Chapter6[Penguntit!]

14 4 0
                                    

Queensabell pov

"Ck! Susah sekali memasukkanya saja!" aku berdecak sebal saat bekal yang sudah ibu siapkan sangat sulit untuk dimasukkan kedalam tas. Entah mungkin kepenuhan atau aku yang tak sabaran.

Ya, tepat hari ini! Aku berniat berkunjung kembali kerumah yang sudah sangat kirindukan. Rumah asal dimana aku di lahirkan dan tinggal bersama keluarga kesayangan.

Jauh? Tentu saja, bagaimana tidak? Toh... desanya saja berbeda.

.
.

Kalian pasti bertanya-tanya kenapa aku memutuskan untuk mengunjungi desa lamaku secara tiba-tiba.

Sejujurnya, akhir-akhir ini aku sangat ingin mengunjungi rumah asalku, kuharap rumah itu masih utuh dengan barang-barang kami. Karena ibu Lyna bilang ia sudah meminta para penduduk disana untuk menjaga rumahku tanpa menghancurkanya. Sungguh aku sangat berterima kasih pada ibu Lyna.

"Apa kau sudah siap Queen?" terlihat Christian berada dimeja makan memperhatikanku yang sibuk memasukkan bekal-bekal untuk menuju ke desa lamaku.

Ya, kakak yang menyebalkan itu memaksakan diri untuk ikut denganku dan menemaniku. Ia bilang...

Berbahaya jika seorang bocah kecil pergi sendirian, apalagi jika tempatnya jauh dan desa yang  berbeda.

Cih! Menyebalkan, dia pikir aku sebodoh itu?













Aku hanya memutar bola mata malas sambil memasukkan botol air ke dalam tas yang kami bawa.
"Sebentar lagi." ucapku jengkel.

"Cepatlah, aku menunggumu diluar kita ini menumpang kendaraan orang lain, jadi cepatlah... dan jangan lupa gunakan mantel tebalmu kau harus ingat ini musim salju dan salju sedang turun diluar sana. Aku tidak mau jika kau sakit, nanti ibu akan memarahiku... kau tahu sendiri dia itu--"

Tanpa memperdulikan ucapanya aku melengang pergi begitu saja saat sudah siap dengan bekal yang dibawa.
Ocehannya yang panjang tanpa titik dan koma itu membuatku sudah siap dengan persiapanku.

"Aish... dasar anak tak sopan." ia berdecak pelan.




"Siapa yang diomelin? Siapa yang marah marah?" batinku.













Aku mengeratkan mantel tebalku yang berlapis jaket kulit hangat pemberian Ibu Lyna. Ahh... aku lupa, Ibu kandungku pernah memberiku mantel hasil kerajinannya sendiri, setelah aku sampai disana aku akan menggambilnya dan menyimpanya.

"Hey, kemarikan tanganmu!" kakak menyebalkan itu sudah berdiri dihadapanku dan menarik tanganku tanpa seiizinku terlebih dahulu.

Ia mengeluarkan sarung tangan berawarna merah dan memakaikanya di tanganku dengan cepat, sedangkan aku hanya memperhatikan kelakuanya yang sangat menyebalkan, menurutku.

"Dimana syal mu? Apa kau juga melupakanya?" aku hanya diam seraya menatap kesal kearahnya, melihat itu ia hanya menghela napas kasar dan segera mengeluarkan sebuah syal berwarna hitam dari balik jaket tebalnya, dan menggalungkanya dileherku.

"Dasar ceroboh!" Ucapnya sambil menjitak keras kepalaku. Ia hendak menaikki kereta kuda itu terlebih dahulu, namun...

Brukk

Ya, aku mendorongnya hingga ia tersungkur ke tumpukan salju membuat tubuhnya terjatuh di atas salju putih, jaketnya terlihat dipenuhi sedikit salju, dan wajahnya pun di penuhi salju. Padahal aku mendorongnya tidak terlalu kuat.

"Aish! Apa-apaan kau ini?!! Dasar adik nakal!"

Aku hanya menatapnya datar dan segera menaikki kereta kuda tersebut. Ia sibuk membersihkan salju-salju yang menempel di jaketnya akibat terjatuh tadi sembari mengeluarkan umpatan-umpatan kecil untukku, walaupun suaranya kecil tapi aku tahu itu.... tapi aku hanya mengabaikanya saja.
Lagipula itu tidak penting. :/

《Revange》HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang