Konflik Rumah Tangga

420 36 9
                                    

  "Presiden, Mrs. Cho. Terima kasih karena sudah datang." ucap direktur perpustakaan itu.

  Yuri dan Kyuhyun tersenyum dan menjabat tangan pria itu. "Mohon maaf karena keterlambatan kami, Mr. Lee. Saya menyesal karena keterlambatan ini disebabkan oleh saya tadi pagi." ujar Yuri tidak enak hati. Ia tak berani menatap Kyuhyun karena perdebatan di dalam mobil dan saat sarapan tadi pagi.

  "Tidak apa-apa, Mrs. Cho. Tolong jangan terlalu dipikirkan. Pagi-pagi memang selalu membuat semua orang padat, apalagi dengan usia anak bungsu anda yang masih kecil." ucap Mr. Lee memaklumi. Kyuhyun lalu berbincang dengan Mr. Lee  dengan serius ketika di tengah-tengah pembicaraan mereka, Yuri izin ke kamar kecil.

  Lima belas menit berlalu dan Yuri keluar dari kamar kecil, menghampiri sekretarisnya, Hyerin dengan wajah pucat. "Hyerin, perutku terasa tidak enak sejak mengonsumsi kimchi di acara amal kemarin. Badanku meriang. Tolong antarkan aku pulang." bisik Yuri. Hyerin tentu saja mengangguk dan mengabari Seohyun, sekretaris Kyuhyun, lewat pesan bahwa Yuri benar-benar merasa tidak sehat.

  Hyerin dan Yuri lalu segera meninggalkan acara tersebut dengan mobil dan kembali ke kediaman sedangkan Kyuhyun dan Seohyun masih di perpustakaan itu. Seohyun langsung mengabari sang presiden bahwa Yuri, sang istri, merasa tidak sehat dan memutuskan untuk pulang. Hal ini memang jarang terjadi, mengingat sesakit apapun Yuri, wanita itu biasanya akan berusaha mati-matian menahan namun jika sudah seperti ini, maka Yuri sudah tidak kuat.

  Setelah dibantu berbaring di kasur oleh Bibi Yeon dan Hyerin, Yuri bertanya, "Apakah aku memiliki jadwal lagi untuk seminggu ke depan? Kalau ada, tolong batalkan. Aku rasa ini tidak akan pulih dalam waktu yang singkat.". Hyerin menggelengkan kepalanya. "Anda hanya memiliki jadwal dengan Presiden pukul dua belas siang untuk acara amal dan pembagian makan siang empat hari lagi, Mrs. Cho." jawab Hyerin.

  "Aku akan datang ke acara itu. Jika ada lagi sebelumnya, batalkan atau undur." perintah Yuri sebelum memejamkan matanya setelah meminum obat untuk mengatasi keracunan makanan. Sedangkan itu, Kyuhyun bertanya kepada sang sekretaris apa yang dialami Yuri hingga ia harus pulang terlebih dahulu. "Seo biseo, ada apa dengan Yuri?" tanya Kyuhyun cepat di dalam mobil. 

  Seohyun tersenyum tipis. "Mrs. Cho mengalami keracunan makanan akibat mengonsumsi kimchi yang sepertinya tidak higienis di acara amal kemarin yang belokasi di Jeolla, Presiden Cho. Beliau mengeluhkan beberapa gangguan dalam perutnya." jawab Seohyun, menjelaskan sedikit. 

  Kyuhyun tak menunjukkan ekspresi apapun untuk menanggapi jawaba dan penjelasan Seohyun. Ia hanya menganggukkan kepalanya paham dan sibuk dengan dokumen yang kini berada di tangannya.

###

  Malam harinya, Kyuhyun tak kembali karena ia harus pergi ke Jepang untuk tiga hari. Yuri memang tidak ditugaskan untuk menemani Kyuhyun karena semuanya mengenai rapat penting dan Yuri tidak ada hubungannya dengan semua itu, sehingga ia bisa beritsirahat di rumah untuk memulihkan kondisinya.

  "Mrs. Cho, ibu anda menjemput Anastasia. Beliau ingin Anastasia menginap di rumah kakek dan neneknya selama seminggu." kata Hyerin pelan, takut mengganggu istirahat Yuri. Wanita itu mengangguk. "Tolong kabari presiden mengenai Anastasia menginap di rumah ibuku." pinta Yuri dengan suara yang lemah.

  Hyerin lagi-lagi mengangguk dan mematuhi semua yang diperintahkan Yuri kepadanya. Ia segera membantu Anastasia membereskan pakaiannya dan mengantarkannya kepada ibu Yuri yang sudah menunggu di depan rumah dengan sebuah mobil hitam. Maka, rumah menjadi semakin sepi karena hanya tersisa dirinya dan Bibi Yeon yang pulang setiap pukul tujuh malam.

  Kyuhyun, di negara seberang, menerima kabar bahwa Anastasia menginap bersama orang tua Yuri selama seminggu dan tidak melayangkan protes sama sekali. Orang tua Yuri memang jarang sekali bertemu cucu mereka dan bahkan mungkini ini pertama kalinya dalam tahun ini. Itu sebabnya, Kyuhyun membiarkan Anastasia bermain dan tinggal dengan mertuanya, agar mereka pun juga semakin dekat antara satu dan lainnya.

  Ponsel Yuri, yang berusaha Kyuhyun hubungi, tak berhasil tersambung. Bahkan tidak aktif. Kyuhyun menduga baterai ponsel Yuri sudah benar-benar habis dan belum dicharge, namun dari hari ke hari, ponsel itu benar-benar tidak aktif. Sekretarisnya, Hyerin, bahkan mengaku kepada Kyuhyun bahwa ia sedikit kesulitan menghubungi wanita itu.

  Di hari ketiga, hari kepulangan Kyuhyun, ponsel Yuri baru bisa dihubungi. Semua ini dikarenakan Yuri menahan sakitnya selama dua hari belakangan dan bahkan tidak menyentuh ponselnya sama sekali, sehingga ia tidak ingat harus mengisi daya baterai ponselnya. Barulah ketika di hari ketiga, Yuri terlihat sangat bahagia dan bahkan menyiapkan sebuah hadiah untuk Kyuhyun.

  Ia pun berusaha menghubungi Kyuhyun langsung dengan baru mengisi daya ponselnya setelah tiga hari lamanya. 

  "Kyuhyun, kau pulang hari ini, kan?"

  "Ponselmu sudah aktif?"

  "Aku lupa mengisi daya ponselku. Mianhae. Karena sakit aku sampai lupa menyentuh ponselku sendiri. Aku ingin memberimu hadiah spesial."

  "Aku juga punya hadiah untukmu."

  Pembicaraan di telepon itu memiliki arti yang berbeda. Yuri sudah siap menyambut kedatangan sang suami sedangkan Kyuhyun benar-benar terbakar api cemburu dan emosi karena Yuri sulit dihubungi dan bahkan ponselnya tidak aktif selama dua hari belakangan, membuatnya cemas dan benar-benar takut kehilangan Yuri.

  Setibanya Kyuhyun di kediaman tersebut, ia memasang wajah datar yang menyeramkan. "Aku akan memberi hadiahku terlebih dahulu kepadamu." kata Kyuhyun dingin dan kaku. Senyum di wajah Yuri masih tersungging lebar sebelum Kyuhyun menariknya ke kamar tidur mereka lalu menampar pipi Yuri sekeras mungkin. 

  "Kau ini istri macam apa, Kwon Yuri? Suamimu pergi ke luar negeri dan ponselmu tidak aktif sama sekali selama tiga hari! Bahkan sekretarismu mengeluh kepadaku bhawa kau sulit dihubungi. Jangan membuat semua orang panik! Kau berselingkuh dengan siapa hingga harus menghilangkan jejak?" maki Kyuhyun emosi.

  Yuri bergetar. Belum pernah seumur hidupnya ia mengalami kekerasan seperti ini, apalagi dari seorang Cho Kyuhyun. Rasa sakit menjalar dari pipinya, membuat air mata Yuri menetes. "Bagaimana bisa kau menuduhku  berselingkuh ketika aku di rumah menahan sakit?! Menyiapkan hadiah untuk kepulanganmu!" balas Yuri sengit.

  Kyuhyun terlihat tidak peduli dengan apa yang diucapkan Yuri. Ia meraih ponsel Yuri dan memeriksanya menyeluruh. "Kyuhyun! Apa yang kau lakukan? Aku sama sekali tidak berselingkuh. Percayalah kepadaku. Jangan emosi terlebih dahulu!" teriak Yuri putus asa karena ia merasa diabaikan.

  Pria itu melempar ponsel Yuri ke tembok hingga hancur sebelum mendorong Yuri dengan kasar ke sofa. "Kyuhyun.. sakit..." rintih Yuri.

  "Sekali-sekali kau perlu diberi hukuman seperti ini agar tidak seenaknya saja, Yuri!" bentak Kyuhyun lalu melempar kotak di atas kasur ke arah Yuri, kado yang akan diberikan Yuri kepada sang suami. Setelah Kyuhyun meninggalkan ruangan itu, Yuri terdiam menangis di sofa.

 to be continued.

First LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang