Pertemuan

20 4 8
                                    

"Jia"pangil Evi sambil mengetuk pintu kamar anakny yang tertutup rapat.

"iya bun"

"boleh bunda masuk?"

"bentar bun"

terdengar derap langkah dari dalam taklama pintu kamar tersebut terbuka lebar"bunda bawa apa?"

Jia menatap kotak berwarna merah marun dengan pita berwarna hitam itu dengan antusias"boleh bunda masuk?"

"oh iya Jia lupa ayuk bun"

Evi membuka kotak tersebut,Jia terbelalak melihat isinya,sebuah gaun berwarna silver dan sepatu yang senada.

"Wah cantik banget bunda baru beli yah"

"ini buat kamu pake nanti malam di  acara makan malam sama keluarganya Resal"

"Hah?!"Jia kaget mendengar kalimat yang baru diucapkan sang bunda.

"Iya malam  nanti pernikahan kalian bakaln di tentuin kapan,Jia tau nggak gaun ini adalah gaun hadiah dari oma saat malam pertunangan bunda sama ayah"

Jia tersenyum lirih,hatinya ingin berkata bahwa ia tak siap atas pernikahan ini,tapi ia tak ingin mengecewakan hati sang bunda dan juga keluarga Resal.

"Iya bun makasih yah"

"Iya sayang"

○●○●○●○●○●●○●○●○●○●●●○○●○●○●○●○●○●○●○

Setelah makan malam,semua keluarga berkumpul di ruang tamu hanya Jia yang tak ikut makan malam.

Resal sudah siap dengan jas abu abunya,sebenarnya ia risih dengan hal ini tapi  ancaman ayahnya sebelum pergi cukup untuk menciutkan nyalinya."Sal awas aja kamu macem macem satu kesalahan bakalan bikin kamu naik anggkot selama satu minggu"

"Aku penasar loh Vi sama anakmu apa cantik kaya kamu"ucap Dewi antusias.

"Biasa aja mah"ucap Resal datar.

"Resal!!!"tegur sang ayah pelan yang kebetulan duduk disampingnya.

"Maaf yah jeng"

"ah nggak papa ko, bentar yah mba aku pangilin Jianya dulu dari pada penasaran mulu"

"Iya jeng"

"Jia kamu udah siap?cepetan sayang"teriak Evi saat berasa di depan kamar Jia.

"Iya bun"Jia keluar dari kamarnya dengan mengenakan  gaun yang tadi siang diberikan samg bunda tadi siang.Risan wajah sederhana dibalurkan kewajahnya yang memang sudah cantik.

"ayo Ji kita turun"

Jia turun bersama Evi dengan raut wajah yang sendu.
Seluruh mata menatap Jia tak percaya,terkecuali Resal yang sibuk dengan  game onlinenya.

"Wah cantik banget calon menantuku ku"Teriak Dewi memecahkan keheningan

Resal memutar bola matanya malas"Mah duduk mah"

"Apaan sih Sal minggir deh mamah mau duduk sampig Jiara"

"Iya mah Resal minggir nih"ucapnya pasrah.

Jia tersipu mendengar pujian yang dilontarkan Dewi.
Lalu Jia duduk disebelah Dewi

"Nah karna sudah berkumpul kita semua akan merencanakan hari pernikahan kalian kapan"ucap Bayu_ayah Jia.

"Sebaiknya kita tanya dulu kepada Jia dan Resal"ucap Doni_ayah Resal.

"Jia apa kamu setuju dengan perjodohan ini"tanya sang aayah

Jia diam membisu tak menjawab"Jia kamu setuju?"tanya Sang bunda mengulang.
Jia menghela nafas berat"Iya bun Jia setuju"

Senyum merekah di kedua pihak keluarga terkecuali Resal yang terlihat acuh.

"Resal kamu setuju?"tanya Doni.

"Gak pah"

"Resal!! apa maksudmu"tegur Sang ayah keras

"Resal nggak mungkin bisa nolak pah,lain kali dengerin Resal ngomong sampe selesai,jangan main motong aja"

"Sudah sudah,karna keduanya sudah setuju dua hari lagi acara akan dilaksanakan"ucap Dewi.

"Hah?!"ucap Resal dan Jia bersamaan.

"Nggak kecepetan tuh mah?lagi pula itukan selasa Resal sekolah"

Jia menganguk mengiakan ucapan Resal.
"Semua udah mama atur dari 5 hari yang lalu rumah udah,dan yang lain lain perlengkapan acara juga udah,sampe pembantu buat rumah kamu nanti juga udah mamah siapin"

Resal dan Jia melengo mendengar ucapan Dewi.

"Sekolah Resal gimana mah?"

"Itu sekolah kan ketua yayasanya mamah yah semua bakalan aman lah"

"Resal nggak mau ada pembantu mah!"

"Loh kenapa?"

"Resal nggak mau,Resal udah sepakat sama Jia,iyakan Ji"ucap Resal sambil melotot kearah Jia memberikan isyarat.

"Iyy--aaa tan"

●○●●○●●●●●●●

Segitu dulu yah gaiss see u ditunggu okeee😙😙

love under the sunsetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang