#06

52 9 2
                                    

Sore ini Icha pergi ke alfamart untuk membeli sesuatu,setelah selesai membeli icha pulang akan tetapi saat icha keluar dari alfamart hujan turun sangat deras,terpaksa Icha harus menunggu sampai hujannya reda.

Drrrttt..drrrttt..

Bang Alvan: dek bang Alvan sama bang Alvin pulanggnya agak malam kalo Icha udah ngantuk tidur aja yah ga usah nungguin abang.

Oke bang.

Hari mulai malam tapi hujan tak kunjung reda,tidak ada taksi atau angkot yang lewat.

"Hujannya ko ngga berhenti-berhenti sih, gimana mau pulang coba masa iya sih gue harus tidur disini kan ga lucu,"gerutu icha.

Setelah beberapa lama akhirnya hujan reda dan Icha pun pulang,karna tidak ada kendaraan yang lewat Icha terpaksa harus jalan kaki. Saat berjalan Icha merasa ada yang mengikutinya. Karna merasa ada yang mengikutinya Icha berjalan dengan cepat.

Bruggh...
Icha terjatuh karena menginjak batu besar.

"Aduh sakit,"rintih icha sambil memegangi kakinya.

"Neng cantik sini abang bantuin,"ucap laki-laki bertubuh tinggi besar dan berpenampilan seperti preman.

"Siapa kamu, jangan mendekat,"ucap Icha sambil mencoba untuk berdiri tapi tidak bisa.

Laki-laki itu semakin mendekat ke arah Icha, Icha sangat ketakutan tidak ada satu orang pun yang lewat, jalanan itu sangat sepi.
Laki-laki itu sekarang jaraknya hanya beberapa senti dengan Icha. Icha semakin ketakutan dia ingin berlari akan tetapi kakinya enggan untuk berlari. Laki-laki itu memegang tangan Icha.

"Lepasin gue, gue mau pulang,"bentak Icha.

" Abang akan lepasin eneng, setelah eneng nemenin abang."

"Laki-laki brengsek lepasin gue, tolongg....tolong..."teriak icha.

"Teriak sesuka hati eneng, ga bakal ada  yang denger neng."

Icha semakin ketakutan, ia tidak tau lagi harus bagaimana, perlahan icha meneteskan air matanya karna ketakutan. Tiba-tiba....

Bugh..
Seseorang memukul preman itu dari belakang.

"Eh bocah, mau jadi pahlawan lo,"ucap preman itu.

Bugg..
Satu pukulan mendarat di pipi Vigo.

"Cuma segitu pukulan lo,"ucap Vigo.

Bugg..
Satu pukulan ndarat di hudung mancung Vigo, yang membuat hidungnya berdarah.

"Udah segitu, doang,"ucap Vigo sambil tersenyum sinis.

Bugg..bugg..
Serangan dan pukulan bertubi-tubi  yang dilakukan Vigo pada preman itu dan untuk yng terakhir kali Vigo menendang anunya preman itu,merasa ketakutan preman itu lari terbirit-birit.

Vigo menghampiri Icha yang masih,duduk sambil menangis.

"Cha lo gak papa kan,"ucap Vigo.

"Udah lo gak usah nangis lagi premannya udah pergi ko,"ucap Vigo.

Icha masih terus menangis,dan tidak berbicara sepatah kata pun.

Bat GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang