Chapter4[Panggilan baru]

15 7 9
                                    

Queensabell duduk di tepi tempat tidurnya menatap dirinya dari pantulan cermin di hadapanya. Ia mendesah pelan saat merasa Bibi Lyna yang sama sekali tidak menegurnya, rasanya begitu asing saat biasanya Bibinya selalu mengkhawatirkan dirinya, kini hanya memandang dingin dirinya bahkan sama sekali tak menegurnya.

"Apa dia benar-benar membenciku sekarang?" Queensabell berbicara pada dirinya dicermin sembari menatap pantulan bayangan dirinya dari cermin.

"Aish!"



Prangg!!




Queensabell melempar sebuah vas bunga dinakas samping tempat tidurnya kearah cermin yang memantulkan bayanganya. Ia mengacak asal rambutnya sembarinya mengelliat diatas tempat tidurnya.

Cklek






"Apa yang kau lakukan--? Oh! Astaga kenapa kau memecahkan cermin mahal ini? Kau tahu berapa ibu membelinya? Harganya lebih dari--" ucapan Christian terhenti saat melihat Queensabell mulai terisak, sungguh Queensabell sendiri bingung pada dirinya sendiri. Ia merasa sangat kesal pada dirinya sendiri, ia membenci dirinya sendiri! Ia merasa membawa masalah dalam keluarga manapun.

Melihat hal itu, Christian tak hanya diam mengamati, ia segera menghampiri adik angkatnya itu dan merengkuh tubuh mungil gadis itu.

"Ada apa? Siapa yang menyakitmu? Kenapa kau menanggis? Katakan pada kakak! Siapa yang membuatmu menanggis? Apa sem--"

"Sudahlah Kak!"









Christian terdiam, ia terkejut dengan Queensabell. Bukan! Bukan karena Queensabell membentaknya, melainkan Queensabell, Queensabell memanggilnya dengan sebutan kakak! Ini sangat langka.

"Ke-kenapa?--"

"Kakak memang menginginkanya bukan?" Queensabell menatap sekilas kakaknya dan kembali mengalihkan pandanganya kearah jendela. "Aku akan membiasakan diriku..." Queensabell menitikan air matanya.

"Aku tidak pernah memaksamu untuk memanggilku dengan sebutan itu, aku hanya mengiginkan ketulusanmu menyebutnya, bukan dengan paksaan. Jadi... jika kau tidak ingin melakukanya... lebih baik jangan Queen, aku tau inu sulit untukmu..." lirih Christian sembari melepaskan genggaman tanganya pada Queensabell. Tatapan Christian melemah mengetahui Queensabell melakukanya dengan terpaksa, ia hanya mengiginkan ketulusan dari Queensabell, bukan dengan paksaan.

Queensabell menatap wajah Christian, memperhatikan wajah Christian yang terlihat kecewa. Apa ucapanya membuat Christian tersakiti lagi?

"Maaf..."











Christian mengadahkan kepalanya dan menatap Queensabell dengan ekspresi bingungnya. "Untuk?"

"Kau pasti merasa kecewa padaku. Bagaimana tidak? Kalian sudah merawatku dengan sangat baik, bahkan kalian sudah menganggapku sebagai keluarga kalian... tapi... karena sikap egoisku, kalian pasti sedih..." lagi-lagi Queensabell menitikkan air matanya, entahlah kali ini ia merasa begitu sedih.

Christian menekan kedua pipi Queensabell membuat bibir Queensabell maju dan terlihat lucu seperti burung. Christian memaksakan senyumnya sembari menatap Queensabell yang terlihat sangat sedih.

"Hei?! Dimana Queensabellku yang pemberani dan kuat? Kenapa ia menjadi gadis lemah dan cengeng? Ck! Ada apa ini?" Christian tersenyum jahil sembari mencubit cubit kedua pipi Queensabell.

"Hentikan!" Queensabell menepis tangan Christian yang sedari tadi tidak henti-hentinya mencubit pipinya hingga memerah. "Kau menyebalkan! Dan sangat menyebalkan! Apa kau pikir aku sedang bercanda?"

《Revange》HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang