Pertanyaan

838 146 27
                                        

Gerimis kini menjadi hujan. Tidak ada kilat, tidak ada suara gemuruh petir. Inilah hujan yang menenangkan.

Kami sedang di ruang tengah. Di sana ada televisi layar datar 32 inch, DVD Player, Bluray Disc Player, perlengkapan home teathre...

Waw! Ini kalau diuangkan bisa sewa Tokyo Dome, mungkin.

Kami duduk berebelahan di sofa.
Kalau saja hari ini cerah, kami akan pergi jalan-jalan. Ah, padahal aku ingin ke Disney Sea.

Mataku tertuju pada sederet DVD di dalam lemari kecil yang ada di bawah televisi.

"Kamu punya film bagus, enggak?" tanyaku yang langsung ke sana. Aku keluarkan DVD yang lumayan banyak.

"Itadaki no Keshiki*... Shinka no Nantsu*... Revival*... Winner and Loser*... Hajimari no Kyojin*..." aku menyebut judul-judul yang tertera pada DVD tersebut.

Judulnya tidak asing.

"Tidak ada yang seru." aku kembali duduk di samping Akinori. Kali ini lebih dekat.

"Kita tanya-jawab saja, ya?" usulku. Aku mengubah posisi dudukku supaya bisa berhadapan dengannya, dengan kaki ditekuk, duduk bersila.

Dia masih di posisi yang sama. Tangannya direntangkan di atas sandaran kepala sofa, jemarinya memainkan rambutku.

"Boleh. Asal jangan yang susah."

"Enggak, kok. Ini tentang aljabar, logaritma, vektor-"

"Oke, aku tidur aja." Akinori hampir beranjak, aku pun menahannya dengan menarik lengannya.

"Iya.. iya... bercanda, tahu. Ini pertanyaan mengenai aku dan kamu. Aku juga mau mengenal kamu lebih dekat." ucapku, menunduk sambil memainkan jemarinya.

Akinori mendekatkan wajahnya padaku. Keningnya menempel di keningku.

"Sudah lebih dekat?" tanyanya.

YA... TAPI ENGGAK GINI JUGA! MENJAUH SANA! BIKIN MAKIN BERDEBAR SAJA, TAHU. EH, TAPI JANGAN MENJAUH JUGA, DEH. EH, TAPI KALAU BEGINI TERUS... BISA-BISA JANTUNGKU MELOMPAT KELUAR. AH!

Aku berteriak dalam hati. Dia ini seenaknya saja. Untung aku sayang.

Akinori menjauhkan wajahnya, "Baiklah, kamu duluan yang bertanya."

Aku menengadah menatap matanya. Tidak peduli kalau dia tahu bahwa wajahku memerah malu akibat perbuatannya tadi.

Lain kali izin dulu, dong!

"Oke. Aku mulai, ya. Nama lengkapmu siapa?"

"Konoha 'kakkoi' Akinori."

Bodo amat.

"Ulang tahun?"

"Setahun sekali."

Waw, ingin kuelus perut roti sobeknya, eh-.

"Maksudku, tanggal dan bulannya kapan?"

“Oh… bilang dong. Tanggal 30 September.”

Aku menaikkan satu alis, “Serius? Enggak jauh beda sama aku dong. Cuma beda beberapa hari sebelum kamu.” Aku menoleh ke arah lain, “secara enggak langsung aku menikahi brondong.”

“Kan seleramu memang yang muda-muda.”

Aku menoleh padanya, lalu memukul pelan lengannya, “Oke, lanjut! Kamu lahir di mana?”

“Rumah sakit."

“Berantem, yuk.” Aku mematahkan satu-satu jariku.

“Loh, aku memang lahir di rumah sakit. Jaraknya enggak jauh dari sini. Kalau kamu enggak percaya, kita ke sana sekarang.” usul Akinori.

Ya Tuhan, seandainya menampar suami itu tidak dosa.

“Oke, aku percaya. Olahraga apa yang kamu sukai?”

“Voli.”

“Selain itu suka apa lagi?”

“Kamu.”

Aku mengerutkan kening, “Iya, terimakasih,” sejujurnya aku senang.

“Sama-sama.” jawabnya datar.

“Selanjutnya, pertanyaan paling sensitif. Punya mantan berapa?”

“Enggak punya.”

“Serius?”

Akinori mengangguk.

“Belum pernah pacaran?”

Akinori menggeleng.

“Terus? Langsung menikah?”

“Iya. Sama kamu.”

Aku masih belum percaya. Masa, sih? Orang seperti dia belum pernah pacaran? Padahal pesonanya lumayan.

“Masih enggak percaya?” tanya Akinori.

“Enggak.” Aku menggeleng.

“Padahal kita barengan terus, loh, sejak SMA. Seharusnya kamu sadar kenapa aku enggak pernah pacaran.”

Aku semakin bingung, “Jadi?”

“Ya… mungkin karena itu teman-teman mengira kita pacaran. Kita memang dekat, sih, tapi cuma sebatas teman.” Akinori mengusap tengkuknya, dia memalingkan wajahnya.

“Eh? Serius?”

“Iya. Oh, tapi kamu pernah punya pacar. Anak SMA Karasuno. Siapa, ya? Err… Yama.. hmm. Yama.. siapa gitu?”

“Yamaguchi?”

“Iya.”

“SERIUS?!” aku refleks teriak dan meremas kedua lengan Akinori. Dia hanya mengangguk, dengan wajah kebingungan.

Waw, aku pernah pacaran dengan Yamaguchi. Kenapa tidak sama stage actornya sekalian, ya? HUSH!

“Memang kamu tidak ingat?” tanyanya. Aku kembali ke posisi semula.

“Tidak.”

Lebih tepatnya tidak tahu.

Akinori menghela napasnya, “Oke, aku ceritain semuanya. Kalian bertemu saat pelatihan summer camp. Selengkapnya aku kurang tahu. Lalu, kalian pacaran cuma sebentar karena kalian sama-sama sibuk. Kamu sibuk untuk ujian masuk, dia sibuk persiapan turnamen. Begitulah.”

Aku mengangguk mengerti, “Kalau kamu… kenapa bisa enggak pernah pacaran?”

“Ka-kan sudah kubilang tadi.” Wajah Akinori terlihat memerah, “kita selalu barengan. Seharusnya kamu tahu maksudnya.”

“Tapi… pada akhirnya aku punya pacar. Kok kamu enggak? Memang tidak ada yang kamu suka?”

“Ah, aku lupa kamu ini orangnya tidak peka.” Pandangan Akinori mengarah ke arah lain, “sebenarnya aku senang teman-teman mengira kita pacaran. Aku suka sama kamu, tahu. Sayangnya keduluan. Untung masih sempat melamarmu.” suaranya hampir tidak terdengar. Aku mendengarnya samar.

“Kamu ngomong apa sih?”

Akinori menatapku dengan wajah memerahnya. Lucunya.

“Bu-bukan apa-apa. Ayo, lanjut lagi.” Pintanya.

“Kenapa kamu mau nikah sama aku?”

Reaksinya tak terduga. Dia terpenjarat, wajahnya makin memerah, “Ah.. itu..” dia gelagapan. Netranya mengarah ke jendela, “Oh? Sudah reda hujannya. Mau jalan-jalan keluar? Ke wahana permainan?” tawarnya yang lalu menoleh padaku.

Aku mengerutkan kening. Sudah berapa kali aku melakukannya. Bagaimana tidak, dia terlihat seperti menghindari pertanyaanku tadi.

Aku mengangguk ragu, “Oke, kita jalan-jalan.”

Akinori bangkit, lalu menarik tanganku untuk membantuku berdiri, “Sekarang kamu siap-siap dulu. Dandan yang cantik, tapi jangan terlalu cantik nanti banyak yang suka kamu. Meski aslinya kamu sudah cantik.” Jelasnya sambil memegang kedua pipiku.

Aku tertawa bergumam.

(Bersambung)

💕💕💕💕💕

Note:
Judul yang disebutkan adalah judul drama panggung Hyper Projection Engeki Haikyuu!!

Yo! Akhirnya update lagi hehehe. Sejujurnya aku... enggak tahu kenapa deg-degan banget gitu nulis ini. Fuwa fuwa sendiri, padahal ini alay. HUEEEE TOLONG😭

Rencana dua chapter lagi sih wkwk, endingnya udah jadi duluan malah hahaha makin alay😭

Oh iya, jangan lupa baca project DREAM lainnya yang lebih fuwa fuwa, mengoyak hati, dan wow!

Bokuto Koutaro - 8_monalisa

Akaashi Keiji - kyuurobell

Sugawara Koushi - 1O1OYZ

Sampai bertemu di chapter selanjutnya ya~

Salam,
Bakpaokeju

DREAM [KONOHA AKINORI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang