"Oh shit. Dasar keras kepala."
Ujar Doyoung, sambil memutar bola mata hampir bersamaan dengan Mark.
"Hei."
Satu sapaan ringan keluar dari bibir Jaehyun yang menurut Johnny konyol dan canggung, tapi pria bermarga Jung itu tampak tidak menyadarinya.
Johnny melirik lalu mengangkat satu alisnya, kemudian hanya bergumam tak jelas.
"Apa kita sudah saling kenal? Kalau belum, aku Jung Jaehyun, dan kau?"
"Johnny, Johnny Suh. Kenapa ke sini?"
Jaehyun terdiam sebentar, mulutnya sedikit terbuka,
"Ahh..."
"Bukan, bukan bermaksud menyinggungmu atau bagaimana haha maaf. Hanya saja kau terlihat asik dengan kedua temanmu itu, kenapa tiba-tiba menghampiriku?" Sanggah Johnny buru-buru.
Jaehyun menggidikkan bahunya, "Asik? Aku kira kami terlihat seperti bertengkar tadi? Dan uhh aku ingin berkenalan, mungkin saja kita bisa berteman dengan baik." Ia tersenyum, memperlihatkan kedua lesung pipinya.
"Yah saat tadi memang seperti bertengkar tapi aku cukup sering melihat kalian bertiga di sekitar sini." Jawabnya sambil mengangguk.
Jujur saja Jaehyun cukup terkejut, laki-laki di hadapannya yang sebelumnya bahkan ia tak tahu seperti apa suaranya ternyata orang yang lumayan talkactive, jauh dari bayangannya, ia kira Johnny hanya akan mengabaikannya atau tidak banyak bicara, walau nada bicaranya canggung menurut Jaehyun, Jaehyun tebak Johnny memang jarang mengobrol dengan orang asing.
...
"Kau punya pacar?"
Jaehyun membuka obrolan, setelah Johnny menyetujui ajakannya untuk pergi ke cafe.
"Tidak. Baru putus dua bulan lalu." Jawabnya jujur, lalu menyeruput segelas kopinya sembari berpikir keras topik apa yang bisa ia obrolkan dengan Jaehyun, Johnny kurang pintar dengan hal satu ini, namun ia juga tak ingin Jaehyun seperti hanya mewawancarainya.
"Kau sendiri?" Tanya balik Johnny tak tertarik karena sudah tahu jawabannya, ia sering menemui Jaehyun dan pacarnya sedang berciuman panas, hampir di semua penjuru ruangan kampus, Johnny pun tak mengerti dengan kesialannya ini, memergoki pasangan sedang melakukan sesi make out mereka, hampir seperti makanannya sehari-hari.
"Kau tahu Loren Lee? Dia pacarku." Jawab Jaehyun sembari tersenyum bangga.
Johnny mengangguk-anggukan kepalanya saat akhirnya tahu nama gadis berambut pirang kecoklatan itu.
"Kau tinggal di sekitar sini?" Tanya Johnny, merasa senang otaknya bekerja menemukan bahan obrolan.
"Tidak, agak jauh dari sini karena... aku tidak sewa kos, jadi harus pulang ke rumah, rumah orang tua. Kau sendiri?"
"Aku punya rumah di sekitar sini yang aku tinggali sendiri, tempatnya sangat terpencil. Bahkan seperti orang-orang tak sadar dengan keberadaan rumahku haha."
Tak lama dari lenyapnya obrolan, dering ponsel Jaehyun memecah kesunyian di antara mereka, Jaehyun lantas beranjak berdiri mengangkat telfonnya yang berasal dari Loren sebelum melirik Johnny sambil mengisyaratkan tanda izin untuk mengangkat panggilan sebentar, Johnny mengangguk pelan.
Jaehyun kembali dan meminta maaf ia harus menjemput pacarnya yang langsung Johnny angguki saja.
Johnny merasa pertemanannya dengan Jaehyun tak akan berhasil.
Namun Jaehyun tetap berusaha mendekatinya yang menurut Johnny aneh tapi tak bisa berbuat apapun selain menerima pria itu sedikit memasuki kehidupannya.
...
Johnny membuka pintu rumahnya menimbulkan sedikit suara pada rumah sunyi itu.
Kedua tungkai panjangnya langsung tergerak pada ruangan paling belakang rumahnya setelah pintu depan sudah tertutup sempurna dan terkunci.
"Kalian tahu, aku akan mendapat teman baru sepertinya. Yeah yeah laki-laki populer di kampus yang menyebalkan itu, aku pun tau maksud dia bukan sepenuhnya ingin berteman denganku... tapi mungkin saja dia orangnya menyenangkan?"
Ceritanya dengan nada ceria, senyum terpatri di wajahnya meski senyumannya tak mencapai mata.
○○○
KAMU SEDANG MEMBACA
His - NCT Johnny
FanfictionDi mana Johnny membuat teman-temannya selalu berada di sisinya.