4

231 31 1
                                    

Johnny merapikan sekali lagi kerah kemeja hitamnya lalu menapaki kakinya ke dalam rumah ramai Jaehyun, beberapa suara tangisan bisa ia dengar.

Di dalam ia menemukan Doyoung dan Mark dengan wajah sedih, beberapakali mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya tuan Jung, ayah Jaehyun.

"Aku benar-benar tak mengerti... setahuku ia tak pernah berususan dengan orang jahat, apalagi hingga menimbulkan dendam."

Ujar Jaehyun dengan air mata masih berlinangan, seakan hidung merah dan mata bengkaknya belum puas menunjukkan betapa terpukulnya dirinya.

...

Sebulan berlalu semenjak kematian ayahnya, Jaehyun masih sering terlihat termenung dan sulit diajak bicara atau dihubungi.

"Jangan terlalu berlarut-larut sedih."

Ucap Johnny menyemangati sambil menepuk-nepuk pundak pria itu, Jaehyun seketika menarik pundaknya, entah kenapa moodnya sangat buruk hari ini.

Rahang Johnny seketika mengeras, suara gemeretak berasal dari giginya yang beradu bisa sedikit terdengar oleh Jaehyun.

"Hei Johnny, aku-"

"Bukankah ayahmu menganggumu? Bagaimana sekarang? Sudah tidak ada yang mengomelimu lagi bukan?"

Perkataan Johnny luar biasa mengejutkannya, dan rasa bersalah seakan langsung menggrogoti tubuhnya, mengingat puluhan pertengkaran dengan ayahnya sebelum beliau meninggal. Sekaligus menyinggungnya, bagaimana bisa Johnny mengatakan hal seperti itu disaat temannya sedang berkabung?! Pikirnya, baru kali ini ia melihat sisi kurang menyenangkan Johnny.

"Aku pulang dulu."

Ujarnya sembari menarik kursi cafe ke belakang dan beranjak pergi menuju mobilnya.

Johnny menatap kepergian mendadak Jaehyun, lalu menarik rambutnya kuat-kuat.

...

"Jaehyun!"

Panggilnya, namun temannya itu tak menjawab, wajahnya ditekuk tanda tak begitu senang dengan kehadiran Johnny di pagi harinya ini.

"Aku minta maaf okay? Aku benar-benar minta maaf atas omonganku kemarin."

Ujar Johnny menyesal, bukannya menjawab permintaan maafnya, Jaehyun malah mengatakan hal lain.

"Kau sangat aneh, sadar tidak?"

Ucapnya dengan penekanan pada setiap kata, kemudian berlalu pergi, meninggalkan Johnny dengan ketakutannya yang tak seorangpun tahu seberapa berbahayanya ketakutan yang ia miliki.

○○○

His - NCT JohnnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang