Rumah baru

32 6 3
                                    

Jia terlihat lelah,sejak tadi ia mondar mandir membersihkan kamarnya.
kini ia tinggal satu atap dengan Resal,rumah yang tak terlalu besar tapi cukupnyaman untuk Jia.
vaselitas didalam rumahnya juga lengkap tak ada satupun yang kurang.

Jia memilih kamar yang memiliki pintu bewarna putih disamping kamar Jia ada kamar Resal yang memiliki pintu berwarna hitam.

rumah itu terlihat sepi,tak ada percakapan diantara Resal dan Jia,Jia juga malas menyapan Resal karna kejadian tadi malam sangat memilukan.

Jia duduk di atas tempat tidurnya sambil memandang foto pernikahan mereka yang terlihat sangat bahagia.
foto itu senghaja dipasang dikamar mereka masing masing.

namun entah Resal memasang atau tidak,Jia tak peduli,tak ada harganya juga pernikahanya dimata Resal,Resal menikahi Jia hanya semata mata untuk membuat kedua orangtuanya bahagia.
Jia bergelayut dalam lamunanya hingga tak senghaja ia meningat ucapan tante Dessy

"Ji batu yang besar akan berlubang jika terus ditetesi air sama seperti hati juga akan meleleh bila selalu dihangatkan,kuncinya sabar"

Jia bangkit dari duduknya"Gue harus belajar sabar dan berusaha nerima Resal,pernikahan ini hanya satu kali dalam hidup, gue harus bisa bikin Resal cinta sama gue! "

Jia keluar dari kamarnya bermaksud untuk menemui Resal,kebetulan sekali Resal juga keluar dari kamarnya,Resal terlihat buru buru"mau kemana?"tanya Jia lembut.

"Mau cari makan diluar,mau nitip apa?lo jaga rumah!"

Jia mengeleng tiba tiba ia tak nafsu makan"Gue nggak laper"
Resal menatap Jia sekilas lalu pergi begitu saja tnpa sepatah kata.Jia berjalan menuruni anakan tangga dengan lesu,hingga tersirat didalam fikiranya untuk pergi kerumah tante Dessy ia ingin melepas semua beban yang ada
di benaknya,Jia kembali maniki anak tangga memngambil jaket dan juga memganti pakaianya.

Jia memutuskan untuk naik akutan umum saja.Setelah siap Jia mengunci pintu,Resal dan Jia memiliki kunci masing masing satu.Jadi tak perlu khawatir jika pulang terlambat,lagi pula Resal juga takan peduli kemana pun ia pergi,walaupun tak pulang sekalipun.

Jia berjalan dengan tatapan kosong melewati komplek perumahnya,dan akhirnya ia sampai di sebuah halte,tak jauh dari pos sapam perumahanya.

"Neng mau kemana?"tanya sapam tersebut ramah

Jia tersenyum"mau kerumah tante saya pa"

"naik anggkot?"

"iya"

"disini kagak ada anggkot neng jarang jarang di sini mah"

"terus buat apa ada halte kalo angkot jarng lewat pa?"Jia bertanya penuh heran.

"Dua tahun saya kerja,dan sampai sekarang belum dapetin jawabnya neng"

Jia menepuk jidatnya sambil tertawa"terus yang sering ada angkot dimana pa?"

"neng lurus aja,agak jauh sih neng,tapi tetep lurus ya neng jangan belok belok,walaupun jauh tetep lurus aja,nanti kalo ada halte baru setop"jelas pak Satpam yang kira kira sudah berumur 50 tahun,terlihat dari kerut wajahnya yang sudah mulai membanyak.

Jia bingung dengan penjelasan bapak itu,terbelit belit sulit dipahami,namun Jia menganguk saja"oke oke pa makasih saya pergi dulu yah pa"ucap Jia lalu pergi

"Sama sama neng,lurus aja yah neng"teriak satpam tersebut dengan keras padahal jarak mereka masih terbilang dekat.

Jia mengeleng sambil tertawa pelan,Jia berlari kecil untuk mempercepat langkahnya karna hari sudah mulai panas,padahal sudah jam 4 sore.

Setelah lama berlari Jia akhirnya kelelahan,halte yang ditunjukan bapak tadi juga belum kelihatan padahal ia sudah berlari cukup jauh,Jia mengatur nafas lalu kembali berlari.

"Akhirnya nyampe juga"ucap Jia bermonolog sambil mengibas ngibaskan tanganya,Jia duduk di halte tersebut namun belum ada juga angkutan umum yang lewat.

Seorang pria dengan motor besarnya stop tepat dihadapan Jia,Jia tak dapat melihat wajahnya karna ia mengunakan helm tertutup"Ji ngapain sendirian disini?"ucapnya sembari melepas helm.

" Eh alam,gue mau kerumah tante Dessy"

"Terus ngapain nunggu disini,Resal mana?"

"Resal lagi keluar jadi terpaksa naik anggkot"Jia terpaksa berbohong.

"ohh,yaudah sini gue anterin"

"gausah deh nanti ngerepotin"

"nggakpapa ko"

"bener nggak papa?"

"iya Jia"ucap Alam lembut.

"coba aja Resal kaya Alam"ucap Jia dalam hati

Jia menaiki motor Alam,motor dipacu dengan keceptan sedang,menembus padatnya kota.

●●●●

"Sal,ayuk pulang"ucap Laura manja.

"oke oke"

Resal berjalan menuju mobilnya yang terpakir di sebuah kafe mewah,matanya menatap kosoh kearah jalan,pikirnya tiba tiba terarah kepada Jia"Gue beliin Jia apayah kasian juga nggak makan dari tadi pagi"

matanya tak senghaja menangkap Jia yang sedang menaiki motor bersama seorang pria,dan Resal tau itu motor Alam"oh pantesan nggak mau nitip apa apa jadi itu alasanaya,dasar cewe munafik!"

●●●○○

segitu dulu yah

bayy

maap kalo rada pendek sama nggak nyambung karna author lagi nggak sehat:((

btw ada yang

penasaran cast Resal sama Jia nggak?

oke dipart selanjutnya bakalan author kasih tau:)

jangan lupa tinggalkan Jejak

see u love you

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

love under the sunsetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang