Chapter 5

11.8K 1.4K 131
                                    

"Bagaimana Renjun? Apakah kau bisa ikut keluar kota?" Esoknya Mark menanyakan permintaannya kembali.

"Baiklah Presdir. Aku akan ikut. Adikku akan ku titipkan pada bibi sebelah apartementku."

Jawaban Renjun membuat Mark tersenyum.

"Baiklah kalau begitu lusa kita berangkat ya.."

"Baiklah Presdir.."
.
.
"Chenle-ya, aku berangkat ya.. Kau jangan nakal.. Aku menitipkanmu pada bibi Kim. Jangan merepotkannya.."

Renjun pamit pada Chenle untuk keluar kota. Ia akan pergi selama 4 hari. Ia harap Chenle tidak merepotkan orang lain.

"Baiklah kak.. Kakak juga hati-hati disana.."

"Tentu Chenle.. Jaga dirimu baik-baik ya.. Kakak pergi dulu.. Sampai jumpa.."

Renjun pun pergi menyeret kopernya dan meninggalkan apartementnya. Ia menaiki taksi untuk kembali ke kantornya.
.
.
"Renjun.. Kau sudah siap?" Renjun sudah ada di kantornya dan sekarang sedang bersiap di mobil Mark untuk ke bandara. Setelah Mark mengecek kalau sudah tidak ada barang yang ketinggalan, Mark melajukan mobilnya menuju bandara.
.
.
"Kita sudah sampai.."

Mark dan Renjun sudah sampai di tempat penginapan. Renjun mengernyitkan dahinya saat Mark tidak berkata apa-apa lagi dan langsung memasukkan kopernya.

"Aku tidur dimana?"

"Disini.. Maafkan aku Renjun.. Kamar di hotel ini penuh dan hanya tersisa kamar single bed saja.. Jadi kita akan sekamar berdua."

Wow. Renjun kaget dengan kenyataan ini. Bukannya ia malu atau apa. Mereka sama-sama laki-laki. Seharusnya tidak ada masalah dengan itu.

"Tak apa kan?"

"Aku akan tidur di sofa saja.."

"Tidak apa-apa.. Tempat tidur ini lebar.. Cukup untuk kita berdua.."

"Tidak apa-apa.. Kau saja.."

"Huhh baiklah.."

Mark akhirnya menyerah. Ia tidak meminta lebih lanjut agar Renjun mau tidur di kasur. Itu haknya untuk memilih ingin tidur dimana.
.
.
Dari siang hingga pagi mereka mengurusi proyek yang mereka garap. Sekarang sudah malam, Renjun dan Mark sudah berada di kamar mereka.

"Kau yakin tidak mau tidur disini?" Mark menanyakan Renjun lagi yang bersiap tidur di sofa.

"Tidak apa-apa Presdir.. Sungguh.." Setelahnya Mark akhirnya menerima keputusan Renjun dan bergegas pergi ke alam mimpi. Ia mematikan lampu dan keduanya mulai beranjak ke alam mimpi.
.
.
Mark merasa ingin menunaikan kewajibannya yaitu buang air kecil. Ia bangun dan menuju kamar mandi. Setelah selesai melaksanakan kewajibannya, ia melihat ke arah sofa dan melihat Renjun yang tidur dengan tidak nyaman. Perlahan ia menghampiri Renjun dan membawanya pindah ke tempat tidur. Ia melakukannya hati-hati supaya Renjun tidak terbangun. Setelahnya Mark menyelimuti Renjun. Ia menatap wajah damai Renjun yang sedang tertidur.

"Kau sangat manis sekretaris Huang.." Tanpa sadar kalimat itu keluar dari bibir Mark saat memandang Renjun. Ia seakan terhipnotis dengan kemanisan seorang Huang Renjun.

"Apa yang kau pikirkan Mark Lee!" Mark menggeleng cepat menyingkirkan pikiran anehnya.

Ia bangkit berdiri dan kembali berbaring di sebelah Renjun. Ia kembali pergi ke alam mimpi melanjutkan mimpi yang tadi sempat tertunda.
.
.
Renjun membuka matanya dan terkejut saat seseorang ada di sampingnya sedang tertidur.

"Astaga!"

Teriakan Renjun berhasil membuat Mark terbangun. Renjun bangun dari tidurnya dan melihat ke arah Mark.

Sekretaris Huang [MarkRen] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang