Acara Jakarta

13.6K 126 0
                                    

Hari ini, hari yang aku tunggu telah tiba. Walau dari Jawa Timur aku berangkat sendiri, tapi aku sangat bersemangat pergi ke Jakarta. Dalam benakku saat itu yang terpikir, pengen cepet-cepet ketemu Jaka, penasaran pengen ketemu aslinya, selama ini hanya ketemu lewat online saja.

Tiba di Jakarta, dari stasiun aku langsung menuju tempat acara. Dengan perasaan yang campur aduk aku memasuki ruangan dan mulai mencari teman yang biasa ngobrol di chat grup. Saat masuk aku disambut oleh kak Ita, "Gadis ya?" Kak Ita menyapaku, "iya kak", "mana Aulia?", "dia gak ikut kak, ada acara di rumahnya", "oh..ayo masuk, cari tempat duduk anggap aja rumah sendiri", "iya kak, oh iya kak..kalau Jaka udah ke sini belum?", "ooh Jaka ya, tuh ada di ruang sebelah" jawab kak Ita

Saat itu, tiba-tiba jantungku berdebar kencang, ini pertama kalinya aku ketemu Jaka. Namun pikirku, "kenapa Jaka gak menyambutku di depan ya?", "ya udahlah, mungkin dia lagi kangen-kangenan sama teman yang lain".

Aku beranjak dari tempat duduk, dan mencoba mencari Jaka di ruangan sebelah, di sana ada beberapa orang laki-laki dan ya diantaranya ada Jaka di sana. Tapi..ada perempuan dan seorang anak di sampingnya, dalam benakku, "mungkin dia anggota grup yang belum aku kenal".

Dari belakang tiba-tiba kak Ita berbisik, "itu yang disamping Jaka, itu istri dan anaknya Jaka". Saat itu aku kaget, jantung berdebar kencang darah serasa mengalir ke otak muka serasa panas mengetahui kalau Jaka sudah berkeluarga, karena selama ini kami berhubungan di dunia maya Jaka tidak pernah menceritakan kalau dia sudah punya istri.

Saat aku melihat ke arah Jaka, Jaka pun mulai melihat keberadaanku, dia memberi isyarat agar aku bersikap biasa saja di depan istrinya layaknya teman-teman yang lain yang tidak mempunyai hubungan spesial. Akupun menghampiri meja di mana Jaka dan istrinya duduk, aku berusaha bersikap biasa saja padahal dalam hati ingin sekali melepas kangen dengan Jaka, tapi biarlah kutahan rasa itu demi hubungan kami tetap berlanjut.

Aku bersalaman dengan Jaka juga istrinya, dan menyapa anaknya pura-pura tidak ada apa-apa diantara aku dan Jaka.

Hari semakin malam, acara mulai mendekati puncaknya. Saat itu Jaka menyarankan istri dan anaknya untuk segera pulang karena hari sudah mulai larut, "Momi sama ade Papi antar pulang yaa..ini sudah malam gak baik udaranya buat ade", "tapi Pi acaranya kan belum selesai, momi masih pengen di sini, pulangnya nanti bareng papi", "jangan, kasian ade mi", "baiklah kalau begitu". Diantarlah istri dan anaknya pulang, sambil berlalu Jaka memberi isyarat kepadaku agar aku tetap menunggu.

Dua jam kemudian Jaka kembali, saat itu aku langsung menghampiri Jaka, "Jaka kenapa kamu sembunyiin ini semua dari aku, aku kira kamu belum berkeluarga", "tenanglah dulu.." Jaka menenangkanku, "yang penting hubungan kita tetap bisa berjalan", "tapi tadinya aku sempat berharap kamu adalah calon imamku kelak, kalau kenyataannya kayak gini, gimana?", "kita tetap jalani hubungan ini tanpa sepengetahuan istriku, ok". Di situ aku sempat berpikir merenung beberapa saat, "tapii..", "sudahlah, bukankan yang penting rasa sayang aku tetap penuh untukmu" begitu jawab Jaka sambil mengusap kepalaku. Saat itu aku sepakat untuk tetap menjalani hubungan dengannya.

Saat jam menunjukkan jam 12 malam, sampailah di acara puncak acara game, jenis permainannya dansa di atas kertas, aku dan Jaka ikut serta dalam permainan itu. Aturan permainannya, setelah musik berhenti kertas dilipat semakin kecil, dan saat kertas lipatan terakhir yang hanya muat untuk satu kaki, Jaka pun memutuskan untuk menggendongku. Saat itu perasaanku senang sekali ada dalam gendongan dia. Musik tetap berjalan dan yang tersisa tinggal dua pasangan, pasangan aku dan Jaka juga pasangan kak Ita dan suaminya. Saat aku dalam gendongannya, kami saling menatap yang membuat perasaan cinta diantara kami semakin dalam semakin erat. "Sekarang aku gak peduli, Jaka sudah beristri, dengan ini membuktikan Jaka memang benar-benar mencintaiku".

Saat kami terlarut saling memandang, "guprak.." suara kak Ita terjatuh, dan itu membuat kami jadi pemenangnya. Sebagai pemenang kami dihadiahi sepasang baju yang bertuliskan I love You dengan gambar hati.

Sejak malam itu, kami mengikrarkan bahwa kami tidak akan pernah terpisah apapun yang terjadi. Semua anggota grup tahu hubungan kami berdua, namun Jaka meminta kepada mereka untuk tetap merahasiakan ini dari istrinya.

Gadis MalangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang