William Tyndale :
Sekarang kita sampai pada kisah tentang martir Allah, William Tyndale, yang pasti telah dipilih Allah untuk menggali akar dan fondasi pemerintahan paus. Akibatnya, pangeran besar kegelapan karena telah berbuat jahat terhadap Tyndale, tidak membiarkan sebuah
batu tak terguling dalam usahanya untuk menjebak Tyndale, mengkhianatinya, dan mencabut nyawanya.
Ini adalah potret klasik William Tyndale yang diterima meskipun persis sama dengan potret yang dibuat oleh reformator John Knox beberapa tahun setelah kematian Tyndale. Buronan jarang dipotret dalam posisi duduk.
Tyndale dilahirkan dekat perbatasan Wales pada tahun 1494. Ia dididik di Oxford dan Cambridge, serta segera memulai pekerjaannya seumur hidup menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Inggris. Ketika ia meninggalkan Cambridge, ia menjadi kepala sekolah untuk anak-anak Master Welch ksatria Gloucestershire di Inggris.
Master Welch menyajikan pesta makan malam yang terkenal sehingga sering dikunjungi oleh pejabat gereja yang terdidik dari kalangan atas. Oleh karena menjadi anggota keluarga itu, Tyndale ikut makan malam bersama mereka dan bergabung dalam diskusi ten tang orang-orang seperti Martin Luther, teolog Jerman, dan Desiderius Erasmus[1], sarjana Renaissance dari Be1anda, dan teolog Gereja Roma - dan mengambil bagian dalam diskusi mereka tentang kontroversi gereja dan pertanyaan-pertanyaan ten tang Alkitab.
Oleh karena Tyndale berpendidikan tinggi dan te1ah menyerahkan dirinya untuk mempelajari firman Allah, ia tidak pernah ragu-ragu untuk memberikan penilaiannya tentang masalah-masalah Alkitab dengan kata-kata yang jelas dan sederhana. Ketika mereka tidak setuju dengannya, ia menunjukkan kepada mereka dalam Alkitab hal yang dikatakan Alkitab, bagaimana mereka salah dalam keyakinan dan doktrin mereka. Hal ini sering terjadi di rumah Welch, dan imam lokal segera menjadi khawatir dengan referensi Tyndale yang konstan pada Alkitab dan kritikannya terhadap doktrin mereka lalu mulai menaruh dendam secara diam-diam terhadapnya dalam hati mereka.
Tidak berapa lama kemudian imam itu mengundang Master dan Lady Welch ke pesta tanpa Tyndale, dan segera mulai menguraikan doktrin mereka yang salah dengan bebas dan tanpa gangguan. Tidak diragukan lagi mereka merencanakan ini sebagai usaha untuk membuat Master Welch dan istrinya menentang Tyndale lalu mendukung doktrin mereka. Mereka hampir berhasil dalam hal ini sebab tidak lama setelah Master dan Lady Welch pulang ke rumah, mereka mulai berdebat dengan Tyndale tentang hal-hal yang dibicarakan imam-imam di pesta tadi. Tyndale menggunakan Alkitab dan mulai berdebat dengan mereka bagaimana hal-hal yang telah diberitahukan kepada mereka itu salah. Kemudian Lady Welch dengan cara yang agak menghina, berkata kepadanya, "Satu di antara doktor [ilmu ketuhanan] yang hadir di sana bisa membe1anjakan uangnya seratus pound jika ia mau; dan yang lain, dua ratus pound; dan yang lain, tiga ratus pound. Jadi, dengan alas an apa kami bisa memercayai kamu dan bukan mereka?"
Tyndale melihat bahwa tidak ada gunanya baginya untuk menjawabnya, jadi sete1ah itu ia hanya sedikit berbicara tentang masalah-masalah itu. Namun, pada saat itu ia mengerjakan terjemahan buku Erasmus, The Manual of the Christian Knight, yang telah diterbitkan pada 1509, dan ia memberikan satu salinan terjemahannya kepada tuan dan nyonyanya lalu meminta kepada mereka untuk membacanya. Mereka membaca buku itu; dan sejak saat itu, hanya sedikit imam yang diundang ke rumah mereka untuk makan malam; dan ketika mereka diun dang mereka tidak diberi kesempatan untuk menguraikan doktrin Gereja Roma mereka dengan bebas.
Ketika hal ini berlanjut dan imam itu menyadari bahwa pengaruh Tyndale yang makin besar di rumah Welch yang menjadi penyebab sikap mereka itu, mereka berkumpul dan berbicara menentang Tyndale di kedai minum atau tempat-tempat lainnya. Mereka mengatakan bahwa yang ia ajarkan itu sesat. Mereka juga menuduhnya di depan wakil uskup [sekretaris] dan beberapa pegawai uskup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Para Martir
NonfiksiTerjemahan Foxe's Book of Martyrs. Mengisahkan para pahlawan iman yang membiarkan dirinya dibunuh dibakar dibantai demi mempertahankan iman kebenaran https://sejarahmartir.wordpress.com/