Setelah acara itu, kami berhubungan lebih intens dari sebelumnya, kami lebih sering chat berdua daripada chat di grup. Jaka meyakinkan aku, kalau hanya aku yang ada di dalam hatinya. "Dis, apapun yang terjadi, aku akan mempertahankanmu aku akan memperjuangkanmu hingga nanti kamu jadi Nyonya Jaka". Mendengar itu aku semakin yakin kepada Jaka. Dan saat pulkam aku mulai bercerita tentang Jaka kepada orang tuaku, tapi tidak tentang Jaka sudah beristri.
Tapi orang tuaku tidak begitu mendukung hubunganku dengan Jaka, mereka sudah memilihkan jodoh untukku yang sama-sama orang Jawa Timur. Tapi aku tidak setuju dengan keputusan orang tuaku, aku tetap berhubungan dengan Jaka.4 tahun sudah hubunganku dengan Jaka, selama itu hubungan kami baik-baik saja, orang tuaku dan istrinya Jaka tidak tahu hubungan kami.
Menurutku ini waktu yang tepat untuk bertanya kepada Jaka tentang kelanjutan hubungan kami, "Ayah (panggilan sayangku ke Jaka)..bagaimana hubungan kita selanjutnya?", tanyaku kepada Jaka dengan setengah serius. "Maksudnya hubungan kita gimana?", Jaka menjawab dengan muka lempengnya. "Hubungan kita, masa gini-gini aja, apa gak terpikir ke jenjang yang lebih serius?" Tanyaku lagi memancingnya "Maksudmu, menikah?", "iyaa..bukankan itu tujuan hubungan kita selama ini?" Itu percakapan kami dalam chat.
Suatu pagi, sekitar jam 05.20, aku kaget tiba-tiba ada telpon masuk dan di sana tertulis Jaka yang menelpon tapi gak biasanya jam segitu Jaka menelpon. Karena kesepakatan kami, jam nelpon saat jam kerja saja, dan aku pun sudah hapal jam kerja Jaka, dan jam segini Jaka nelpon, "ada apa ya Jaka nelpon jam segini?" Tanyaku dalam benak.
Kuangkat telpon karena takutnya memang penting, daann.."Halo..apa benar ini dengan Gadis?" Dari ujung telpon terdengar suara perempuan yang dari nada suaranya seperti yang sedikit menahan marah, penasaran dan seolah ingin segera mendengar jawaban dariku. "Iya betul, saya Gadis maaf ini siapa ya?" Tanyaku, "saya istrinya Jaka, kamu siapa?" Dia balik nanya, "saya temannya mba, ada apa ya?", "teman? Benar sekedar teman tapi tadi saya baca chatnya panggilannya ayah bunda seperti bukan sekedar teman", "tut...tut..." suara telpon terputus, entah apa yang terjadi.
"Waduh..gawat istri Jaka mulai curiga", gumamku setelah menerima telpon, "bagaimana nasib hubunganku dengan Jaka kalau begini", aku biarkan suasana tenang dulu, mungkin di sana istri Jaka bertanya tentang aku ke Jaka. "Nanti deh agak siangan aku telpon Jaka, saat Jaka udah di kantor".
Jam menunjukkan pukul 12.05, "ini jam istirahat Jaka, aku coba telpon deh..", "iya Bun (panggilan sayang Jaka untukku)..ada apa?", "soal tadi pagi", aku diam sejenak, "ooh soal itu, udah aku jelasin ke Viona (istri Jaka), kalau chat kita yang dia baca hanya sekedar iseng gak serius", "dia percaya" tanyaku, "awalnya dia gak percaya, tapi tadi aku pura-pura minta maaf sambil nangis biar dia percaya dan janji gak akan ngulangin lagi iseng-iseng kayak gitu, akhirnya dia memaafkan aku, dan dia mulai percaya lagi", "terus hubungan kita gimana?", "terus berlanjut lah, toh Viona udah percaya aku lagi, cuma untuk beberapa hari kita berhenti komunikasi dulu ya, biar Viona yakin aku benar-benar insyaf", "ok..tapi benar kan hubungan kita tetap lanjut?" Tanyaku cemas, "iyaa..sampai kapanpun kamu tetap nomor satu di hatiku".
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Malang
Teen FictionKeesokan harinya, aku baru tersadar kalau keperawananku telah terenggut, aku sama sekali tidak menyesal karena aku berpikir ini bisa jadi senjataku untuk meminta Jaka menikahiku. Cerita ini hanya fiktif belaka murni imajinasi disela-sela bikin cemil...