siang harinya arga sudah siap dengan perjalanan mencari dunia versi dirinya itu dengan membawa satu koper besar satu tas ransel sedang dan satu tas punggung.
Arga memakai kaos oblong putih di tambah kemeja biru dongker dan celana jins serta sepatu
Arga tidak di temani oleh siapa pun karena ibu dan ayahnya sedang berada di luar negeri sedang berlibur menikmati hari tua mereka dan mengizinkan arga untuk berpetualang mencari dunia yang ada tanah dan tanaman surga itu.
Langkah awal adalah menuju kota bogor.
Kota yang lumayan dekat dengan jakarta hanya berjarak 60,4 KM yang dapat ditempuh selama 1 jam 31 menit menggunakan mobil pribadi.
Tapi ini benar-benar sebuah perjalanan baginya arga menggunakan kereta api.
Arga akan menuju stasiun jakarta kota yang nantinya akan turun di stasiun bogor.
ahh arga sudah benar-benar tidak sabar membayangkan hal ini bibir nya tertarik membuat senyum lekungan bulan sabit yang membuat lesung pipi sebelah kiri nya tercetak jelas
perut nya seakan-akan tergelitik oleh ribuan kupu-kupu.
Rencana awal nya saat ini adalah menjelajahi seluruh kota yang ada di indonesia yang memiliki kebun teh satu hal lagi mengenai arga dia benar-benar pencinta teh sejati.
Baginya meminum teh membuat nya lebih tenang,dan fresh seakan-akan teh adalah kipaas angin bagi hidupnya
menghempaskan semua hal-hal negatif yang selama ini bertarung dengan batin nya dan menggerogoti hatinya.
Ah... sudahlah
Selanjutnya saat arga sudah menjelajahi semua kebun teh yang ada di kota-kota itu iya akan memilih mana yang menurut nya paling nyaman.
karena arga sudah memutuskan akan meninggalkan kota yang membuat nya muak itu
dan mencari seorang gadis yang tentunya TIDAK suka dengan benda mati itu lalu mereka membangun keluarga dengan arga yang akan bekerja dengan memanfaatkan ilmu nya tentang pertanian itu.
Ahhh....
segalanya terdengar mudah andai segalanya sesuai ekspektasi tapi nyatanya realita lebih mengerikan.Akankah dia bisa mencari dunia yang sesungguhnya itu?
Apakah....
kebun teh yang akan di kunjungi nya ini masih utuh? Seperti pada tahun 2018 lalu?
"semangat!"
arga bergumam pelan sambil mengepalkan tangan nya arga tahu ini sulit tapi terlalu berlebihan untuk di sebut mustahil
Arga membawa barang-barang nya masuk ke dalam bersama orang-orang yang hendakk pergi juga yang benar-benar bejubel.
Salah-satu hal yang paling arga benci
untung saja arga tidak memilih naik kelas ekonomi ia sangat amat yakin disana paasti panas dan gerah apalagi jika melihat orang yang hanya menunduk dan melihat benda mati itu tampa menghiraukan lingkungan sekitar nya.Ya setidaknya di kelas ekssekutif lebih dingin dan tidak berisik juga tentunya tidak gerah walaupun masih ada yang memainkan benda mati itu tapi setidaknya tidak berada di dekar dirinya ataupun tidak terlihat olehnya.
Arga meletakkan tas ransel nya di atas dan duduk sendiri di kursi yang dekat dengan jendela.
Dengan matanya yang menyusuri sepaanjang jalan yang dilalui nya karena kereta mulai bergerak.
Arga medengkus dengan kasar saat lagi-lagi di sepanjang jalan melihat manusia-manusia itu saling tak acuh terhdap sekitarnya.
nanti ia akan mencari manusia yang benar-benar manusia yang bernafas menggunakan oksigen bukan bergantung dengan benda mati itu.
Mungkin kalian bertanya-tanya bagaimana bisa arga selama bertahun-tahun ini bertahan dengan keadaan seperti itu?
Ya jujur saja arga lelah terkadang arga sangat lelah seperti ingin hancur lalu lebur bagai kan butiran debu.
Ahh... arga kadang hampir gila menghadapi situasi dunia ini kepala nya seperti tertimpa sebongkah batu berduri besar yang berat nya ber ton-ton itu dan meremuk redamkan kepala nya hingga hancur membuat nya.
merasakan pening yang begitu menyiksa sampai-sampai telinganya berdengung-dengung pandangan matanya mengabur.
Perut nya amat sangat sakit seperti terlilit oleh ular.
Jika sudah seperti itu arga akan mengeluarkan seluruh isi perutnya dan berakhir terkapar lemah
Hanya karena melihat sekeliling tempat tinggalnya
Hal itulah yang dirasakan oleh arga saat dia melihat sekitarnya rumah-rumah,gedung-gedung tinggi yang berlomba-lomba mencapai langit sehingga tidak memberikan lagi celah untuk sang surya menggapai dasarnya.
Karena mereka pikir untuk apa harus mencapai dasar karena sudah tidak ada lagi yang harus di sinari.
tumbuhan? ah tanaman buatan tidak membutuhkan sinar matahari juga tidak butuh air ia akan tetap seperti itu selama bertahun-tahun tidak layu tidak mati tidak tumbuh.
Nah di atas gedung-gedung pencakar langit itulah terbentang kaca-kaca yang begitu luas untuk menampung sumber dari sang surya itu.
Lantas apa yang selama ini arga lakukan?
Apa pengendalian diri arga selama ini?
Siapakah yang selalu mendukung nya?
Arga akan membaca buku-buku tentang alam,
tentang negara indonesia selama 12 tahun belakang
tepatnya saat tahun 2018arga akan menemukan anak-anak yang bergerombol bermain di tanah lapang yang luas dan hijau para orangtua yang bertani di ladang-ladang mereka.
Hanya dengan itu....ya!
hanya dengan hal sederhana itu arga dapat mengendalikan dirinya yang hampir gila ini
di tengah-tengah manusia-manusia setengah tidak bernyawa ini.
Ia di ambang batas jika tetap terus seperti ini seperti ada yang meremas ulu hatinya benar-benar ngilu.
"maaf mas tas nya tolong diletakkan di bawah. Saya mau duduk dikursi ini"
Suara halus nan sopan itu membuyarkan lamunan panjang arga
dan tiba-tiba membuat suatu gelenyar aneh dalam dada nya. Astaga apa ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
The World In 2030
Science FictionKupikir mereka tidak butuh tempat lagi untuk membuat rumah karena kupikir mereka akan membuat rumah di dalam benda mati yang mereka agungkan itu. Dan saat aku menanyakan hal itu pada seseorang secara acak yang kutemui mereka menatap ku lama denga...