Chapter5[Pengkhianatan?]

18 7 5
                                    

"Apa ini Queen? Kau memecahkan cermin yang ibu beli dengan susah payah! Dasar anak nakal!"

Queensabell hanya memasang wajah datarnya saat sang ibu sibuk mengomelinya sembari membersihkan pecahan cermin.

"Lihat! Bagaimana jika kau terluka?! Kau harusnya memberi tahu ibu nak..."
Ibunya sudah selesai memunggut pecahan cermin tersebut dan menatap tajam kearah Queensabell yang berdiri dibilik pintu kamarnya.

"Kenapa hanya diam disana? Bantu ibu membuang ini..."

Queensabell dengan malas melangkah mendekati sang ibu dan menggambil kantung berisi pecahan cermin itu dan pergi untuk membuangnya. Seketika ia mengembangkan senyumnya mengingat betapa ibunya memperdulikanya.

"Huff... apa yang kupikirkan? Dasar berlebihan!" Queensabell memukul mukul kepalanya sendiri sembari berjalan memasuki rumah dan menghampiri ibunya yang sibuk memasak.

Grepp

Queensabell memeluk tubuh ibunya dari belakang.


















"Kya!!''

Hampir saja air panas itu tumpah mengenai tubuh ibunya jika Queensabell telat sedikit saja.

















Byurrr










"Bu? Ibu baik-baik saja kan?"
Ya, barusan saja Queensabell mendorong tubuh ibunya membuat air panas itu mengenai tubuh Queensabell bukan ibunya.

Sang ibu terlihat panik dan segera menghampiri putrinya dan menatap nanar tubuh putrinya yang melepuh dan memerah.

"Dasar anak bodoh! Apa yang kau lakukan?!"

Queensabell tersenyum kecil sembari berusaha berdiri, dengan cepat ibunya membantunya dan mengajaknya keruang tengah untuk diobati lukanya.

"Kau tunggu disini ya nak, ibu cari sesuatu untuk menyembuhkan ini!"






Tap!








"Tunggu bu!"

Queensabell menghantikan pergerakan ibunya membuat ibunya membalikkan tubuhnya menatap Queensabell yang terlihat meringis kesakitan.

Sedetik kemudian sang ibu meneteskan air matanya dan duduk disebelah Queensabell dan memeluk tubuh putrinya itu.

"Ibu sudahlah, lagipula ini akan segera sembuh... lagipula ini kecerobohanku."

Tak!

















"Iya! Itu kau tahu! Lalu kenapa kau memeluk ibu dengan tiba-tiba ha?! Inilah akibatnya bukan?!"

Queensabell terkekeh kecil melihat wajah ibunya yang memerah seperti badut akibat marah bercampur sedih. Dengan cepat Queensabell meraih tangan ibunya dan menuntunya untuk menyentuh lenganya yang sudah sembuh.

"Lihat? Bi... ehmm... ibu, lukaku sudah sembuh bukan? Sekarang aku baik-baik saja."

Lagi lagi ibunya menjitak kepala putrinya itu sembari meneteskan air matanya dan tersenyum kecil.

"Dasar anak nakal! Kau selalu saja meremehkan masalah kecil! Anak nakal! Hiks..."

Queensabell hanya terkekeh-kekeh melihat tingkah ibunya yang seperti anak kecil, bagaimana tidak? Wajah ibunya terlihat memerah seperti badut, dan menurut Queensabell itu terlihat imut.


oOo

Queensabell merebahkan dirinya ditempat tidurnya sembari memejamkan matanya, ia menghela napas lelah membanyangkan wajah ibu kandungnya. Melihat betapa khawatirnya ibu Lyna padanya, menumbuhkan rasa rindunya pada ibu kandungnya. Marry.

Brakk!









"Kyaa!!"


Queensabell berteriak kencang saat suara bising dari luar jendelanya.

Dengan cepat Queensabell memeriksa kearah luar jendela dan mendapati Keven terjatuh sembari mengusap lenganya dan meringis kesakitan.

"Hey! Apa yang kau lakukan disini! Dasar penguntit! Bagaimana bisa kau mengetahui letak rumahku!"

"Heyy... berhentilah mengoceh dan tolong bantu aku, tulangku serasa meremuk disini. Akh! Sakit!"

Queensabell menghela napas kasar, tanpa ragu ia melompat dari jendela kamarnya dan menatap Keven yang menyengir.

Queensabell menjulurkan tanganya kearah Keven, melihat itu Keven tersenyum manis dan membalas uluran tangan Queensabell.

Keven berhasil berdiri, saat ia hendak mengucapkan terima kasih ia berteriak kencang saat itu juga Queensabell memelintir lenganya.

"Akhh!!! Sakit bodoh!!!"

"Katakan! Sedang apa kau disini?! Kau mau apa haa?!! Apa kau berusaha menguntitku dan melacak privasiku!" bentak Queensabell tepat ditelinga Keven membuat Keven risih.

"Kyaa! Sakit bodoh! Kau bisa mematahkan tulangku!! Aku bisa jelaskann!!"

Mendengar itu dengan ragu Queensabell melepaskan Keven memberinya waktu untuk menjelaskan. Keven menghela napas kasar sembari mengusap lenganya yang terasa nyeri akibat Queensabell.

"Ck! Dasar gadis kasar!"

"Cepat katakan apa tujuanmu kemari, aku tak mau berbasa-basi." Ucap Queensabell dingin tanpa menatap kearah Keven yang sibuk mengoceh.

"Aish!! Ibuku menyuruhmu datang kerumahku!"

"Tidak mau." balas Queensabell singkat, padat dan jelas membuat Keven berdecak sebal.

"Kenapa?!"

"Berhenti membentakku! Aku bilang tidak mau ya tidak mau!" tegas Queensabell membuat Keven menghela napas kasar.

"Dasar keras kepala!" dengan perasaan sebal Keven pergi meninggalkan Queensabell yang masih berdiam diri, Queensabell berdecak sebal sembari melompat masuk kejendela kamarnya dan kembali berbaring di tempat tidurnya.


Keven membalikkan tubuhnya sekilas melihar punggung Queensabell yang tak terlihat lagi. Ia berdecak pelan sembari mengeleng-gelengkan kepalanya.
"Huft! Dasar gadis tomboy!"


















****

"Bisa kita hentikan sandiwara ini?! Aku sudah lelah berpura-pura terus!"
-uknown.

"Kenapa? Kita harus menjalankan misi ini! Kau lupa apa yang diminta oleh bos kita?! Kita harus melakukanya!"-Unknown

"Tapi--"

"Apa kau sudah terlanjur menyayanginya?! Dasar bodoh! Bahkan ia terpaksa melakukanya."

"Bukan itu! Aku hanya--"

"Ternyata kau lebih memilihnya daripada suamimu sendiri ya! Menyebalkan!"

"Kau tak dapat mengerti perasaan seseorang--"

"Kau pikir hanya kau yang lelah? Aku juga lelah! Pikirkan itu!"

"Tapi--"

"Harusnya kau merasa dendam! Bukanya iba pada ingusan itu!"

"...."









Tbc

Ada yang tahu siapa mereka? Wahh tebak yaa

《Revange》HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang