01

143 35 91
                                    

Bunyi alaram yang berdering menyadarkan gadis itu dari tidurnya. Sinar matahari mulai memaksa masuk melalui celah tirai seakan memberikan perintah agar kelopak mata itu terbuka.

Setelah merapihkan tempat tidurnya, gadis itu langsung menyambar handuk biru mudanya dan melangkah ke kamar mandi.

Tidak butuh waktu berjam-jam baginya berada di kamar mandi. Selelah mengeringkan badannya, ia langsung mengenakkan seragam sekolahnya yang sudah ia siapkan dari semalam.

Mengambil tas yang sudah lengkap dengan barang-barang yang biasa dibawah anak SMiA.
Sekali lagi mengecek penampilannya di depan cermin.

Kemeja putih dengan rok lipit coklat muda,dan dasi silang berwarna senada dengan rok yang digunakan. Kaos kaki putih polos yang ditutupi dengan snickers putih melengkapi penampilannya sebagai seorang pelajar.

Aneira Linelly. Gadis dengan senyum manis dihiasi lesung pipi di sebelah kiri ini menarik napasnya. Gadis membingungkan dengan mood yang selalu berubah-ubah.

Kadang dia akan terlihat sangat ceriah, kadang terlihat pendiam, dan kadang terlihat gelisah. Dia memiliki sifat yang susah ditebak.

Menuruni tangga, gadis yang sering disapa Aira itu langsung menyambar bekalnya yang berada di atas meja makan.

"Non Aira udah mau berangkat?" Sebuah suara terdengar dibalik punggungnya membuat Aira berbalik.

"Iya Bi. Tolong bilangin mama sama papa yah."

Aira sengaja tidak berpamitan dengan orang tuanya karena mereka masih tidur.
Dia tidak mau membangunkan mamanya, karena ia tahu mamanya pasti tadi bangun pagi sekali untuk menyiapkan bekalnya.

Walaupun ada Bi Sari pembantu rumah tangga mereka, mamanya tetap bangun pagi-pagi untuk menyiapkan bekalnya.

"Oke Non, nanti Bibi bilangin Nyonya sama Tuan. Hati-hati di jalan yah Non," ujar Bi Sari seraya tersenyum pada anak majikannya yang perlahan menghilang.

☆☆☆☆

"Airaaa!!" teriak seorang gadis dari arah belakang membuat Aira harus membalikkan badan dan tersenyum kecut. Perusak moodnya sudah datang. Otomatis paginya tidak akan tenang. Tinggal menunggu perusak yang satu lagi.

"Tumben baru nyampe?" tanya Aira saat gadis itu sudah berada disampingnya.

"Iya nih, tadi ada masalah sedikit sama mobilnya, untung cepet diperbaikin," ujar gadis dengan poni rata di dahinya kemudian menggandeng lengan Aira.

Aira mengangguk tanda mengerti. "Si Pangeran Kodok belum nyampe juga?"

Gadis tersebut mengedikkan bahunya acuh. "Kayak gak tau Kevin aja lo. Diakan duta terlambat."

Kedua gadis itu tertawa terbahak-bahak hingga sesosok makhluk menerobos masuk ke tengah mereka kemudian menggandeng pundak mereka.

"Ngegosip mulu nih Bricia Jodie KW. Murid teladan nan ganteng gini dibilang duta terlambat."

Bricia Leonarda, salah satu orang terdekat Aira di kelas, sedangkan Kevin Jacob adalah sepupunya. Aira bersyukur memiliki mereka sebagai sahabat, walau sering menjengkelkan.

"Tumben udah nyampe. Biasanya nunggu gerbang ditutup dulu," Cibir Aira yang diangguki Bricia.

Kevin melepas gandengannya, ia maju beberapa langkah kemudian memutar badannya, menghadap ke kedua gadis itu.

Afstand (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang