Chapter8[Merindukan kakak Bryan]

3 2 0
                                    

****

"Woahh kau keren! Kau sudah mendapat makananya!" Queensabell mengacungkan kedua jempolnya sembari tersenyum lebar membuat matanya menyipit akibat pipi tembamnya.

"Lupakan masalah itu... tapi apakah kakimu masih sakit? Sepertinya kau baik-baik saja setelah ibu itu mengobati kakimu?" Keven memasukkan kedua tanganya di saku jaketnya, ia memicingkan matanya menatap kaki Queensabell yang tadinya terkilir.
"Itu terlihat baik-baik saja."

"Ahh... itu, masih sangat sakit. Tapi aku tak mau menyusahkan kalian..."

"Oh begitu ya? Tapi kau terlihat biasa saja."
Christian menaikkan satu alisnya sembari tersenyum miring. Queensabell menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil tersenyum kikkuk, dirinya tertangkap basah.

"Kakiku memang sakit. Tapi... tidak mungkin aku menunjukkanya kalau aku benar-benar kesakitan."

"Barusan kau menunjukkanya." Christian berdiri tepat di depan adik angkatnya itu, ia menghela napas kasar. "Jika kau baik-baik saja kenapa kau bilang kalau kakimu sakit? Alasanmu agar bisa di manja-manja ya?" Christian mendelik.

"Ngak kok! Kakak aja yang mikir gitu." Queensabell membalas mendelik tajam sang kakak sembari berjalan mendahului kakaknya dan Keven. Ia berjalan dengan menghentak-hentakkan kakiknya kesal.

"Lihatlah! Kau bahkan bisa menghentak-hentakkan kakimu."

"Ya terserah!" pekik Queensabell dan mempercepat jalanya tanpa menghiraukan kedua pria yang menyusul berjalan di belakangnya.

Tanpa Queensabell sadari kedua pria itu terkikik gemas melihat tingkah Queensabell.

Sudah hampir empat jam mereka melanjutkan perjalanan. Beruntung ibu baik hati itu memberi mereka tumpangan kereta kuda yang di bawa oleh suaminya, jika saja tidak, maka mereka akan sampai beberapa jam lagi. Akhirnya Queensabell dapat kembali melihat rumah lamanya yang terlihat amat sederhana. Seketika kenangan memorinya bersama keluarga kesayanganya kembali terputar.

Dengan langkah tertatih-tatih ia memasukki rumahnya yang terlihat masih sama seperti dulu saat ia masih kecil.

Harum rumanhnya pun masih sama persis. Kini pandanganya beralih pada ketiga bingkai foto sederhana yang menampakkan wajah keluarga kesayanganya.

"Ibu, ayah, kakak!" Queensabell menatap guci berisikan abu keluarganya. Lengkap dengan buah-buahan dan berbagai jenis kue disana. Ia merasa sangat terharu, para tetangganya bahkan menjaga abu keluarganya dengan baik. Sungguh, ia akan sangat berterima kasih pada mereka semua.

"Woahh... rumah ini cukup nyaman!" Keven membaringkan tubuhnya ke salah satu kursi kayu berlapis bantal sambil memejamkan matanya. Christian yang melihat itu ikut menyusul menduduki kursi rotan goyang kesayangan ayah Queensabell.

Sedangkan Queensabell sendiri, ia sibuk berdoa di hadapan ketiga abu keluarganya. Mengacuhkan kedua orang yang sibuk bersantai-santai melepas lelah.

Selesai berdoa ia tersenyum kecil menatap kedua pria itu sangat cepat terlelap. Ia tahu, keduanya pasti sangat kelelahan.

Queensabell menepuk pipi kedua pria itu berusaha membangunkan mereka. Namun usahanya gagal saat kedua pria itu malah menggerutu sembari kembali memejamkan matanya mengantuk.

"Hmm... baiklah, tidur saja disini. Jangan salahkan aku jika tubuh kalian sakit ya!"

Tak mau ambil pusing Queensabell segera memasukki kamarnya dan kakaknya dulu. Tempatnya masih sama tak berubah, bahkan seprai dan tataan kamarnya masih sama. Namun tempatnya sama sekali tidak kotor.

"Pasti mereka membersihkanya dengan hati-hati." Queensabell tersenyum sumigrah, ia segera menaiki tempat tidurnya dan terlelap begitu saja sangkin lelahnya.





Pagi sudah menjelang begitu cepat. Matahari mengintip malu di balik tirai kamar Queensabell. Terlihat seorang gadis bergumam menyebutkan nama ayah dan ibunya pelan.

Dirinya bahkan berkali-kali tersenyum bahkan tertawa sendiri. Ia berharap takkan pernah terbangun dari mimpi indah itu.

"Astaga Chris! Coba lihat adikmu itu. Ia tidur seperti babi kan?" Keven mendelik geli seraya melangkahkan kakinya memasukki kamar Queensabell tanpa permisi, dirinya menatap wajah Queensabell yang sedari tadi tersenyum sendiri.

"Ibu... masakkan aku nasi rumput laut kesukaanku ya bu!" ucap gadis itu masih dengan mata terpejam. Melihat itu Keven diam-diam menyungging senyumnya. Dirinya tak henti-hentinya memandangi wajah cantik Queensabell.

"Cih! Minggir kau pria mesum! Kenapa menatap adikku seperti itu ha?!" ucap Christian secara tiba-tiba, sontak Keven mengelengkan kepalanya cepat dan segera menjauhi Queensabell yang masih tertidur pulas tanpa terganggu.

"Aku tidak mesum kali ya. Hanya...."

"Hanya? Hanya apa? Hanya menyukainya?" hardik Christian seraya memajukkan dagunya menantang Keven yang terdiam seribu bahasa.

"Ck! S-sudahlah... bb-bangunkan sekarang adikmu itu! Aku lapar." ucap Keven seraya mengusap perutnya yang memang sedari tadi berbunyi meminta diisi, setelah itu pria itu segera pergi meninggalkan Queensabell dan Christian.

Christian menatap wajah jelita adik angkatnya, ia mengusap pipi mungil itu dan mencium keningnya dengan senyuman. "Dik, ayo bangun... kakak udah laper..."

"Eungg...."

"Adik..."

Queensabell membuka perlahan kelopak matanya, menampilkan mata satunya yang terlihat Indah, wajahnya begitu menggemaskan dengan pipi semerah tomat.

"Aku ngantuk!"

"Ayo sayang... Buatin kita sarapan!''

Queensabell mengeleng lemah. "Masak aja sendiri! Ganggu tidur aja!"

"Dikk...."

"Kakak! Minta aja mama masakkin!!"
Queensabell bangkit dari tidurnya dan membulatkan matanya, ia barusan melihat kakak kandungnya yang membelai kepalanya lembut dan mencium keningnya penuh kasih, namun yang ia lihat sekarang adalah kakak angkatnya. Christian.

"Ko-...K? Kamu? Dimana kak Bryan?"

"Maksudmu?"

Queensabell mengeleng lemah, berarti tadi hanyalah halusinasi. "Ngak. Ngak jadi!"

Christian yang mengerti perasaan adik angkatnya itu tersenyum, ia membawa gadis itu kepelukan hangatnya dan mengusap punggung adik angkatnya itu berkali-kali. "Menangislah..."

"Hiks... Kak... aku kangen Bryan!''

Queensabell meremas ujung baju Christian, membuat pria itu makin mempererat pelukannya.

"Aku disini. Kakakmu. Mulai sekarang, aku yang akan menjagamu."

TBC

《Revange》HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang