"Oy, bangun!" ucap seorang pemuda, seraya mengguncangkan bahuku perlahan.
"Hm?" Aku mengerjapkan mataku perlahan. Pandanganku masih samar menatap yang ada di depanku.
Seorang pemuda, bermata sipit, rambutnya agak panjang.
Tunggu?
Aku terkejut, refleks aku mundur sampai menabrak dinding.
"Kenapa?" tanyanya.
"Ngapain kamu di kamar aku?"
Pemuda yang duduk di tepi tempat tidur itu mengerutkan kening, "Kamar kita?"
"Kita? Apaan? Ini tuh kamar aku-" aku mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan.
Loh? Kok, dindingnya bersih? Warna catnya juga beda? Jangan-jangan...
"KAMU BUANG SEMUA POSTER AKU YA?!" teriakku sambil menunjuk-nunjuk ke pemuda itu.
"Hah? Poster?"
"Iya! Aku tuh nempelin poster Haisute, photo bromide Miura Kairi, poster Jhonny's West, trus aku juga ngegantungin kipas idol gambar Shigeoka! Kamu buang semuanya, kan? Ihhh itu pakai duit hasil nabung, tahu! Mana makan nasi sama garam doang selama nabung. Tega kamu!"
"HAH?" Pemuda itu bingung.
Aku juga bingung.
Kita sama-sama bingung.
Pemuda itu kelihatan berpikir, "Oh, itu semua ada di kamar kamu."
"Lah, ini, kan kamar aku?!"
"Kamar kita!"
"Bukan!"
"Hih, dibilangin ngeyel banget! Coba lihat lagi." Pemuda itu sepertinya mulai kesal. Aku pun mengedarkan pandanganku lagi.
Dia benar.
"Trus, ini di mana?" tanyaku
"Kamar kita."
"Kita? Kita... Shinsuke?"
"Siapa pula dia?"
"Kita? Maksudnya aku sama kamu?"
Pemuda itu mengangguk.
"Kamu siapa?"
"Konoha Akinori."
"Kayak nama Desa." Aku terkekeh.
"Namamu juga ada Konoha-nya, tahu."
"Eh?" Aku mengerutkan kening.
"Aku suami kamu."
Aku makin mengerutkan kening. Sejak kapan aku menikah? Aku, kan, masih dede emesh.
Pemuda bernama Konoha Akinori mendekat padaku. Aku refleks menutup mataku.
"Coba buka mata kamu." suara Konoha benar-benar tepat di depanku. Perlahan aku membuka mata.
Eh?
Refleks aku menepuk kedua pipinya.
"Sakit!" Konoha mengaduh.
"Ih, ini mah Akinori!" aku mencubit pipinya gemas.
"Sakit! Sakit, woy!" Konoha mencoba melepaskan tanganku yang masih gemas mencubit pipinya.
Aku melepaskan cubitanku, kasihan dia sudah mulai kesakitan. Dia mengelus kedua pipinya. Aku tertawa.
"Sakit, ya, beb?" kataku.
"Jangan panggil 'beb'. Alay, tahu!" giliran Konoha mencubit kedua pipiku.
"Sa-sakit! Ih!" aku menepuk tangannya supaya dia segera melepasnya.
Saking asyiknya, aku sampai lupa kebingunganku mengapa bisa ada di sini?
Aku sudah berwujud dua dimensi.
Aku menjadi istri salah satu karakter favoritku di sebuah animasi.
Aku lupa, apakah ini hanya sebuah halusinasi?
Sudahlah, aku tidak peduli.
Yang penting sekarang di depanku ada Akinori.
💕💕💕
APAAN SIH, ALAY!
Fanfik alay ini dipersembahkan oleh sebuah keisengan dengan mereka 8_monalisa jaykyuu
Sila dibaca juga cerita mereka.
Terimakasih sudah mau membaca. Mau memaki-maki aku sila saja. Komentar pedas nan julid aku terima.
Ini enggak tahu bakal lanjut apa enggak. Doain aja biar ada motivasi lagi.
Hehe.
Terimakasih!
![](https://img.wattpad.com/cover/169315018-288-k957757.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM [KONOHA AKINORI]
FanfictionTerbangun dari tidur, tahu-tahu aku berada di tempat asing, dunia 2D! Dan.. hey, pemuda yang membangunkanku katanya suamiku. Sebuah project tiba-tiba, alias mendadak, alias hanya sebuah keisengan dikala gabut karena terlalu banyak halu dengan husbu...