Melihat kemana aku? Figura tua yang memperlihatkan kedua kekasih saling berpelukan. Aku tidak mau berpaling dari foto tersebut karena bisa saja memorinya hilang jika aku berpaling dari figura tersebut.
Hari sudah malam. Aku masih berharap kamu menyimpan foto ini. Tidak apa jika kamu menyembunyikan secara rahasia dikamarmu. Sungguh itu sangat berarti bagiku. Setidaknya kamu masih menyimpan perasaan walau secara rahasia.
Aku melakukan kebiasaanku sebelum tidur, menulis namamu dijendela berembunku. Aku hanya terus berharap kamu masih mencintaiku disana.
Mungkin dalam pikiranmu aku bukan seseorang yang berharga. Aku pun tidak tau sejak kapan kamu melupakanku. Dan hingga saat ini pun aku tidak tau bagaimana cara untuk kamu mengingatku kembali. Kamu melupakanku secara misterius. Tanpa alasan.
Sudah saatnya aku melepaskamu. Tapi tidak untuk bertemu kamu didalam mimpiku, tak akan pernah akan kulepaskan karena itu hanya cara untuk bertemu denganmu.
Jam terus berdetik.
Saatnya aku bertemu denganmu. Didalam sebuah mimpi buruk. Mimpi buruk karena tetap saja dalam mimpi pun aku tak bisa menggapaimu.
Mimpi yang selalu kutunggu walau aku tetap tak bisa menggapaimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Aksara
PoetrySebuah aksara yang tak akan pernah dibaca olehnya. Sebuah aksara yang mungkin mewakili perasaan semua orang yang membacanya. Seperti yang kubilang sebuah perasaan harus disampaikan.