7.ga kenal

47 12 4
                                    


HAPPY READING
💙💙

...
Setelah menunggu beberapa menit didepan gerbang dengan muka mengharapkan itu,pria yg diharapkan tidak kunjung datang menghampiri nya.

Dengan wajah badmood dan sedikit mendecak sebal ia terpaksa harus menunggu angkot,entah harus berapa jam ia menunggu lagi,karna sedari tadi sudah 5 angkot yang ia abaikan karena menunggu kodok Empang itu,tapi ternyata hasil nya nihil.

Pria itu malah tidak datang,dan terpaksa Fania harus pulang dengan angkot yg tak tau sampai kapan ia menunggu lagi.

Kalian tau kan,menunggu itu ga enak sumpah.

***

Sambil menunggu,dan terus menunggu akhirnya angkot yg ia harap²kan datang juga didepan nya sekarang.

Mungkin sekitar menghabiskan waktu 15-20 menit untuk menunggu angkot ini,hemm cukup lama,untuk saja fania tidak membusuk disana..

Didalam angkot ia hanya memandangi jalan arah rumah nya,terkadang ia menengok kebelakang hanya untuk melihat suasana langit yang berubah seketika yg tadinya panas menjadi lebih teduh,karena waktu juga sudah sore.

Tak sadar,angkot merah itu pun sudah berhenti tepat di depan rumah 3 lantai yg sangat anggun itu.

dengan cepat² fania membayar ongkosnya dan meninggalkan angkot itu,karena sepertinya kota Jakarta akan diguyur hujan lagi.

Setelah memasuki rumahnya,
Ia hanya melihat bi Wati yang sedang menyapu lantai ruang tamunya,dia tak melihat bundanya yang biasanya menonton TV di samping ruang tamu.

Dengan berjalan mendekati bi Wati,dan bertanya"bi,bunda mana?"

"Arisan non"

"Oh"

fania pun segera masuk kamarnya yang berada di lantai 2

***

Ceklekk

Dengan berjalan santai ia melemparkan tas nya ke bangku meja belajar,dan tas itu mendarat dengan baik.

Dia langsung membanting kan badanya di atas kasur empuk itu,dan segera meraih handphone nya yg ada di bupet kecil milik fania,iyalah orang kamar dia.

Tujuan pertama dia membuka hp nya adalah,untuk menghubungi dava.
Tapi,malu  yg menghancurkan rencana nya itu.

Ia kembali menaruh hp itu disebelahnya
Dan seketika ia melirik handphone nya,dan mengalihkan pandangan nya lagi,dan meliriknya lagi.

Dan dia memutuskan untuk menelpon dava,ketika sudah menemukan nama dava di kontak nya,rasa malu nya kembali muncul
Rasanya berat sekali untuk menelpon kodok Empang itu.

Dengan memaksakan diri dia dan akhirnya dia memberanikan untuk menelpon dava,

Terdengar suara sambungan dari handphone nya,berarti hp dava aktif,

Gelisah menyelimuti nya saat ini,dia menggigit² tangan nya,dengan muka panik yg menggemaskan itu.

"Halo"

Terdengar suara sahutan dari lawan bicaranya.

Seketika matanya melotot tak tahu harus menjawab apa,seperti tidak ada pikiran saat ini,semuanya bleng,bibirnya juga tak mampu mengeluarkan kata².

"Halo?" Tanya lawan bicaranya itu lagi

"H--h-ha-halo" sahutnya dengan terbata²

"Kenapa?"

DAVA✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang