1

84 4 0
                                    

2030

Tahun dimana aku berada sekarang....

Dunia begitu cepat berlalu dan berubah ....

Ahhhh, betapa kejam nya dunia ini sekarang
Betapa aku sangat muak melihat dunia di sekitar ku kini

Sangat-sangat mencekam...

Ah, bukan seperti apa yang kalian bayangkan seperti di film-film itu dimana para robot yang menguasai dunia.

Tidak! Ini bahkan lebih mengerikan dari itu dimana manusia-manusia yang tidak bisa hidup tampa elektronik.

di setiap jalan yang kulewati dengan keadaan yang sama yaitu menunduk melototi sebuah benda mati lebar yang terdapat cahaya itu yang di agung-agungkan dapat melakukan segalanya menjadi mudah tampa harus repot berbicara ataupun mengeluarkan tenaga.

Lihat saja bagaimana tidak hanya dengan duduk diam bisa membunuh seseorang hanya dengan menggerakkan jari-jari mereka di atas -benda itu-

Aku sudah benar-benar muak dengan keadaan ini.

Tepat setelah orang terakhir yang berada di halte ini baru saja masuk kedalam kerangka besi berjalan itu.

Aku menghembuskan nafas sekuat-kuatnya seakan-akan hal itu bisa mengurangi rasa yang semakin menghimpit membuat rasa yang benar-benar tidak menyenangkan.
SANGAT tidak menyenangkan

sudah lima jam ternyata aku berada disini dengan kegiatan memperhatikan orang-orang di sekitar ku dengan kegiatan yang... SAMA memegang benda mati lebar yang menyala itu dengan erat seolah-olah itu adalah bagian dari hidup mereka.

Saat mereka melihat ku seakan-akan dunia ini sebentar lagi akan kiamat kulihat dari raut muka nya yang terkejut.

Ah aku juga berpikir begitu, kenapa?

Karena dari banyak nya manusia-manusia di tempat ini yang sedang berbagi oksigen dengan ku saat ini hanya aku yang tidak memegang -sekali lagi- benda itu baiklah kita katakan saja benda itu karena aku sudah muak mengatakan nya.

Perlu kukatakan sekali lagi atau perlu di garis besari adalah hanya aku benar-benar hanya aku yang tidak melakukan hal yang orang lain lakukan yaitu berbicara pada benda itu.

Aku sudah lama memendam hal ini selama bertahun-tahun tepatnya sudah kurang lebih 6 tahun lamanya aku sudah muak dengan dunia ini dengan semua makhluk-makhluk yang mengagungkan benda tak bernyawa itu.

6 tahun lalu adalah saat aku menginjak umur 15 tepat saat aku masuk sekolah menengah atas menetapkan cita-cita untuk pergi dari tempat ku saat ini dan mencari tanah dan tanaman.

Oh ayolahhh ini 2030 ini benar-benar perkara sulit untuk mewujudkan cita-cita ku ini jangan meremehkan cita-cita ku wahai nenek moyang ku terdahulu

Karena aku sudah hidup di zaman besi dimana tanaman dan tanah hanyalah gambar-gambar ilusi yang menempel.

bukan tumbuh bahkan tanah sudah tidak bisa di lihat dan dirasakan karena sudah tertimbun aspal-aspal tebal serta gedung-gedung pencakar langit itu.

Ya benar cita-cita ku ini sulit tapi terlalu berlebihan untuk di katakan mustahil because nothing is impossible. Right?

Dan aku percaya itu karena itu adalah prinsip hidup ku aku yakin amat sangat yakin di seluruh penjuru indonesia ini masih ada tanaman hijau yang menyegarkan serta tanah yang subur.

Ya aku yakin itu!

Mungkin hanya di tempat ku ini saja yang tidak memiliki tanah dan tumbuhan dari surga itu.

Dan saat itulah aku sudah di kenal gila oleh semua orang yang di sekitar ku. Ini benar-benar gila dimana aku dikatan gila di situasi gila.

Disaat semua teman-teman ku memamerkan -benda itu- tak lupa juga dengan merk nama mereka masing-masing .

kenapa?

karena -benda itu- ciptaan mereka sendiri manusia memang tamak dan merasa tidak puas dengan karya-karya orang lain

maka dari itu di setiap sekolah ada satu jurusan yang memang khusus mempelajari tentang -benda itu- dan itu adalah jurusan yang paling diminati di setiap sekolah manapun.

Kejadian dimana aku sudah di cap bahkan di labeli menjadi orag gila adalah saat sesi perkenalan di kelas baru ku saat sekolah menengah atas.

Semua pelajar di kumpulkan di aula besar milik sekolah dan memperkenalkan diri di depan semua orang dan guru yang mengajar.

Hal yang harus dilakukan menyebutkan identitas termasuk nama,tempat tanggal lahir,alamat,hobby,cita-cita dan terkahir setiap murid harus melakukan satu hal.

Dan di saat aku baru saja menyelesaikan kalimat mengatakan apa cita-cita ku reaksi mereka bahkan membuat ku lebih bodoh dari apa yang mereka katakan.

Entah itu suatu macam sihir atau hal itu sudah mendarah daging pada mereka semua aku tidak tahu.

mereka tidak berteriak heboh ataupun mengumpat dengan bahasa kasar apalagi menertawakan ku.

Apa yang mereka lakukan? Mereka dengan cepat mengangangkat -benda itu- mengarahkan nya ke depan ah lebih tepatnya ke arah ku

tidak ada satupunn yang tidak melakukan hal itu SEMUANYA tampa terkecuali catat itu dan mereka serempak menurunkan -benda itu- lalu

hal selanjut nya adalah menundukkan kepala melototi benda lebar menyala itu dengan lebih serius tak lupa juga dengan jari-jari mereka yang bergerak lincah tampa henti.

Tepat saat bis berhenti di depan halte tempat ku saat ini membuyarkan lamunan ku yang berkelana dengan pikiran ku tentang kejadian itu yang sampai sekarang masih amat segar di ingatanku.

Darah ku berdesir seakan-akan ada suatu hormon yang menimbulkan kesenangan dalam diriku mengingat apa yang akan kulakukan setelah ini .

ahhh.... tunggu sebentar lagi aku akan mencari mu DUNIA yang sebenar-benarnya.

Dibelahan bumi manapun aku yakin tumbuhan dan tanah itu masihlah ada karena tampa mereka dunia ini tiada.
Aku sudah bertahun-tahun mennantikan hari ini tiba,

Dimana hidup di tengah-tengah orang aneh versi ku dan aneh versi mereka aku menamatkan perguruan tinggi terkenal tempat ku berada sekarang ,

dan aku mengambil jurusan pertanian yang untung nya masih ada di dunia ini.

Dunia tempat ku hidup dan berbagi oksigen yang semakin menipis setiap harinya bagiku mungkin bagi mereka tidak karena bagi mereka hidup adalah apa yang mereka genggam sekarang yang dapat mengubah segala nya -benda itu-

Suatu tempat yang amat membuat dada sesak karena begitu banyak nya manusia-manusia yang bertambah setiap tahun nya

sedangkan tempatnya tidak bertambah malah semakin sempit karena orang-orang yang membuat tempat berteduh alias rumah.

Kupikir mereka tidak butuh tempat lagi untuk membuat rumah karena kupikir mereka akan membuat rumah di dalam benda mati yang mereka agungkan itu.

Dan saat aku menanyakan hal itu pada seseorang secara acak yang kutemui mereka menatap ku lama dengan tatapan yang.... entahlah dan setelah itu mereka pergi tampa mengucapkan apa-apa mereka menganggap ku gila.....

arghhhh dia benar-benar ingin berteriak sekuatnya dan mengatakan bahwa sebenarnyaaa dunia ini yang sudah gila bukan dirinya tepatnya di tempat nya ini yang sudah gila!

Ngomong-ngomong tempat ku ini punya nama. -Jakarta

The World In 2030Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang